Jakarta, CNN Indonesia -- Potensi tahu sebagai makanan sehari-hari seringkali diremehkan. Padahal jika makanan sederhana ini diolah dengan berbagai bumbu dan kreativitas, tahu bisa menjadi olahan yang lebih spesial. Selain spesial, makanan ini juga bisa mendatangkan banyak uang.
Salah satu olahan kreatif tahu pong yang populer dan mendatangkan banyak uang.
Jessica Hani Boediardjo adalah salah satu perempuan yang menjawab tantangan bisnis tahu kreatif di masa kini. Dia berkreasi dengan tahu pong asli Semarang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahu pong Semarang yang biasanya disajikan sebagai camilan kini diolah lebih kreatif dengan tambahan berbagai bahan makanan lainnya agar lebih mengenyangkan.
Pada 2014 ia bersama teman dan sepupunya memutuskan untuk menghidupkan tahu pong dengan gaya yang lebih modern. Usahanya ini diberinama Tapong Minis.
Tapong Minis sendiri merupakan kepanjangan dari tahu pong mini.
Kuliner khas Semarang ini disajikan dalam ukuran lebih kecil dan dikemas dalam sebuah kotak makanan yang menarik. Satu kotak tahu pong ini disajikan dengan tambahan telur rebus, acar lobak dan gimbal atau bakwan udang.
Tak cuma dihidangkan begitu saja, seporsi tahu pong ini disajikan dengan tambahan bumbu kecap. Kecap inilah yang menjadi rahasia kenikmatan tahu pong buatan Jessica. Kecap yang dipakainya dibawa khusus dari Semarang. Kecap tersebut dianggap memiliki cita rasa yang manis dan memiliki campuran bumbu lain yang menambah rasa gurih di dalamnya.
Sampai saat ini Tapong Minis bisa diperoleh secara
online. Dia juga sering menjual tahu pongnya lewat bazar kuliner di Jakarta.
Awal mula usahaIde untuk membuat tahu pong mini ini dimulai untuk melanjutkan usaha keluarganya sejak 1958. Usaha tahu pong keluarganya dikenal sebagai tahu pong Gereja Ayam.
Penyebutan tahu pong Gereja Ayam ini disebabkan karena usahanya berlokasi di Gereja Ayam, Pasar Baru, Jakarta Pusat.
Ayah Jessica, Hamdani Boediardjo bercerita, sejak dulu tahu pong dibuat dengan peralatan tradisional.
"Dulu pakai batu buat menggiling. Tahu dibuat di pawon (dapur)," katanya.
Usaha tahu pong Gereja Ayam sempat berhenti pada 2001 karena kakak Hamdani sebagai penerus usaha meninggal dan ia sendiri memiliki usaha lain. Jessica sebagai generasi ketiga usaha tahu pong ini tidak ingin usaha keluarganya berhenti.
"Potensi tahu pong ini luar biasa, sayang kalau tutup. Daripada resep keluarga dijual, lebih baik diturunkan dan dibuat lebih kreatif," ucap Jessica di Jakarta, Selasa (7/3).
Hal ini membuat dia akhirnya menelurkan ide Tapong Minis.
Namun usaha yang sebenarnya sudah berjalan sejak lama ini tak melulu berjalan mulus.
Nama besar tahu pong Gereja Ayam sendiri kadang menjadi tantangan dalam menjalankan usaha Tapong Minis. Jessica memaklumi hal ini karena tahu pong produksi keluarganya memiliki banyak penggemar tidak hanya di Pasar Baru tetapi juga sampai kawasan Panglima Polim dan Bungur.
"Kadang suka dibilang bohong (kalau ini tahu pong Gereja Ayam), terus sampai ditanya kakek saya siapa," ujar Jessica.
Ia sendiri mengatasi keraguan calon konsumen dengan meminta konsumen mencicipi Tapong Minis. Jessica menjamin tidak ada perubahan rasa tahu pong Gereja Ayam yang dulu mereka kenal.
(chs)