Jakarta, CNN Indonesia -- Ada cara lain untuk menikmati kerang bakar di Korea Utara (Korut). Yang dibutuhkan hanyalah kerang, bensin dan korek api.
Pertama, jajarkan kerang dalam wadah pembakaran. Kedua, siram kerang dengan bensin. Ketiga, sulut bensin dengan korek api.
Agar rasa kerang tak bercampur rasa bensin, segera tahan napas saat akan memasukkan kerang ke dalam mulut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cara masak sederhana itu telah dilakukan penduduk Korut sejak lama, demi menyenangkan hati tanpa menghabiskan jatah listrik atau gas.
Maklum, negara yang dipimpin oleh Kim Jong-Un ini terbilang masih miskin energi.
Kerang bakar bensin, atau terkadang daging babi, menjadi menu utama di pusat jajanan sekitar Pantai West Sea Barrage, Nampho, barat daya Pyongyang.
Sebagai peneman makan, biasanya juga disajikan soju, minuman alkohol khas Korea.
 Pengunjung Pantai West Sea Barrage di Korea Utara. (AFP PHOTO/Ed Jones) |
Di pantai yang berbatasan dengan Sungai Taedong itu, penduduk Korut biasanya melepas lelah. Anak-anak bermain main sementara orang tuanya berteduh di bawah tenda.
Tak sedikit juga yang datang dengan kelompoknya, kebanyakan merupakan karyawan kantoran. Kelompok ini biasanya juga membawa mesin karoke jinjing untuk memeriahkan suasana.
Lagu ‘Mother’s Birthday’ merupaka lagu populer yang sering dinyanyikan.
Selain pantai dan sungai, di kawasan ini juga terdapat waduk yang digunakan untuk menampung air ke desa-desa sekitarnya.
 Yang datang berkelompok biasanya membawa mesin karaoke jinjing. (AFP PHOTO/Ed Jones) |
Dikutip dari AFP, waduk dibangun sejak 1981 oleh kakek Kim Jong-Un, Kim Jong-Il. Pada 1994, Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter pernah berkunjung ke sini.
Di komplek waduk terdapat pusat informasi wisatawan, yang dilengkapi dengan video penjelasan sejarah pembangunan waduk.
Dari pemandu, dijelaskan kalau waduk dibangun untuk mengatasi luapan air laut yang membanjiri persawahan serta menjadi penghadang jika ada serangan musuh dari arah laut.
Tak jauh dari waduk juga ada mercusuar Pi’ Do, yang disebut tertinggi di Korut.
Korut memang menyimpan banyak objek wisata yang menarik. Sayangnya, negara ini masih tertutup dari dunia luar sehingga tidak bebas dikunjungi.
(ard)