Mazesoba, Mi Tradisional Jepang Kini Hadir di Jakarta
Gloria Safira Taylor | CNN Indonesia
Kamis, 13 Jul 2017 20:21 WIB
Bagikan:
url telah tercopy
Mazesoba atau mi ramen Jepang yang disajikan tanpa kuah itu kini bisa disantap di restoran Kokoro Mazesoba yang hadir di Gandaria, Jakarta. (Foto: CNN Indonesia/Gloria Safira Taylor)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bagi para pecinta makanan Jepang, sushi merupakan makanan paling favorit. Selain kuliner serba makanan laut, ada pula makanan wajib seperti ramen, soba ataupun udon dari negeri Sakura.
Ciri khas dari kuliner mi tradisional Jepang yang beraneka ragam rasanya tersebut biasa terletak pada kuah yang pedas dan gurih.
Namun, pernahkah Anda membayangkan makanan sejenis mi tradisional Jepang dengan ukuran yang relatif besar itu disantap tanpa kuah?Mi tersebut tidak lagi disebut sebagai soba melainkan Mazesoba, mi ramen Jepang yang disajikan tanpa kuah.
Rasa baru dari mi Jepang tersebut telah diluncurkan oleh Restoran Jepang Kokoro Mazesoba di Gandaria City, Jakarta Selatan, Kamis (13/7). Pembukaan itu dihadiri Sandra Angelia selaku pemilik, Takuma Ishikawa penemu Mazesoba dan juga pemilik restoran, dan Hugo Adrian Guzman sebagai kepala koki restoran.
Jika dibayangkan, Mazesoba tidak seperti mi goreng Indonesia. Dari segi bentuk, mi ini masih menyerupai soba. Hanya saja, bahan pembuatan mi tersebut yang beda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika soba terbuat dari gandum hitam, mazesoba justru terbuat dari gandum, tepung dan air. Hugo mengatakan, pembuatan mazesoba merupakan perpaduan dari soba dan ramen.
"Kalau soba biasa dibuat dengan gandum khusus, sedangkan ramen terbuat dari tepung dan telur. Nah kalau mazesoba terbuat dari tepung, gandum dan air dan percampuran dari ketiganya, kami membuatnya sendiri," ujarnya usai pembukaan restoran tersebut di Gandaria City, Jakarta Selatan, Kamis (13/7).
"Mazesoba bukan ramen, bukan juga udon, tapi ini adalah rasa baru," ucapnya.
Awalnya, mazesoba ditemukan oleh seorang koki asal Jepang, Takuma Ishikawa. Merasa bosan dengan menu ramen dan soba yang itu-itu saja, Ishikawa mulai mengkreasikan soba kering tersebut.
Tahun 2012, masyarakat Jepang mulai mengenal mazesoba dan mencapai kepopulerannya saat ini. Ishikawa sendiri, kata Hugo, pernah mendapatkan penghargaan pembuat ramen terhebat di Jepang tahun 2014. Saat ini, Ishikawa menjadi salah satu pemilik dari Kokoro Mazesoba.
Sebuah mangkuk besar telah tersedia di salah satu meja restoran tersebut. Dalam mangkuk itu terdapat irisan daun bawang, rumput laut kering, irisan bawang putih, lada, bubuk ikan kering, daging cincang dan kuning telur mentah di bagian tengah.
Bumbu-bumbu itu berada di atas yang menutupi setiap lembar dari mazesoba. Menu itu disebut Niku Iri Maze-Soba.Tidak hanya Niku Iri Maze-Soba yang memiliki kuning telur mentah dan daging cincang ayam. Menu lain seperti Curry Maze-Soba, Zenbu Nose Maze-Soba, Shio Maze-Soba, Negi Iri Maze-Soba dan Tokyo Maze-Soba pun tak lepas dari kuning telur dan daging cincang ayam.
Kuning telur mentah dan daging cincang ayam memang menjadi ciri khas dari mazesoba. Kegunaan kuning telur, Hugo mengatakan, sebagai saus krim yang membuat mazesoba lebih creamy.
"Orang Jepang itu suka makanan yang berkuah jadi kalau kami di sini mau meyakinkan jika tanpa kuah tapi ramennya pas ketika dicampur telur mentah. Karena panas, telur mentah itu akan matang ketika diaduk bersama dengan semua bumbu dan mi layaknya saus krim dan fungsinya membuat lebih creamy," ucapnya.
Pertama kali menyicipnya, rasanya memang lembut dan creamy. Selain itu, rasa pedas dan asin bercampur menjadi satu. Tidak masalah tanpa kuah, karena peran si kuning telur mentah tersebut justru membuat mi jadi kental dan mudah dimasukkan dalam mulut.
Selain karena bumbu-bumbunya, mazesoba juga terasa nikmat karena kehadiran daging cincang, irisan rumput laut kering dan potongan daging ayam.
Memang tidak semua orang menyukai penggunaan telur pada makanannya. Hugo mengatakan, mazesoba juga dapat dinikmati tanpa menggunakan telur. "Namun saya merekomendasikan supaya mereka mencoba (pakai telur) terlebih dahulu," tuturnya.
Menyoal penggunaan telur mentah tersebut, tak menutup kemungkinan timbulnya rasa takut akan bakteri salmonella. Bakteri tersebut biasanya akan merasuk ke dalam usus yang bersumber dari makanan mentah.
Hugo mengatakan, sertifikasi pada telur yang digunakan harus ada untuk mengetahui penggunaan kuning telur aman dan jauh dari bakteri. Meskipun demikian, Hugo enggan menyebutkan penyedia bahan baku yang telah bekerja sama dengannya.
"Kami menyadari bahwa ada ketakutan karena kehadiran telur mentah itu, tapi kami mengupayakan supaya telur tersebut aman karena telah memiliki sertifikasi," tuturnya.(frt/rah)