Jakarta, CNN Indonesia -- Pembangunan Pelabuhan Benoa-Bali siap dimulai pada September 2017 dan paling lambat akhir 2018. Sebab kapal-kapal wisata ukuran besar (
mega cruise ship) ditargetkan sudah bisa bersandar pada tahun itu.
Dalam keterangan tertulis dari Kemenpar, Sabtu (5/8/2017), dikebutnya pembangunan ini merupakan salah satu keputusan Rakor Kemaritiman yang dipimpin Menko Kemaritiman, Luhut B Panjaitan di Jakarta, Selasa (1/8/2017).
Luhut mengungkapkan, permasalahan sebelumnya akibat tata ruang. Namun berkat telah terbitnya surat dari Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR), maka pembangunan terminal Cruise Ship di Benoa sudah bisa dimulai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang sudah selesai, persoalannya tadinya ada di tata ruang. Sudah kita selesaikan, sudah ada surat formal dari Menteri ATR bahwa tata ruangnya sudah sesuai dengan peruntukannya, yaitu untuk pelabuhan," ungkap Luhut.
Mega Cruise Ship yang mampu mengangkut 5000 penumpang dengan 1.500 awak kapal, atau setara daya angkut 44 pesawat Boeing 737, diharapkan sudah bisa sandar di Benoa setelah pengerukan kanal pelabuhan, pengerukan kolam labuh dan pembangunan Terminal Cruise Ship.
Pembangunan tersebut selesai dilaksanakan PT Pelindo III pada akhir 2018.
Dalam waktu dekat, Kemenhub segera menerbitkan Persetujuan Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Benoa. Direktur Utama Pelindo III, Ari Ashkara mengatakan, pembangunan pelabuhan ini akan membuat panjang alur menjadi 3.346 meter, lebar alur 420 meter dan kedalaman 12 meter.
"Kolam Labuh Timur berukuran 662 x 150 meter dengan kedalaman 11 meter, dan kolam labuh Barat berukuran 900 x 150 meter, dengan kedalaman 4 meter.
Terminal Cruise Ship akan mampu memproses 2.500 penumpang secara bersama sama untuk satu batch," terang Ari.
Disamping itu, lanjut Ari, merujuk surat edaran Dirjen Hubla, Pelindo III segera menurunkan tarif jasa pelabuhan untuk Pelabuhan Benoa.
Ketua Tim Percepatan Wisata Bahari Indroyono Soesilo mengatakan, pemerintah juga telah menyiapkan opsi untuk mengembangkan Pelabuhan Celukan Bawang, Bali Utara untuk persinggahan kapal wisata. Dimulai pada Desember 2017 hingga Maret 2018 sudah akan singgah 7 kapal wisata yg mengangkut rata-rata 1.000 wisatawan per-kapal.
Indroyono menambahkan, untuk memenuhi target kunjungan wisata, pemerintah harus terus meningkatkan pembangunan infrastruktur, termasuk fasilitas pelabuhan untuk kapal-kapal wisata juga menjadi perhatian pemerintah.
"Pelabuhan Celukan Bawang memiliki kedalaman alami, sehingga tidak perlu dilakukan pengerukan. Lahan yang luas juga bisa menampung ratusan kendaraan yang akan membawa wisatawan menuju lokasi-lokasi wisata," jelasnya.
Destinasi wisata di Bali Utara seperti Pantai Lovina, Danau Beratan, Kebun Raya Bedugul, Taman Nasional Bali Barat, Pulau Menjangan juga akan dapat dioptimalkan serta membuka kemungkinan pengembangan destinasi-destinasi baru di kawasan tersebut.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut gembira rencana kehadiran terminal untuk
mega cruise ship di Benoa ini mengingat potensi wisatawan mancanegara (wisman) yang menggunakan
cruise ship di wilayah Asia Timur-Australia mencapai 3 juta wisman per tahun, namun baru 200 ribu wisman yang menggunakan
cruise ship singgah di Indonesia.
"Dengan tersedianya sarana terminal baru ini, maka diharapkan target kedatangan 500 ribu wisman
cruise ship per tahun pada 2019, dapat tercapai," ujar Arief.
Arief berharap pengembangan Pelabuhan Benoa ini bisa selesai dalam jangka waktu satu tahun. Ia ingin selesai sebelum annual meeting IMF-World Bank pada Oktober mendatang di Bali.
"Sebelum pertemuan itu diharapkan sudah jadi. Ini penting karena semua mata dunia akan melihat ke Bali," kata Arief.
Arief menambahkan, setelah semua ini selesai, pemerintah siap mengembangkan Pelabuhan Benoa agar bisa menarik lebih banyak lagi kapal pesiar ke Indonesia. Saat ini, Pelabuhan Benoa hanya bisa menampung maksimal dua kapal pesiar.
"Selain mengembangkan Benoa, kami akan mengembangkan lima pelabuhan yang bisa menjadi tempat bersandar kapal pesiar. Pelabuhan-pelabuhan yang bisa menunjang infrastruktur pariwisata itu adalah Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan Soekarno-Hatta di Makassar," jelas Arief.
(odh/odh)