Cerita Dira Sugandi tentang 'Pelangi' dan Urgensi Toleransi

Elise Dwi Ratnasari | CNN Indonesia
Sabtu, 22 Jul 2017 20:11 WIB
Pelantun hit 'Langit' itu menilai toleransi saat ini menjadi sangat penting dan mendesak. Setiap orang mestinya bisa menerima perbedaan.
Pelantun hit 'Langit' itu menilai toleransi saat ini menjadi sangat penting dan mendesak. Setiap orang mestinya bisa menerima perbedaan. (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --
"Kita manusia tak mungkin bisa sama.
Kusadari perbedaan bagaikan keindahanmu Pelangi"  

Penggalan lirik dari lagu berjudul Pelangi itu punya arti khusus bagi penyanyi Dira Sugandi. Lagu itu, katanya mengingatkannya pada pengalaman di masa lampau. Dulu, ia punya sahabat yang kemudian meninggalkannya karena adanya perbedaan.

"Saat itu salah paham atau entah karena apa, jadi kepikiran terus, nggak nyaman, karena saya nggak suka punya musuh," ujarnya di sela-sela diskusi yang mengusung tema 'Toleransi dan Anak', yang digelar di @america, Pacific Place, Jakarta pada Kamis (21/7). 

Kisah itu mengawali paparan Dira dalam menyampaikan pentingnya toleransi dan menerima perbedaan. Kejadian itu pun kemudian membuatnya sempat bersedih hati. Hingga akhirnya ia mencoba untuk diam dan merenung. 

"Saya lalu menerima bahwa mungkin jalannya berbeda, saya hargai, dan perbedaan itu bisa dilihat indah seperti warna pelangi," katanya.
Orang dewasa tentu mampu untuk sejenak menarik diri, diam kemudian merenung. Namun, hal ini ini tak akan bisa terjadi pada anak-anak. Oleh karenanya, kata Dira, ia ingin putrinya yang berusia empat tahun juga belajar toleransi sejak dini, dan mau menerima perbedaan di sekitarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu medium yang digunakannya untuk mengajarkan toleransi itu yakni lewat buku cerita. Di antaranya, buku 'Kitu, Kucing Kecil Bersuara Ganjil'. Ketika membacakan buku cerita, ia lalu meminta sang anak untuk memberikan pendapatnya.

"Aku bacain buat anakku, Safa, lalu aku tanya ke dia 'menurut kamu Kitu kenapa?' terus dia jawab 'suaranya aneh ma', jadi ada proses di mana kisah itu, aku balikin lagi ke dia," tutur Dira.

Upaya yang dijalankan Dira dalam mengajarkan toleransi pada anaknya sejalan dengan pendapat pemerhati pendidikan Najelaa Shihab. Ia mengingatkan para orang tua, bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membacakan cerita untuk anak. Di antaranya, orang tua jangan menyimpulkan nilai suatu cerita untuk anak. Biarkan anak menyimpulkan sendiri.

"Kita lihat reaksi anak. Selain itu, kasih kesempatan anak untuk bersuara, membahas buku, dan mengidentifikasi karakter," tambahnya.

Dengan beragam kasus intoleransi dan bullying yang ramai terjadi sekarang ini, menerima perbedaan dan toleransi pada anak tak bisa dipungkiri menjadi penting. Dan itu bisa diajarkan sejak dini lewat buku cerita. 

(rah)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER