Rijsttafel, Perjamuan Eropa Rasa Lokal di 'Kantor Imigrasi'

Christina Andhika Setyanti | CNN Indonesia
Kamis, 17 Agu 2017 15:24 WIB
Menempati sebuah bangunan berusia 100 tahun, Tugu Kunstkring Paleis menawarkan sebuah perjalanan waktu era kolonial dengan sajian rijsttafel ala Betawi.
Beragam sajian rijsttafel dari Tugu Kunstkring Paleis (Dok. Tugu Kunstkring Paleis)
Jakarta, CNN Indonesia -- Siang itu 'Kantor Imigrasi' tak terlihat seramai biasanya. Suara orang yang berseru soal nomor antrean dan perpanjangan paspor tak lagi terdengar.

Gedung ini bukanlah kantor biasa. Di zaman Belanda, bangunan kolonial berusia lebih dari 100 tahun ini dipakai sebagai kantor imigrasi, namun setelah kemerdekaan, gedung ini banyak berubah fungsi. Dari kantor imigrasi, lalu gedung Bataviasche Kunstkring, Buddha Bar, dan kini berubah menjadi Tugu Kuntskring atau Kuntskring Paleis, sebuah restoran makanan Indonesia.

Di pengujung pukul 14.00 WIB, hanya beberapa orang yang terlihat duduk, bercengkerama, sekaligus menikmati sajian rijsttafel ala Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para penyaji membawakan rijsttafelPara penyaji membawakan rijsttafel (Foto: Dok. Tugu Kunstkring Paleis)

Tak berapa lama, alunan lagu Betawi mulai terdengar. Hentakan gendangnya mengantarkan seorang penari berkebaya masuk ke dalam ruang makan sambil menari. Selendang merahnya melambai-lambai menjadi penanda penarik perhatian bahwa dia punya 'pasukan' pembawa piring dan 'gerobak' di belakangnya.

"Untuk rijsttafel ada 12 orang yang akan menyajikan makanannya," kata Tirza Juniarti, marketing Tugu Kuntskring Paleis.

Rijsttafel sendiri berati rice table yang merupakan tradisi hidangan makanan tradisi dari zaman penjajahan Belanda. Dalam tradisi ini, beragam makanan rumahan dihidangkan penuh di atas meja.

Gaya santap ini memadukan antara tata cara perjamuan resmi Eropa dengan kebiasaan makan penduduk setempat yang menggunakan nasi sebagai makanan pokoknya.

Mengklaim sebagai restoran penghidang risjttafel pertama di Jakarta, kini Tugu Kunstkring Paleis menjadi satu-satunya restoran rijsttafel. Pasalnya, beberapa restoran legendaris lain yang juga menghidangkan gaya santap ala Belanda ini sudah tutup tahun ini.


Di dalam ruangan bergaya kolonial dengn lukisan besar pahlawan Indonesia, Tugu Kuntskring memang ingin menyajikan nuansa ala kompeni yang romantis. Dengan suasana temaram nan romantis, restoran ini dipenuhi dengan berbagai benda antik dan banyak lukisan. Tiap ruangan private di restoran ini memiliki makna tersendiri, termasuk Sukarno Room. 

Sukarno Room ini menjadi ruangan unik karena di dalamnya terdapat berbagai foto sang Bapak Proklamasi Indonesia sejak zaman dulu. Tentu ini bukan foto asli, melainkan dibuat sedemikian rupa mirip foto bergaya vintage. 

Hanya saja, ada satu yang menarik perhatian saya di ruangan ini, sebuah lemari kaca kecil berisi keris. Keris ini ternyata merupakan salah satu keris asli milik Bung Karno. 

"Ini koleksi asli beliau, kami dipinjamkan dan bisa dipajang di sini," ucap Tirza. 

Rijsttafel, perjamuan Belanda rasa lokal

Sekitar 12 orang penyaji menghidangkan makanan satu per satu ke atas meja makan. Ada 10 rangkaian makanan khas Indonesia yang disajikan.

"Untuk rijsttafel, makanan yang disajikan adalah makanan Indonesia, makanan rumahan," ucapnya.

Satu per satu makanan pun disajikan di atas piring saji. Dimulai dari nasi gurih yang dibungkus dengan daun pisang.

Menyusul di belakangnya, sang penyaji menawarkan aneka lauk. Udang kering kecil, sayur gambas atau oyong, semur lidah sapi, tempe oseng, teri goreng sambal ijo, kerupuk, sampai sate lilit ikan satu per satu dihadirkan ke piring.

Dalam jamuan makan ini, Anda bebas menentukan apa yang Anda inginkan dalam piring. Karena tak terlalu suka jeroan, saya pun menolak saat penyaji ingin menambahkan semur lidah ke piring saya.

kuliner Indonesia di Tugu Kunstkring Paleiskuliner Indonesia di Tugu Kunstkring Paleis (Foto: Dok. Tugu Kunstkring Paleis)

Namun sepiring sajian nasi lengkap dari rijsttafel cukup membuat perut saya kenyang. Tambahan 'pernak-pernik' lauk dalam piring ternyata cukup banyak.

Awalnya mungkin terlihat sedikit tapi nyatanya ini sangat mengenyangkan. Kombinasi nasi gurih yang awalnya sempat saya 'underestimate' ternyata cukup lezat. Kombinasi kelapa parut yang ditambahkan dalam nasi gurih membuat rasanya makin sedap. Rasa santan yang ditambahkan saat dimasak tak terlalu kuat seperti di dalam nasi uduk.

Renyahnya udang kering dengan teri nasi goreng plus sambal ijo sebenarnya sudah jadi comfort food ala rumahan. Jika ingin rasa yang lebih gurih, sayur santan yang disajikan bisa memuaskan lidah Anda.

Tapi saya memilih untuk tak menyantapnya. Hati-hati karena di dalam nasi gurih sudah ada kandungan santannya. Hanya menghindari agar rasa santan tak terlalu kuat di mulut.


Untungnya masih ada tambahan sayur gambas bening dalam menu. Sayur ini seolah menetralisir mulut yang terlalu penuh dengan rasa gurih. Sayurnya sendiri terasa manis karena oyong rebusnya.

Di dalam sayur oyongnya terdapat soun atau mi kaca. Ada baiknya untuk tak terlalu banyak meminta soun dalam piring. Soun dan nasi sama-sama karbohidrat sehingga bisa membuat Anda terlalu kenyang. (chs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER