Jakarta, CNN Indonesia --
Dalam memperingati HUT ke-53, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyelenggarakan Pesona Halo Sultra 2017. Halo Sultra 2017 yang diselenggarakan di Kendari ini digelar dari tanggal 23-27 April 2017. Tahun ini, acara Halo Sultra 2017 dimeriahkan oleh pameran wisata dan produk unggulan yang berada di Tugu Religi dari tanggal 23-27 April 2017.
Lalu ada acara Sultra Tenun Karnaval yang diikuti 2.545 peserta pada 24 April 2017. Beragam kuliner khas Sulawesi Tenggara juga akan dijajakan pada tanggal 27 April 2017 dalam acara Food Festival. Ada juga acara Pemilihan Duta Wisata Sulawesi Tenggara di hari yang sama. Selain itu, ada Pagelaran Seni Etnik dan Budaya Sulawesi Tenggara pada tanggal 23-27 April 2017.
Pada awalnya, acara Halo Sutra ini bernama Kemilau Sulawesi Tenggara. Acara yang diinisasi oleh Gubernur Nur Alam dan pemerintah provinsi, khususnya dinas pariwisata ini bertujuan untuk merayakan momentum hari jadi Provinsi Sulawesi Tenggara setiap tanggal 27 April dengan dikemas dalam sebuah acara pariwisata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kata “Halo” dalam Halo Sultra sendiri diambil dari kata Haluoleo (Raja Konawe), Sultan Murhum di Kerajaan Buton Dan Raja Lakilaponto Dikerajaan Muna.
“Sejak tahun 2009, kami resmi merubah nama
event ini menjadi Halo Sultra. Dinas pariwisata provinsi bersama
stakeholder terkait melakukan evaluasi pelaksanaan
event setiap tahun untuk mengembangkan
event ini sehingga memiliki dampak bagi pengembangan kepariwisataan di daerah,” jelas Nur Alam.
Acara ini turut didukung oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar). “Kami mengapresiasi Pemprov Sultra dan Pemkot Kendari yang konsisten menggelar acara yang ke-10 ini.
Event ini awalnya bernama Kemilau Sulawesi Tenggara dengan kegiatan utama adalah Pertunjukan Karya Budaya Etnik Sulawesi Tenggara,” ujar Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti.
Esthy mengatakan, banyaknya acara yang diselenggarakan di Sultra memberikan dampak perekonomian yang tinggi bagi masyarakat sekitar. Mengutip pernyataan Menteri Pariwisata Arief Yahya, pariwisata memberikan
multiplying effect yang besar hingga 170%.
Oleh karena itu, setiap daerah harus mempersiapkan portofolio, menentukan alokasi sumber daya, hingga mengatur bujet demi menempatkan pariwisata sebagai arah pembangunan daerah dan mewujudkan destinasi kelas dunia.
Banyaknya acara pariwisata juga menyebabkan pendapatan per kapita daerah akan semakin bagus. ”Tahun lalu pariwisata Sultra bertumbuh 19,5%, dikunjungi 22.380 wisatawan yang terdiri dari 15.668 wisnus dan 6.712 wisman,” kata Esthy.