Wanita yang Belanja Tanpa Busana Diduga Idap Eksibisionis

Elise Dwi Ratnasari | CNN Indonesia
Senin, 05 Jun 2017 16:45 WIB
Perilaku memamerkan organ intim yang seharusnya tidak dipertontonkan dapat dikatakan sebagai seorang yang mengidap gangguan eksibisionis, dan perlu perawatan.
Perilaku memamerkan organ intim yang seharusnya tidak dipertontonkan dapat dikatakan sebagai seorang yang mengidap gangguan eksibisionis, dan perlu perawatan. (Ilustrasi/Foto: Milada Vigerova)
Jakarta, CNN Indonesia -- Baru-baru ini, sebuah foto dan video pendek yang menampilkan seorang perempuan hanya bercelana dalam sedang berbelanja di sebuah minimarket membuat heboh masyarakat. Aksinya yang memamerkan organ intim itu tidak hanya terjadi sekali. Selang tak lama setelahnya, ada lagi foto yang mirip dengannya kali ini hanya mengenakan bra sedang berjalan di jalanan umum.

Menanggapi fenomena wanita yang berjalan-jalan dalam kondisi setengah bugil tersebut, psikolog Livia Iskandar menilai ada dua kemungkinan. Pertama, wanita itu memang seorang eksibisionis, atau kedua, ia mengalami gangguan jiwa.

Eksibisionis, kata dia, adalah perilaku mempertontonkan apa yang seharusnya tidak dipertontonkan, dan hal ini tidak bisa diterima masyarakat umum. Kasus seperti ini lebih banyak dialami pria, tapi tidak menutup kemungkinan juga pada wanita.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Kalau secara umum ia tidak bisa merawat diri, kelihatan bingung, mengalami disorientasi dan sebagainya, kemungkinan ia gangguan jiwa. Namun kalau dari segi tampilan ia bersih, cenderung eksibisionis," katanya saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (5/6).

Kalau untuk upaya pengobatan, lanjut Livia, ia perlu dibawa ke psikiater untuk selanjutnya dilakukan perawatan.

Dihubungi terpisah, Andri, Psikiater Bidang Psikosomatik Medis OMNI Hospital Alam Sutera mengatakan gangguan eksibisionis itu di dalam ilmu kedokteran jiwa masuk dalam gangguan kejiwaan, yang merupakan bagian dari gangguan dari parafilia.

"Untuk gangguan eksibisionis sendiri, yang terdapat dalam diagnostik gangguan kejiwaan menurut DSM V adalah suatu perasaan yang intens dan berulang tentang mendapatkan kepuasan seksual dari mempertontonkan alat kelamin kepada orang-orang yang tidak disangka-sangka. Biasanya ini didorong oleh adanya suatu fantasi seksual yang dialami oleh orang tersebut," ujarnya.


Adapun DSM V adalah Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder yang merupakan buku Diagnosis Gangguan Jiwa dari AS yang banyak dipakai psikolog dan psikiater.

Andry menambahkan: "Sering kita lihat, orang eksibisionis itu dia tiba-tiba membuka celananya di tempat umum, atau di angkot."

"Saya pernah ada kasus seperti itu, saya menyaksikan sendiri, sampai anak SMA yang perempuan ketakutan, dan itu memang yang diharapkan oleh orang tersebut. Kondisi seperti ini lebih banyak terjadi pada laki-laki daripada pada perempuan," ujarnya.

Biasanya, kata dia, kondisi ini disebut gangguan kalau, sampai sudah mengganggu kehidupan pribadi dari orang tersebut. Di dalam DSM V ada specifier-nya yaitu kepuasan atau rangsangan seksual ini didapatkan dari memperlihatkan alat kelamin ke anak-anak pre pubertas, jadi sebelum pubertas.

"Bisa jadi juga kepuasan seksual didapatkan dari memperlihatkan kelamin itu pada orang yang sudah cukup dewasa," tuturnya.

[Gambas:Youtube] (rah)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER