Makin Populer, Botox dan Filler Geser Operasi Plastik

Elise Dwi Ratnasari | CNN Indonesia
Sabtu, 18 Mar 2017 08:45 WIB
Terapi anti penuaan tanpa rasa sakit akibat operasi itu makin menanjak popularitasnya dan lebih diminati publik.
Terapi anti penuaan tanpa rasa sakit akibat operasi itu makin menanjak popularitasnya dan diminati publik. (Foto: Thinkstock/Kharichkina)
Jakarta, CNN Indonesia -- Operasi plastik sudah kehilangan pamornya sejak beberapa tahun silam. Kini, tren estetika medis mengarah pada suntikan anti ageing atau anti penuaan. Pasien menginginkan terapi tanpa rasa sakit akibat operasi sekaligus hasil yang langsung bisa terlihat nyata.

Di Indonesia, terapi anti penuaan dilakukan melalui dua cara, yakni neurotoksin dan dermal filler. Menurut Board Certified Dermatologist, Doktor Adri Dwi Prasetyo, suntik Botulinum toxin tipe A atau botox adalah neurotoksin yang paling umum digunakan.

"Botulinum toxin tipe A dianggap salah satu solusi preventif untuk anti penuaan yang paling penting," katanya saat ditemui dalam acara media gathering di Jakarta Selatan pada Jumat (17/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Botox adalah zat protein yang diproduksi bakteri clostridium botulinum. Botox termasuk golongan obat perileks otot atau muscle relaxan. Dalam dunia estetika medis, botox berfungsi untuk mengurangi kerutan di wajah, menaikkan alis, koreksi bentuk rahang dan mengurangi produksi keringat berlebih.

Botox, menurut Doktor Adri, lebih umum digunakan untuk mengatasi kerutan akibat eskpresi wajah misal tersenyum, menyipitkan mata atau mengerutkan kening.

Sementara itu, menurut Trainer of Dermatologic Surgery Doktor David Sudarto Oeiria, ekspresi wajah berulang lama-kelamaan akan menimbulkan kerutan permanen. Dalam keadaan diam atau tidak terjadi kontraksi otot, kerutan permanen tetap terlihat.

"Kerutan sementara akibat ekspresi wajah dan kerutan permanen perlu terapi berbeda," kata pria yang akrab disapa Doktor Darto ini.

Salah satu penggagas Aesthetic Dermatology asal Swiss, Doktor Phillip Levy berkata dermal filler lebih cocok digunakan untuk mengatasi kerutan permanen. Hal ini karena ada kandungan asam hialuronat, kalsium hidroksilapatit dan asam polilaktat.

"Asam hialuronat dengan cepat mengurangi kerutan permanen, kalsium hidroksilapatit sebagai agen pengisi dan perangsang produksi kolagen. Sedangkan asam polilaktat merangsang pertumbuhan kolagen," jelasnya.

Lebih lanjut, Doktor Darto mengatakan meski berbeda, keduanya saling melengkapi. Bila botox digunakan untuk melumpuhkan sebagian otot, filler digunakan untuk mengembalikan atau mengisi bagian otot yang turun.

"Kalau kita jadi tua, itu ibarat anggur yang jadi kismis. Wajah yang keriput seperti kismis ini kita terapi dengan filler," ujarnya. (rah)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER