Jakarta, CNN Indonesia -- Film "Wonder Woman" terbukti menyihir penikmat film dengan perolehan pendapatan sebesar US$223 juta atau lebih dari Rp2 T secara global.
Hal ini juga sebagai bukti film yang bercerita tentang superhero wanita ini mendatangkan pemasukan besar bagi Warner Bros dan DC Comics, selain film superhero pria.
Tak hanya soal pemasukan, film ini rupanya jadi inspirasi sejumlah label-label besar untuk merancang busana atau aksesori.
Label kenamaan seperti Givenchy dan Louis Vuitton bersama retailer besar Hot Topic dan Kohl mengeluarkan koleksi yang terinspirasi tokoh yang diperankan aktris cantik Gal Gadot ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Wonder Woman jadi pionir dalam banyak hal termasuk jadi ikon dunia fesyen. Koleksi tersebut merayakan dirinya sebagai tokoh superhero ikonik dan memberdayakan penggemar dari berbagai latar belakang untuk jadi kuat dan percaya diri, " kata Kepala Kreatif Produk Konsumen Warner Bros, Soo Koo seperti dikutip dari WWD (6/6).
Bagi Soo Koo, film ini tak hanya sekadar hiburan tapi juga membawa pesan soal perempuan yang berdaya dan tangguh. Hal ini rupanya jadi daya tarik bagi para retailer yang desainnya sendiri diterima oleh perusahaan.
"Warisan Wonder Woman adalah pesan yang kuat dan positif sehingga label melihat hal positif untuk dekat dengan pesan tersebut," tambahnya.
Hari ini, beberapa perancang high 'fashion' termasuk Stella McCartney, Kenzo, Lanvin, Versace dan Karl Lagerfeld juga akan mengeluarkan koleksi yang terinspirasi Wonder Woman.
Koleksi ini akan dilelang di Paris dan hasilnya akan digunakan untuk mendukung wanita Afrika melalui Lemlem Foundation.
Selain itu, ada produk keluaran Alex dan Ani berupa kalung berhias logo "W", ransel tiga warna dari Betsey Johnson dan koleksi dari Hot Topic x her Universe yang didesain oleh penggemar tokoh Wonder Woman.
Presiden perusahaan Vernon, firma konsultasi pertumbuhan label, Kim Vernon menemukan bahwa esensi yang dihubungkan dengan iklim politik dunia, membantu mendongkrak kesuksesan Wonder Woman.
"Anda punya momen di mana wanita-wanita bergabung dan jadi vokal karena hak kita ditantang. Orang yang membeli pernak-pernik Wonder Woman sama saja membeli ideologi soal kekuatan wanita," kata Kim.
"Resikonya sama seperti produk-produk kolaborasi lainnya. Mereka benar-benar membuatnya mudah diakses oleh wanita dan itulah intinya. Saya sulit menemukan keburukan dari produk tersebut."
Sementara itu, Soo Koo mencatat bagaimana karakter yang juga muncul pada film Justice League, adalah bisnis Warner Bros sepanjang tahun. Warner Bros tak punya rencana untuk menarik lisensi kolaborasi produk.
"Kami akan membuat produknya sedikit demi sedikit jadi berkelas dan penataan pemasaran massal," pungkasnya.
(sys)