Jakarta, CNN Indonesia -- Di antara jenis keju, camembert dapat dikatakan unik dan punya keistimewaan tersendiri. Jenis keju natural (fresh cheese) ini memiliki lapisan putih, mirip serat-serat putih di permukaan tempe.
Lapisan putih di bagian luar ini merupakan hasil pertumbuhan jamur Penicillium Candidum yang menjadi ciri khas keju camembert. Jamur inilah, seperti halnya pada tempe, yang memberikan cita rasa khas tersendiri.
Untuk dapat menikmatinya, jenis keju camembert ini bisa dinikmati begitu saja dengan roti ataupun salad. Namun, jika memiliki waktu lebih dan ingin menikmati cita rasa agak berbeda, boleh dipanggang atau digoreng.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ungkapan itu disampaikan dengan lugas Chef Arimbi Nimpuno, dalam acara bincang-bincang seputar keju natural dan olahan, yang digelar di Arimbi's Kitchen, Jakarta Selatan pada Jumat (3/3).
"Tentunya akan menjadi lezat jika ditambahkan beberapa bahan masak," ujarnya lagi menambahkan.
Keju camembert, kata Arimbi adalah produk yang hidup dan aman dikonsumsi.
"Keju dengan cita rasa asin baiknya dipadukan dengan bahan kuliner dengan rasa manis. Namun, karena warga Indonesia adalah penggemar kuliner pedas, perpaduan keju dan cabai juga layak dicoba," ujarnya.
Menikmati keju camembert juga mesti mengetahui jenisnya dengan baik. Sebab, keju camembert termasuk jenis keju yang lama-kelamaan meleleh jika diletakkan di tempat dengan suhu ruangan.
Jadi, saran Arimbi, baiknya keju camembert dikeluarkan dari lemari es ketika akan diolah saja. "Ini untuk menghindari bentuk olahan yang berantakan. Tapi bila keju nantinya akan dipanggang, hal ini tidak jadi soal," ungkapnya.
Sementara, jika ingin menikmatinya tanpa diproses, tunggu 30 menit terlebih dahulu.
Sebenarnya tidak ada patokan khusus olahan apa yang ideal menggunakan keju camembert. Menurut Arimbi, rasa keju camembert sendiri tidak begitu kuat dan lebih mirip keju mozarela.
"Keju ini bisa disantap bersama lasagna, roti sandwich, atau kalau makanan Indonesia pakai rendang," imbuhnya.
Selain itu, olahan salad juga bisa menggunakan keju camembert. Namun, yang patut diperhatikan, kata dia, bumbu salad jangan dibuat terlalu asam.
"Bahan-bahannya bisa olive oil, vinegar, cranberry jam, garam, lalu dikocok dan ditambah potongan keju camembert," pungkasnya.
Keju natural vs olahan
Keju camembert menjadi satu dari beberapa jenis keju natural yang ada di pasaran saat ini, selain keju mozarela dan keju ceddar.
Secara umum, keju dapat dibedakan menjadi dua jenis yakni keju natural (fresh cheese), dan keju olahan (processed cheese). Kedua jenis keju ini dapat dibedakan dari proses pengolahannya. Keju natural merupakan susu yang diolah dengan kultur bakteri, enzim serta garam sehingga ia menggumpal dan menjadi padatan keju. Sedangkan keju olahan adalah keju natural yang ditambah dengan bahan lain.
Darmanto Setyawan, Head of Dairy Manufacturing PT Greenfields Indonesia, perusahaan olahan susu mengatakan penambahan bahan lain ini bisa berupa susu bubuk, lemak nabati, garam, pewarna, perisa tertentik, dan emulsifier.
"Semua bahan-bahan tadi dicampur dalam suhu tinggi, sehingga kultur bakteri dan enzim mati. Keju lebih tahan lama," kata Darmanto menjelaskan.
Hal ini juga, lanjut Darmanto, yang membedakan keju olahan dan keju natural. Keju olahan lebih tahan lama daripada keju natural.
Namun, jika ditilik dari nilai gizinya, Wahyu Prihanto, spesialis keju mengatakan keju natural memiliki nilai gizi lebih tinggi daripada keju olahan. Hal ini disebabkan protein susu yang hilang saat proses pembuatan keju olahan.
"Prosesnya saja, keju olahan itu keju yang dimasak lagi, sehingga semua protein susu hilang," kata Wahyu.
Selain itu, lanjut Wahyu, penambahan bahan lain dalam keju olahan bertujuan untuk menutupi kekurangan nutrisi keju. Bahkan, kadang campuran keju natural hanya sekitar 30 persen atau tidak ada sama sekali.
(rah)