Tina Andrean, dari Rancang Baju Pengantin hingga Batik

Gloria Safira Taylor | CNN Indonesia
Jumat, 28 Apr 2017 04:21 WIB
Perancang busana yang kerap membuat baju pengantin itu beralih mengolah batik, karena pengalamannya yang sulit menemukan pakaian yang ia butuhkan.
Perancang busana yang kerap membuat baju pengantin itu beralih mengolah batik, karena pengalamannya yang sulit menemukan pakaian yang ia butuhkan. (Foto: CNN Indonesia/Gloria Safira Taylor)
Jakarta, CNN Indonesia -- Merasa kesal lantaran tidak dapat menemukan kebaya dan busana batik yang sesuai dengan keinginannya, desainer Tina Andrean memutuskan untuk fokus pada pembuatan pakaian berbahan dasar batik.

Kejadian itu bermula jelang perayaan Hari Kartini 2015. Tina yang sudah menjalani karier di dunia mode selama lebih dari tiga dekade itu mengaku, tidak memiliki kebaya yang dapat dia kenakan.

Setelah mencari ke berbagai tempat untuk mendapatkan kebaya dan batik yang diinginkannya, Tina pun memutuskan untuk membuat sendiri koleksi berbahan batik dan kebaya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah saya mencari ke sana-sini, saya merasa kenapa susah sekali mendapatkan kebaya yang saya inginkan. Akhirnya saya merasa tertantang untuk membuat busana, dan bahannya dari batik," ujarnya kepada CNNIndonesia.com saat peluncuran koleksi terbarunya di Hotel Mahakam, Jakarta Selatan, Kamis (27/4).

Merancang busana dari batik menjadi tantangan sendiri bagi perancang kelahiran 1960 ini. Tina mengatakan, pertama kali debutnya dalam bidang fesyen ditampilkan dalam busana pengantin untuk perempuan. Tak sekalipun dirinya tertarik untuk berjibaku dengan bahan batik.

Namun, setelah menjalani dua tahunnya berhadapan dengan batik, Tina justru jatuh cinta. Dia yang baru saja meluncurkan koleksi dalam The Art of Heritage Culture pun merasa puas.

Menurut Tina, seorang fashion desainer layaknya koki dalam restoran. Dia ingin memberikan cita rasa terbaiknya dan menjadi ciri khas yang dikenal oleh masyarakat.

"Saya itu membayangkan diri saya sebagai koki di sebuah restoran yang ingin terus membuat masakan yang nikmat dan memiliki cita rasa khas bagi para pecintanya," ucapnya.

Dirinya pun akan merasa berhasil dalam dunia fesyen jika seseorang mau mengenakan koleksinya lebih dari sekali.

"Daya pakai, itu yang ukuran keberhasilan. Jika seseorang hanya mengenakan baju ciptaan saya sekali tandanya saya belum berhasil. Tapi, jika mengenakan lebih dari sekali bahkan ratusan kali berarti saya berhasil," ujarnya. (rah)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER