Jakarta, CNN Indonesia -- Petugas
customer service Emirates, maskapai asal Dubai, entah disengaja atau tidak membalas email keluhan dari salah satu penumpangnya dengan kalimat kasar.
Hal tersebut dialami oleh Claire Finch, seorang warga negara Inggris yang menagih kompensasi atas keterlambatan penerbangan Emirates rute Manchester ke Dubai yang ditumpanginya beberapa bulan lalu.
Dalam hitungan Finch, dirinya berhak mendapatkan kompensasi sebesar 600 euro atas keterlambatan penerbangan yang dialaminya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Surat elektronik tersebut kemudian dikirimkan melalui kolom komplain di situs resmi Emirates. Namun setelah sukses mengirimkan email tersebut, Finch kaget karena menerima balasan dari petugas
customer service Emirates yang mencengangkan.
"Subjek email tersebut bertuliskan
Wtf...," kata Finch kepada
Independent, dikutip Rabu (24/5).
Jika diterjemahkan, W-T-F merupakan singkatan dari kalimat
What The F**k yang di negara-negara berbahasa Inggris kerap diucapkan untuk mengekspresikan kekesalan terhadap suatu hal.
Kalimat kasar tersebut kemudian berlanjut, seraya Finch mengirimkan
screen capture balasan email yang diterimanya dari Emirates.
"Isi emailnya seperti ini, ....
is she on about?!? If you’ve put it in the letter, what the f**k does she need to do!!!” tutur Finch.
Belum genap satu jam email tersebut diterimanya, Finch kemudian menerima email susulan dari Emirates yang menyatakan ingin menarik email sebelumnya dengan subjek Wtf tersebut.
Geram dengan hal yang dialaminya, pada 24 April 2017, Finch kemudian menuliskan surat komplain tambahan ke Emirates. Setelah menunggu selama empat pekan namun suratnya tak kunjung berbalas, ia menghubungi The Independent untuk menceritakan pengalaman buruk tersebut.
Setelah berita mengenai kalimat kasar
customer service Emirates menjadi
viral karena diberitakan Independent, barulah Finch menerima tanggapan dari salah seorang petinggi maskapai.
"Pertama, mohon terima permintaan maaf saya atas semua ketidakpuasan yang Anda alami bersama Emirates. Saya bisa jelaskan, Anda menerima email percakapan internal staf kami yang tidak pantas diucapkan. Percakapan tersebut tidak berhubungan dengan Anda atau penumpang lain," ujar Finch membacakan email yang diterimanya.
Petinggi Emirates tersebut memastikan tidak akan membiarkan stafnya mengucapkan sesuatu yang kasar kepada penumpangnya. Mengingat Emirates memiliki standar pelayanan tinggi yang harus dipenuhi.
"Saya dapat pastikan, karyawan yang bersangkutan telah menerima sanksi atas kejadian ini," kata pihak Emirates.
Mengaku tidak puas dengan tanggapan itu, Finch membalas email tersebut dengan ekspresi kekecewaan terhadap maskapai yang selama ini memiliki citra sangat baik di matanya.
"Saya bisa menerima adanya kesalahan tersebut. Tetapi perusahaan seperti Emirates harusnya bisa lebih profesional dalam memperlakukan pelanggan. Kalau saya tidak menceritakannya ke The Independent, tentu saya masih harus menunggu respon dari kalian," tegas Finch.
Usai perdebatan tersebut, Finch tampaknya harus merelakan klaim kompensasi sebesar 600 euro yang diajukannya ke Emirates untuk menguap. Pasalnya, manajemen maskapai tersebut sama sekali tidak menyinggung mengenai hal itu dalam respon yang diberikannya.
(ard)