Jakarta, CNN Indonesia -- Dilansir dari AFP, hasil uji laboratorium, dimana tikus tua disuntik protein dari darah tali pusar bayi, menunjukkan hasil yang menarik. Para ilmuwan ini mendapati otak tikus tua ini terjaga tetap sehat.
Sebelumnya senyawa protein ini, TIMP2, ditemukan mempengaruhi pertumbuhan hippocampus, bagian otak yang mampu melakukan navigasi spasial dan memproses ingatan.
TIMP2 ditemukan banyak dalam tali pusar tetapi kadarnya menurun sejalan dengan usia.
Adalah tim peneliti yang dipimpin oleh Tony Wyss-Coray dari Universitas Stanford yang menyuntikan tikus-tikus tua ini dengan TIMP2.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suntikan ini mendorong aktivitas di bagian hippocampus tikus sekaligus kemampuan belajar, daya ingat dan kemampuan beradaptasi dengan informai baru yang semakin membaik.
Hal ini ditunjukan dari kemampuan mereka mencari jalan keluar dari labirin laboratorium.
Menurut penelitian ini yang dipublikasikan di jurnal Nature, TIMP2 atau sel otak dimana protein bereaksi dapat menjadi target berguna untuk obat-obatan yang memerangi penurunan kognitif di antara para lansia.
Pengamat penelitian ini mengomentari jika penemuan ini sangat menarik tetapi banyak hal yang harus diwaspadai.
“Studi ini menunjukkan protein manusia dapat mengembalikan kemampuan kognitif yang semakin menua dalam tikus,” ujar Jennifer Wild, peneliti di psikologi klinis di Universitas Oxford, Inggris.
“Ini tidak berarti protein ini dapat menyembuhkan dementia (pikun) atau kognitif uzur pada manusia,” tambahnya kepada Science Media Centre.
Para ahli alzheimer mengatakan jika kesuksesan tikus percobaan ini memang menyangkut penurunan kognitif pada lansia yang secara alami terjadi. Proses ini sangat berbeda dengan dementia yang disebabkan karena penyakit.
“Walau perawatan yang diuji coba di sini mendorong beberapa aspek belajar dan ingatan pada tikus, kita tidak tahu seberapa dekat penemuan ini jika diterapkan pada manusia,” jelas David Reynolds dari Alzheimer's Research UK.
“Penelitian ini, walau menarik, hanya melihat pada ingatan dan memikirkan perubahan disebabkan karena proses uzur, bukan untuk mereka yang mengalami dementia.”
Penyakit Alzheimer adalah bentuk paling umum dementia yang mempengaruhi 47 miliar orang di seluruh dunia dan hingga sekarang belum ada obat penyembuh dan perawatan paling efektif.
(sys)