Indonesia Bakal Bangun 20 Ribu Homestay dengan Kearifan Lokal

Ardita Mustafa | CNN Indonesia
Kamis, 18 Mei 2017 15:43 WIB
Sumber daya manusia dengan standar internasional, salah satunya mampu berbahasa asing, menjadi kunci dari pengembangan homestay.
Desa Wisata Ciburial, Sukalaksana, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut. (CNN Indonesia/Gentur Putro Jati)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pembangunan tempat menginap (homestay) di Desa Wisata menjadi rencana utama Kementerian Pariwisata (Kemenpar) untuk mengembangkan industri pariwisata Indonesia pada tahun ini, seperti yang disampaikan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam acara Rapat Koordinasi Nasional ke-Dua 2017 di Jakarta pada Kamis (18/5).

Pembangunan homestay memang menjadi ‘3 Program Utama’ Kemenpar, selain pemasaran secara digital dan konektivitas penerbangan.

Arief mengatakan, hingga 2019, Indonesia harus memiliki 100 ribu unit homestay, yang diutamakan berada di kawasan ’10 Destinasi Prioritas’ atau ’10 Bali Baru’, yakni di Danau Toba Sumut, Tanjung Kelayang Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu Jakarta, Borobudur Jawa Tengah, Bromo Jawa Timur, Mandalika Lombok, Labuan Bajo NTT, Wakatobi Sultra dan Morotai Maltara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain di sana, pembangunan homestay juga akan dilakukan di Banyuwangi Jatim, Mandeh Sumbar, Bali dan Makassar.

“Tahun ini harus ada 20 ribu homestay. Tahun depan harus ada 30 ribu homestay. Tahun 2019 harus ada 50 ribu homestay. Total ada 100 ribu homestay,” kata Arief.

"Homestay dikelola secara korporasi, bukan cara koperasi. Homestay dijalankan dengan mesin baru, model bisnis baru, berbasis pada digital, yang saya sebut digital sharing economy," lanjutnya.

Dalam rencana pembangunan homestay, Kemenpar juga dibantu oleh kementerian lain, yakni Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

“Program homestay yang dilaksanakan mulai tahun ini merupakan kontribusi Kemenpar terhadap pendukungan program satu juta rumah terjangkau bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang dibuat Kementerian PUPR,” ujar Arief.

Indonesia Bakal Punya 20 Ribu Homestay dengan Kearifan LokalAktivitas wisatawan di Desa Wisata Candirejo, Magelang, Jawa Tengah. (CNN Indonesia/Artho Viando)

“Agar wisatawan nyaman berkunjung, kita harus memperkuat unsur atraksi, aksesibilitas dan amenitas. Kalau kita tidak segera melakukan pembangunan homestay, maka orang lain akan melakukannya dan kita akan tertinggal,” lanjutnya.

Sumber daya manusia dengan standar internasional, salah satunya mampu berbahasa asing, menjadi kunci dari pengembangan homestay yang telah dibangun.

Hal tersebut diperlukan guna mengantisipasi kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia, yang hingga 2019 ditargetkan berjumlah 20 juta orang. Dari jumlah tersebut, diharapkan 2 juta wisman bisa mengunjungi desa-desa di Indonesia.

Desa Wisata merupakan desa yang dibina sebagai tujuan wisata. Indonesia memiliki 74.745 desa, sebanyak 1.902 desa berpotensi untuk dikembangkan sebagai Desa Wisata.

Hingga saat ini, Desa Wisata yang berhasil dikembangkan ialah Desa Dieng Kulon, Desa Pemenang Barat, Desa Songgon, Desa Panglipuran, Asosiasi Pondok Wisata Ubud, dan Kampung Sampireun.

(ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER