Jakarta, CNN Indonesia -- Pelecehan seksual menjadi ketakutan sendiri bagi banyak orang. Hal itu termasuk kekhawatiran yang dimiliki orang tua terhadap anak perempuannya. Belakangan ini pelecehan seksual memang seringkali terjadi tidak hanya pada remaja tapi juga anak-anak. Tidak heran jika orang tua merasa khawatir jika anak-anak mereka justru menjadi salah satu korbannya.
Dilansir dari
The Independent, sebuah diskusi bernama Mumsnet tengah membahas perilaku anak yang menjadi korban pelecehan seksual. Hal itu didasari oleh cerita seorang ibu yang melihat perubahan perilaku anak perempuannya.
Dalam diskusi tersebut, seorang ibu menyebutkan jika anaknya mengalami dua perilaku yang dinilai orang sebagai korban pelecehan seksual. Dua perilaku itu adalah manik dan agresif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perilaku manik atau gangguan bipolar biasanya meliputi rasa gelisah yang terus-menerus, lebih atraktif, membual atau bicara omong kosong, tidak mau mendengarkan atau menghentikan percakapan di tengah dan memulai percakapan baru, gangguan tidur dan impulsif.
Perilaku lainnya adalah perbuatan serta perkataan yang kasar. Tidak hanya itu, bahkan seorang anak mampu menuangkan imajinasi yang mengerikan dalam bentuk sajak atau lagu.
“Yang terburuk adalah hal-hal yang telah dia jalani seperti ‘Saya ingin memukul seseorang sampai mati dengan tangan saya’ dan berpikir bahwa kebakaran yang belum lama ini terjadi di London sangat lucu,” ujar ibu dalam ceritanya.
Yang dijelaskan oleh ibu itu pun disepakati oleh Kepala Partisipasi NPSCC, Emily Cherry. Menurut dia, seorang anak yang menjadi korban pelecehan seksual atau intimidasi seringkali melakukan tindakan yang tidak dapat dipahami.
“Kebanyakan anak mengalami fase terutama di tahun-tahun awal mereka menjadi terpaku pada genitalia (alat kelamin) dan ini bisa menjadi tahap perkembangan normal. Tapi bila dikombinasikan dengan dengan perubahan perilaku lainnya ini bisa menjadi indikasi bahwa beberapa bentuk pelecehan telah terjadi atau sedang terjadi,” ujar Cherry.
Menurut Emily ada sejumlah hal yang menjadi tanda seorang anak telah dilecehkan secara seksual seperti perubahan suasana hati yang agresif, mengompol atau mengotori diri sendiri, infeksi saluran kemih, gangguan makan, tidur yang bermasalah, kelainan pada daerah genital, menggunakan bahasa seksual atau informasi yang belum pernah diberitahukan oleh orang tua, mengindar dan takut melihat orang atau situasi tertentu serta menyiksa diri sendiri bahkan berkeinginan untuk bunuh diri.
Menurut Cherry, tanda yang sangat mengkhawatirkan adalah anak tersebut takut untuk mengadukan pada guru atau polisi. Pelaku justru akan menggunakan rasa takut dan malu anak itu untuk membungkam korban.
Maka itu, Cherry mengatakan, peran orang tua sangat penting untuk menghubungi sekolah agar mendapatkan dukungan. Selain itu, mengajukan permintaan untuk membuat rujukan layanan sosial bagi anak-anak.
(rah)