Jakarta, CNN Indonesia -- Tidak hanya menetapkan Candi Borobudur sebagai destinasi prioritas, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) juga terus membidik tempat tujuan wisata di sekitar Borobudur. Salah satunya yaitu Danau Rawa Pening di Kabupaten Semarang yang dinilai memenuhi segala aspek.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kemenpar Dadang Rizki Ratman mengatakan, danau seluas lebih dari 2.000 hektare yang terletak di Kabupaten Semarang ini juga bisa menjadi destinasi wisata dunia.
"Untuk bisa menjadi destinasi wisata kelas dunia, Danau Rawa Pening harus bisa menyediakan infrastruktur berstandar global. Kemenpar juga sedang mencari benchmark (pengujian standar) Rawa Pening," ujar Dadang dalam keterangan tertulisnya, Selasa (8/8/2017).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karena itu diperlukan strategi 3A, yakni atraksi, akses dan amenitas. Dengan strategi itu, akan diketahui apa saja atraksi berkelas dunia yang bisa ditampilkan, bagaimana akses dan kemudahaannya, serta fasilitas kelas dunia yang nantinya akan disediakan.
"Banyak contoh dari danau di beberapa negara yang meski hanya memiliki luas yang tidak seberapa, tetapi mampu menjadi wisata dunia. Hal tersebut karena sejumlah danau di beberapa negara yang mampu menjadi wisata dunia memiliki keindahan, kebersihan, keteraturan, serta atraksi yang mampu mendatangkan wisatawan," tutur Dadang.
Dadang menambahkan, penangangan danau yang terletak di Kabupaten Semarang ini perlu dilakukan secara komperehensif dari hulu hingga hilir. Dia berterima kasih kepada pemilik PT Sidomuncul, Irwan Hidayat yang turut memberdayakan masyarakat dan mengolah enceng gondok menjadi bahan bakar untuk boiler penggerak listrik.
Saat ini, kondisi danau seluas 2.700 hektare yang dikenal dengan legenda Baruklinthing itu 70 persen permukannya telah tertutup dengan tanaman eceng gondok (Eichhornia crassipes). Meski demikian, ia mengingatkan tanaman eceng gondok juga salah satu bagian dari ekosistem danau sehingga bila salah satunya dihilangkan bisa memutus mata rantai dalam ekosistem.
Sementara, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berharap eceng gondok yang menutupi permukaan Danau Rawa Pening, Kabupaten Semarang, itu bisa dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan maupun kerajinan yang mempunyai nilai jual.
"Kita harus melihat eceng gondok sebagai potensi, bukan masalah. Ini bisa dibuat pupuk organik, misalnya kita buat pabriknya, kemudian pupuk diberikan kepada petani yang membutuhkan dengan harga murah atau bahkan gratis atau untuk kerajinan," kata Ganjar.
Dia berpendapat tumbuhan liar yang kemudian menjadi gulma itu bisa dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk organik dan berbagai kerajinan yakni sandal atau tas. "Para pelaku UMKM yang tersebar di daerah bisa kita berdayakan dalam pemanfaatan eceng gondok dari Rawa Pening," ujarnya.
Soal mengelola enceng gondok di Rawa Pening, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menilai, setelah ditata dan dirawat, Rawa Pening itu bisa menjadi destinasi wisata yang dikunjungi banyak orang.
"Bagus! Mengatasi pertumbuhan enceng gondok yang cepat, untuk bio energi, sekaligus membuat rawa atau danau itu kelihatan lebih menarik. Kegiatan ekonomi masyarakat bisa lebih hidup, dan sustainable,” jelas Arief.
Dengan begitu, ada pilihan baru bagi masyarakat untuk menikmati keindahan danau yang sekian lama tenggelam oleh enceng gondok. "Apalagi posisi geografisnya, berada di tengah-tengah Joglosemar. Ini akan lebih mudah memikat wisatawan nantinya," pungkas Arief.