Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pariwisata menggandeng Adobe System Inc, perusahaan berbasis digital teknologi yang berpusat di San Jose, California. Kerja sama itu dilakukan guna merajut kemitraan strategis dan mendongkrak target 15 juta wisatawan mancanegara 2017 dan 20 juta wisman pada 2019.
"Prinsip dari
go digital adalah more digital more personal, more digital more Professional, more global. Karenanya kita gandeng Adobe. Dengan sarana cloud Adobe akan meningkatkan strategi transformasi digital dan menghubungkan mereka dengan wisatawan yang melek digital," kata Menpar Arief Yahya dalam rilisnya, Jumat (18/8/2017).
Kebetulan, Go Digital menjadi tiga program prioritas yang sedang digenjot Kemenpar bersama Air Connectivity dan Homestay Desa Wisata. Mantan Dirut Telkom itu yakin, dengan terhubung Adobe Experience Manager, kepak sayap Wonderful Indonesia akan semakin membaik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diharapkan dengan sinergi ini berbagai maskapai penerbangan juga bisa cepat terjalin. Semuanya bisa saling bertukar informasi secara cepat dan akurat.
"Sebagai langkah awal kita akan menjalin kemitraan dengan 10 maskapai penerbangan, termasuk Garuda Indonesia dan Air Asia," ujarnya.
APAC Managing Director Public Sector for Adobe Tony Katsabaris menyambut baik
kerja sama ini. Hasilnya diyakini bakal sangat dahsyat lantaran kekuatan internet dan media sosial akan didukung dengan
story telling dari wisatawan.
Jurus ini diyakini bakal sangat efektif mengingat wisatawan selalu suka berbagi foto dan video yang diambil dari perjalanan mereka.
Adobe akan memfasilitasi dan memperluas kemampuan orang-orang untuk berbagi pengalaman perjalanan dengan masyarakat yang lebih luas daripada sebelumnya.
"Industri pariwisata dapat berkembang, dan dapat menawarkan konten terbaru dan tepat sasaran, dan semuanya bisa dilakukan dalam waktu singkat,"ungkap Tony.
Hal yang sangat masuk akal mengingat lebih dari 97 persen dari masyarakat berbagi foto dan video dari perjalanan mereka di media
online.
Adobe juga bertugas menerjemahkannya dengan perangkat Livefyre yang merupakan bagian dari Adobe Experience Manager.
"Livefyre akan membantu Kemenpar dalam memanfaatkan kekuatan isi pengguna secara umum, kemampuannya dapat menyaring miliaran konten media sosial yang dibuat para wisatawan setiap hari," ujarnya.
Fitur ini juga secara rutin akan menyajikan arus informasi terbaru tentang pengalaman para wisatawan yang sebenarnya dan bisa di-
share untuk wisatawan lain.
"Secara bersamaan, Adobe Analytics bisa memberikan analisa yang mendalam terkait lalu lintas ke situs internet (
web traffic) dan para pengunjung (
visitors). Hal ini bisa dijadikan data untuk menyasar dan menarik minat wisatawan baru," urainya.
Adobe Experience Manager terdiri atas Adobe Marketing Cloud, Adobe Advertising Cloud dan Adobe Analytics Cloud. Experience Cloud hadir berdasarkan Adobe Cloud Platform dan dipadukan dengan Adobe Creative Cloud dan Document Cloud.
Adobe Experience Cloudmerupakan sarana untuk menggambarkan pengalaman wisatawan yang luar biasa dan pemasaran digital (digital
marketing). Ini juga dapat digunakan untuk membantu Kemenpar mencapai target penting bila nanti mengangkat profil destinasi wisata sebagai tujuan favorit wisatawan.
Dengan menggunakan teknologi
machine learning dan
artificial intelligence dari Adobe Sensei, Adobe Experience Cloud menggabungkan berbagai solusi kelas dunia, beragam perangkat terlengkap, data terluas dan content
systems, serta ekosistem mitra kerja yang terbaik.
Sehingga menawarkan keahlian tak tertandingi dalam upaya menghadirkan pengalaman wisatawan. Adobe Systems Inc adalah perusahaan perangkat lunak yang bergerak di bidang grafis, animasi, video, dan pengembangan web. Adobe adalah salah satu perusahaan perangkat lunak yang paling besar di dunia.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1982 dan berpusat di San Jose, California, AS. Beberapa dari produk-produknya yang terkenal dan mendunia adalah Photoshop, Flash, dan Acrobat.