Mbak Adel dan Usaha Gosok Kelilingnya yang 'Gokil'

Puput Tripeni Juniman | CNN Indonesia
Sabtu, 08 Jul 2017 19:12 WIB
Ibu-ibu yang ditinggal ART selama Lebaran ramai memesan jasa gosok keliling atau Go-kil yang viral di media sosial. Omzetnya ratusan ribu per hari.
Ibu-ibu yang ditinggal ART selama Lebaran ramai memesan jasa gosok keliling atau Go-kil yang viral di media sosial. Omzetnya ratusan ribu per hari. (CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman)
Jakarta, CNN Indonesia -- Go-kil! Meski berawalan 'Go', ia bukanlah produk dari layanan penyedia jasa transportasi online yang tengah digandrungi saat ini. Alih-alih menyediakan jasa transportasi, Go-kil ini menyediakan jasa gosok keliling. Ini adalah model usaha baru yang menjadi pilihan profesi sebagian ibu-ibu.

Salah satu yang menjalankan usaha ini adalah Adelia Herawati. Ia adalah ibu dua anak yang tinggal di Pekayon, Bekasi, Jawa Barat. Dia merintis usaha Go-kil dari rumah ke rumah di sekitar Pekayon. Aksi unik perempuan yang akrab disapa Mbak Adel itu bahkan viral di media sosial.

Populer

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Foto Adel yang sedang menggosok di atas motor jadi perbincangan di Instagram, Facebook dan Twitter. Padahal, Adel sama sekali tak berkawan dengan media sosial. Dia tak punya akun di media sosial. Adel tak menyangka usaha dengan modal nekatnya itu ramai di dunia maya.

"Mbak kan enggak pake Instagram tuh, Facebook enggak punya deh. Tau-tau pada geger di luar, banyak yang bilang 'Tau enggak lo tuh tenar di Instagram'. Jadi rame banget, saya kaget," kata Adel saat bercerita kepada CNNIndonesia.com di kediamannya, Pekayon, Bekasi, Jawa Barat.


Adel memilih Go-kil lantaran tak mau lagi bekerja dengan orang lain dan ingin punya usaha sendiri.

Sebelumnya, dia pernah bekerja untuk sebuah perusahaan, bengkel, hingga laundry. Namun, dan beberapa bulan lalu memutuskan keluar dari pekerjaannya di laundry tersebut.

Adel ingin punya usaha laundry sendiri. Ia pun lantas mengumpulkan dana dengan meminjam ke sana kemari.

Uang itu digunakan untuk membeli keperluan laundry, seperti setrika uap dan motor. Sayangnya, setelah alat-alat dibeli, pemilik kontrakan -tempat Adel tinggal di rumah petak- tak mengizinkannya untuk membuka laundry.

Alasannya, pemilik kontrakan tak mengizinkannya mencuci dalam jumlah banyak karena lokasi kontrakan yang sempit dan sulit mengatur pembuangan limbah.

Selain itu, tempat untuk menjemur pakaian pun sedikit. Sehingga, usaha laundry Adel dikhawatirkan akan mengambil lahan rumah petak orang lain.

Eksperimen

Tak bisa menjalankan bisnis dan tagihan utang yang semakin mendesak membuat Adel stres karena bingung. Perempuan lulusan jurusan akutansi di SMK itu lantas memutar otak. Tentu agar alat-alat yang sudah dibeli tak sia-sia. Terinspirasi oleh usaha Go-kil Tri Amelia, ia pun lantas berinisiatif membuka usaha serupa.

Tri Amelia sendiri adalah perempuan yang lebih dulu memulai usaha Go-kil.  

Setrika listrik lantas ia ganti dengan setrika uap. Setrika uap ternyata punya banyak keuntungan. Pertama, pakaian lebih cepat licin ketimbang setrika listrik. Selain itu, setrika ini tidak membuat pakaian hangus jika dibiarkan lama.

Tak cuma itu, Adel pun memodifikasi setrika uap yang berukuran besar agar muat di motornya. "Kalau alat bawaan setrika uap ada tabungnya kapasitas air 15 liter. Enggak mungkinlah dibawa dimotor. Akhirnya, Mbak inisiatif tuh masak air. Kan sama, keluar uap juga. (Lantas uapnya) dialirin pakai selang. Eksperimen, akhirnya bisa," tutur Adel.

Adel bereksperimen membuat sendiri tenaga uap setrika dengan menggunakan tabung gas tiga kilo, kompor, dan panci presto. Untuk menghasilkan uap, selama menggosok Adel memasak air di motornya.

Tabung gas, kompor, dan panci itu diletakkan dalam lemari dua pintu. Lemari berukuran panjang 112 cm, lebar 42 cm dan tinggi 52 cm itu diletakkan di bangku penumpang motor Mio milik Adel.
Buka Gosok Keliling Jelang Lebaran, Omzet Ratusan Ribu SehariFoto: CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman

Ramai pelanggan

Tepat seminggu sebelum lebaran, Adel mulai merintis usaha Go-kil. Tak disangka, promosi dari mulut ke mulut dan WhatsApp grup ibu-ibu pengajian, komplek, perumahan membuat usaha gosok keliling itu semakin banyak pelanggan. Menurut Adel, permintaan menggosok juga tak kalah banyak dari mencuci. 

Bahkan usaha Adel yang viral di media sosial itu membuatnya kebanjiran pesan WhatsApp dari berbagai daerah. Dia menerima panggilan dari Tangerang, Serpong, hingga Purwakarta. Bahkan, ada pesanan yang datang dari Semarang.

Kendati demikian, Adel menuturkan saat ini ia tak bisa melayani di luar wilayah Pekayon. Jarak yang terlalu jauh dan kelengkapan motor yang tidak memadai menjadi kendala. Motor milik Adel sudah mati pajak, tak berspion, dan plat nomor hilang. Dalam waktu dekat dia berencana mengurus kelengkapan motornya. Jarak terjauh Adel untuk menggosok keliling pernah sampai ke Bintara, Bekasi.

Perempuan asal Bumiayu itu mengaku beroperasi gosok keliling dari pukul 09.00 WIB sampai 17.00 WIB. Jika pelanggan banyak, Adel membawa pulang pekerjaannya dan diantar keesokan harinya.

Pelanggan Adel kebanyakan merupakan Ibu rumah tangga dari kalangan kelas menengah ke atas. Menurut Adel, mereka memilih jasa menyetrika di tempat karena lebih praktis dan mengurangi risiko kehilangan. Selain itu, libur Lebaran juga membuat layanan Adel makin laris. Sebab, banyak dari kalangan ibu-ibu ini yang ditinggal ART (sisten rumah tangga) mereka yang belum kembali dari mudik. 

Balik modal

Buka Gosok Keliling Jelang Lebaran, Omzet Ratusan Ribu SehariAdelia Herawati pelaku usaha Go-Kil (gosok keliling) yang berhasil meraup ratusan ribu dalam sehari dengan menjajakan jasanya tersebut. (dok. CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman)

Selama tiga minggu mengoperasikan Go-kil, Adel mengaku sudah balik modal. Sebab, pendapatannya meningkat pesat. Dia menggunakan penghasilan itu untuk membayar utang, cicilan, dan membantu suaminya yang bekerja di galon isi ulang.

Dalam sehari, pendapatan Adel setidaknya sekitar Rp160 ribu. Ini didapat dari hasil menggosok dan mencuci pakaian. Sebab, Adel juga menerima jasa cuci pakaian walau dalam jumlah terbatas. Dalam sehari, ia bisa mengerjakan 40 kg hingga 60 kg pakaian. Untuk satu keluarga, Adel rata-rata menggosok sekitar 8-15 kg pakaian.

"Kalau ini sehari minimal 40 kg ya, satu hari itu Rp160 ribu ya. Paling dikurangin biaya gas aja Rp23 ribu. Ya udah itu kelebihannya untuk mbak, lumayan kan dibanding ikut orang sebulan cuma Rp1,2 juta. Kalau capek pun mbak bisa istirahat," ucap Adel.

Setiap satu kilogram pakaian yang disetrika, Adel mematok harga Rp4 ribu. Sementara untuk layanan cuci setrika, Adel mematok harga Rp8 ribu/kg. "Ya murahlah. Masuk deh ke ibu-ibu mah, komplek, perumahan," ujar Adel.

Biasanya, Adel mampu menyelesaikan 10 kg gosokan dalam waktu satu jam. Jenis dan besarnya bahan pakaian juga mempengaruhi lamanya proses menyetrika.

Sedangkan air sebanyak 8 liter cukup untuk menggosok sekitar 20 kg pakaian. Jika kehabisan air, Adel kerap meminta air milik pelanggan. Selain itu, dalam sehari Adel juga dia menghabiskan satu tabung gas 3 kg. Sedangkan untuk bensin, dalam seminggu dia menghabiskan sekitar Rp28 ribu.

Akrab dengan Koyo

Lelah kerap menggerogoti Adel jika sudah terlampau banyak membolak-balik pakaian berkilo-kilo. "Udah kayak Mike Tyson ngangkat setrika. Ya, paling ditempelin koyo aja, sama minum jamu deh. Lucu namanya, Jamu Wantong," ujar Adel.

Tak hanya lelah, ada juga pengalaman sial selama menjalankan gosok keliling. Suatu kali pernah ban motornya pecah di jalan. Gara-gara pecah ban, tabung gas yang dibawanya pun menggelinding dari motornya.

Ada juga ulah pelanggan yang kerap mengundang tawa.

Saat ia sedang menyetrika di sebuah rumah, pemilik rumah tergopoh-gopoh mengeluarkan kabel panjang untuk listrik. Namun, si bapak malah kaget karena Adel tak menyetrika menggunakan listrik.

"Bapak itu bilang, 'wah edan sampeyan'. Kaget katanya," ujar Adel menirukan si Bapak.

Adel juga kerap mendapatkan oleh-oleh tambahan berupa sembako dari pelanggan.

Ketika ditanya soal persaingan dengan pemilik usaha sejenis yang juga beroperasi di Bekasi, Adel mengaku belum ada gesekan.

Sebab, menurut Adel mereka beroperasi di wilayah berbeda. Dirinya hanya beroperasi disekitaran Pekayon, sementara pemilik usaha lain beroperasi di Babelan.

Ke depan, Adel berencana untuk membesarkan usaha Go-kil miliknya agar bisa membuka tambahan lapangan pekerjaan.

Dalam waktu dekat, Adel bakal merekrut satu orang pegawai untuk membantunya bekerja di rumah.

"Ya, pengen membesarkan usaha ini. Tahun sekarang kan gosok keliling, tahun depan cuci piring keliling kali ya," ujar Adel sambil tertawa.

(eks/asa)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER