Jakarta, CNN Indonesia -- Server klinik kecantikan yang melayani bedah kosmetik di Lithuania, Eropa Utara diretas. Akibatnya, foto tanpa busana dari ribuan pasien yang pernah menggunakan jasa klinik itu pun tersebar.
Dilansir dari Daily Mail, pihak berwenang menyebut lebih dari 25 ribu foto pribadi dan informasi internal dari klinik tersebut bocor.
Peretas situs dengan sebutan Tsar Team itu telah melakukan aksinya sejak awal 2017. Menurut Wakil Kepala Biro Polisi Pidana Lithuania, Andzejus Raginskis, aksi tersebut dilakukan secara bertahap. Para pelaku menyebarkan ratusan gambar pada Maret lalu dan melakukan pemerasan pada pasien.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini pemerasan, kami sedang membicarakan kejahatan serius," ujarnya seperti dilaporkan
Daily Mail.Pemerasan yang dimaksud itu adalah, Tsar telah menuntut uang tebusan dari sejumlah klien yang berada di Jerman, Denmark, Norwegia, Inggris dan negara-negara Uni Eropa lainnya. Mereka diminta untuk membayar 2,000 poundsterling (setara Rp34 juta) supaya foto tanpa busana, data passport dan personal lainnya tidak dipublikasikan.
Tim Tsar juga meminta tebusan dari klinik tersebut sebanyak US$344 ribu (Rp4,5 juta) untuk mencegah penyebaran informasi. Meski demikian, pihak klinik yang telah berdiri sejak 2009 itu telah menolak dan meminta maaf kepada sejumlah pasien.
"Penjahat cyber adalah pemeras. Mereka memeras klien kami dengan pesan teks yang tidak pantas," ujar Direktur klinik Grozio Chirurgija, Jonas Staikunas.
Hingga saat ini kepolisian belum dapat memastikan jumlah pasti dari pasien yang fotonya diambil. Para peretas memperoleh foto-foto pasien yang tengah menjalani prosedur kosmetik tanpa sensor.
Maka itu, polisi akan bekerjasama dengan dinas keamanan di negara-negara Eropa untuk mencari Tim Tsar. Mereka juga memperingatkan supaya pasien tidak mengunduh dan membuka sesuatu yang dikirimkan oleh pelaku.
[Gambas:Instagram]Saat ditelusuri, akun Instagram resmi dari klinik ini memang ada beberapa foto pasien yang dipublikasikan. Namun, foto tersebut diposting dalam potret tanpa kelihatan wajah atau kepala, dan bagian payudaranya-pun disensor. Ditengarai foto-foto inilah yang kini dikantongi peretas untuk kemudian melakukan pemerasan.
(rah)