Kalbar, CNN Indonesia -- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus konsisten menghidupkan destinasi
crossborder yang berada di perbatasan dengan negara tetangga. Kali ini, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar, bekerja sama dengan pemerintah daerah Kalimantan Barat akan menggelar perhelatan Festival The Wonderful of Authentic Heart of Borneo (WAH of Borneo).
Acara rencananya akan dilaksanakan pada 17-19 Agustus 2017 di Nanga Badau Kapuas Hulu Kalimantan Barat.
"Festival ini untuk memeriahkan Hari Kemerdekaan sekaligus mempromosikan potensi wisata kabupaten itu," kata Kepala Seksi Pemasaran Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dinas Pariwisata Kapuas Hulu, Indra Prasetyo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut Indra mengatakan, Kapuas Hulu merupakan kawasan strategis wisata nasional. Apalagi Kapuas Hulu sudah memiliki Pos Lintas Batas Negara yang akan mempermudah wisatawan mancanegara berkunjung menikmati wisata yang ada di kabupaten itu.
"Kami tergetkan WAH of Borneo mampu menarik pengunjung minimal 4.000 orang, termasuk dari negara tetangga Malaysia," ujarnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti mengatakan, Kemenpar akan menghadirkan penyanyi yang siap menghentak wisatawan Malaysia dan Singapura yakni Siti Badriah.
"Menpar selalu menyebut satu kata, musik! Karena musik itu adalah bahasa universal. Musik yang disukai kebanyakan orang Indonesia, juga sama diidamkan oleh orang Malaysia. Genre dangdut salah satu yang membuat Crossborder Festival rutin digelar di wilayah perbatasan,” kata Esthy.
“Untuk menarik wisatawan Malaysia yakni dangdut yang paling digemari. Itu kenapa Siti Badriah kami undang lagi," imbuh Esthy.
Dan ini terbukti, imbuh Esthy, suara emas Siti Badriah atau lebih sering dipanggil Sibad oleh penggemarnya ini benar-benar dinantikan.
"Saat bulan November tahun lalu, suara emas Sibad membuat lebih dari 6.100 wisman Malaysia menyeberang ke Aruk Sambas untuk menikmati suara emasnya dan April lalu, Sibad juga tampil energik membius 5.000 penggemarnya saat memeriahkan Hut ke-401 Kota Sanggau di Kompleks Sabang Merah Sanggau. Jadi penampilan Sibad pasti dinantikan penggemarnya," tutur Esthy.
Tidak hanya menampilkan penyanyi dangdut yang populer dengan single-nya 'Berondong Tua', WAH of Borneo juga akan menampilkan penampilan penyanyi lokal dan menampilkan
booth bazar kerajinan tangan suvenir, kuliner dan produk kreatif masyarakat Kapuas Hulu. Tentu ini bagian strategi agar masyarakat setempat bisa menikmati dampak ekonomi langsung dengan diadakannya festival ini.
"Momennya pas dengan hari kemerdekaan,
event ini juga akan dimeriahkan dengan lomba 17 Agustus-an seperti futsal, panjat pinang, tarik tambang dan lomba lainnya," tutur wanita ayu berkerudung ini.
Seirama dengan Esthy, Gayatri juga menyebutkan festival WAH of Borneo ini sebagai upaya mencapai target kunjungan 15 juta wisman serta promosi Pesona Indonesia di tingkat internasional pada 2017 dan dalam rangka meningkatkan jumlah kunjungan wisman Malaysia ke Indonesia.
“Potensi yang dimiliki Kabupaten Kapuas Hulu dapat dijadikan sebagai
gateway atau pintu gerbang untuk mendatangkan wisman asal Malaysia. Adapun yang menjadi rangkaian kegiatan berupa penyelenggaraan seni dan budaya yang akan menampilkan artis nasional, pagelaran kesenian tradisional dan pameran produk kreatif Kapuas Hulu,” ucapnya.
Dari 15 juta target wisman pada 2017, Malaysia dipatok 2 juta kunjungan. Kegiatan
crossborder ini sangat efektif untuk menggenjot capaian. Bermula dari festival itulah para wisman diharapkan mencicipi destinasi lain di Bumi Khatulistiwa.
Menurut Menpar Arief Yahya,
crossborder tourism sesuai dengan fokus Presiden Joko Widodo yang ingin menggairahkan daerah perbatasan. Jokowi sejak awal menaruh perhatian serius kepada warga masyarakat Indonesia yang berada di pulau terluar, perbatasan dan daerah terpencil. Saking seriusnya, Presiden ketujuh Indonesia itu tak ragu mengubah sebutan daerah perbatasan dari pulau terluar menjadi pulau terdepan. Karena itu, serangkaian
border tourism digelar dari Atambua, Dili, Papua, Aruk, Entikong, sampai ke Batam-Bintan.
“Kami akan terus pelajari dan evaluasi, seberapa efektif untuk menggairahkan ekonomi masyarakat. Termasuk seberapa bagus menarik wisatawan dari negara tetangga, ini akan menjadi konsentrasi kami dan kami pantau,” kata menteri asal Banyuwangi itu.