Jakarta, CNN Indonesia -- Semangat Indonesia Incorporation yang diusung Menpar Arief Yahya kini direspons positif oleh Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dakhiri. Nantinya, akan disiapkan SDM yang terampil di sektor pariwisata, khususnya instruktur bahasa Inggris. Presiden Joko Widodo sendiri telah memastikan bahwa
core economy bangsa ada pariwisata.
"Sejumlah BLK baik di bawah Kemenaker maupun pemerintah daerah, ini kami dorong masuk ke sektor
hospitality, terutama daerah perbatasan atau
crosborder area. Di luar itu, kami juga bantu penyiapan instruktur," ujar Hanif saat ditemui di kompleks Istana Negara, Selasa (18/4/2017).
Contohnya sudah ada di Raja Ampat, Papua Barat. Di sana, Kemenaker telah mengirim instruktur bahasa Inggris untuk melatih masyarakat pemandu wisata. Hal itu disebabkan dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisman di Raja Ampat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di lain sisi, Menaker Hanif juga memuji pengembangan fasilitas pariwisata di pedesaan dengan membangun
homestay. Dengan
homestay, penyerapan tenaga kerja akan lebih terbantu dan perekonomian masyarakat juga bisa meningkat.
"Dari segi tenaga kerja, saya bisa katakan sektor pariwisata cukup kompetitif karena kita di sektor
hospitality itu persiapannya sudah baik dan siap bersaing," tutur Hanif yang meyakini sektor ini bisa men-
drive ekonomi bangsa, menaikkan devisa, mendongkrak PDB, dan mampu meng-
create tenaga kerja.
Agar berjalan sesuai rencana, Menaker Hanif menyarankan pembangunan
homestay di berbagai daerah dilakukan berdasarkan standar tertentu.
"Perlu standar. Misalnya ada
homestay melati,
homestay bintang satu, bintang lima sehingga dari segi servis, fasilitas penginapan, ada standar yang bisa menjadi pilihan wisatawan," jelasnya.
Rupanya Menpar Arief Yahya sependapat dengan usulan Menaker Hanif Dakhiri. Sejak tahun 2016, Kemenpar sudah membuat sayembara desain arsitektural dan masing-masing daerah (10 destinasi prioritas) sudah ketemu bentuk
local wisdom-nya.
"Dari bentuknya pun distandarkan dan harus menggunakan kearifan lokal," jelas Arief Yahya.
Hal yang tidak kalah penting adalah standar layanan. Kemenpar pun menurunkan tim dari Deputi Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata untuk mengajarkan
hospitality. Soal kebersihan, kenyamanan,
breakfast, atraksi masyarakat yang bisa memperkuat destinasi, soal budaya dan tradisi, hingga manajemen promosi via
online.
Secara bertahap,
homestay itu sudah didigitalisasi. Mereka diberikan
template website yang sudah dilengkapi
commerce. Selanjutnya di-
install booking system dan
payment engine.
"Targetnya mereka bisa punya akses ke
global market, ke pasar dunia, dan terbuka untuk
look, book, pay dalam satu platform melalui ITX (Indonesia Tourism Xchange)," jelas Arief Yahya.
Bahkan, Menpar Arief juga meminta tim teknis untuk mengajarkan masyarakat dengan laporan keuangan berstandar akuntansi yang baku. Cukup buat laporan laba rugi,
cashflow, dan neraca agar makin maju dan standar dunia. "Inilah implementasi dari pemerataan di pariwisata," kata Arief Yahya.
(odh/odh)