Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) tengah sibuk menyiapkan parade ASEAN 50. Parade ini digelar untuk memperingati usia emas Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) 50 yang didirikan melalui Deklarasi Bangkok pada 8 Agustus 1967.
"Peringatan 50 tahun ASEAN merupakan momentum yang harus dimanfaatkan untuk memperkuat peran ASEAN di kawasan sebagai motor penggerak integrasi ekonomi dan kerja sama di segala bidang," ujar Wakil Menteri Luar Negeri RI, AM Fachir dalam keterangan tertulisnya, Minggu (20/8/2017).
Berbagai kemeriahan disiapkan dalam parade yang akan digelar pada 27 Agustus 2017 itu. Ada keunikan ragam budaya dan atraksi menarik dari Indonesia, perwakilan Negara-negara Anggota ASEAN, serta Negara-negara Mitra Wicara ASEAN. Dalam parade itu juga akan ditampilkan Parade Bendera ASEAN, Parade kostum,
marching band, Parade Tari dan Gerak, Musik, dan keunikan lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Parade ASEAN 50 ini akan memanfaatkan Car Free Day (momen hari bebas kendaraan) di Ibu Kota, rencananya akan bergerak sepanjang 3,4 kilometer dari Pintu Barat Daya Monas menuju sepanjang jalan MH Thamrin, Bundaran Hotel Indonesia, dan akan finis di Patung Jenderal Sudirman.
"Sebanyak 3.000 peserta akan ikut parade ini. Selain pertunjukan yang menampilkan keunikan dan kekayaan budaya ASEAN secara menarik dan inovatif, pengunjung juga akan disuguhi aneka kuliner dari 11 negara anggota ASEAN," lanjutnya.
Tidak sampai disitu, beragam informasi tentang peluang kerja sama ASEAN bagi masyarakat Indonesia juga akan ditampilkan. Sebelum menggelar Parade ASEAN 50 ini, Kemenlu juga telah mengadakan berbagai kegiatan menyambut ulang tahun ASEAN ke-50 seperti Simposium 50 tahun ASEAN bertema 'Sentralitas dan Kesatuan ASEAN'. Kegiatan itu melibatkan berbagai pemangku kepentingan baik dari pemerintah, pelaku usaha, dan akademisi.
Selain itu Kemenlu yang bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sikka, Universitas Nusa Nipa, Sekolah Menengah Atas, dan Radio setempat melaksanakan Rangkaian Kegiatan Peringatan HUT ASEAN ke-50 di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur pada tanggal 8–9 Juni 2017 lalu.
Bagi Menteri Pariwisata Arief Yahya,
event seperti Parade ASEAN 50 ini memiliki dua dampak. Pertama
direct impact atau pengaruh langsung, yakni orang datang ke lokasi Car Free Day untuk menyaksikan karnaval.
"Kedua, ini yang terpenting, yang lebih besar
impact-nya, yakni
indirect impact atau
media value. Kegiatan ini akan diliput dan disebarluaskan ke seluruh negara ASEAN. Komposisi ideal
event itu 50:50,
direct dan
indirect," kata Arief.
Menpar juga minta agar masyarakat bisa menyaksikan suguhan Parade ASEAN 50 yang penuh dengan atraksi yang menarik.
"Ini daya tarik untuk masyarakat atas parade yang akan menampilkan seni dan budaya 11 negara ASEAN ini. Ini akan menjadi magnet Pesona Indonesia, ayo datang ke Parade ASEAN 50. Saksikan dan Viralkan ," pungkasnya.
Di pariwisata, sejak dua tahun lalu, 10 negara ASEAN sudah sepakat untuk kerja sama,
incorporated. Perwakilan kementerian pariwisata dari masing-masing negara sudah berulang kali bertemu dan membicarakan promosi pariwisata bersama untuk menjadikan ASEAN as a single destination.
"Industrinya bikin paket, dua tiga negara dalam satu paket destinasi. Bahkan promosinya bersama-sama dengan logo dan
tagline Visit ASEAN@50," ungkap Arief.
Pariwisata memang tidak ada batas-batas teritorial. Tidak mengenal batas negara, daerah, apalagi kabupaten kota. Pariwisata itu universal, yang bagus pasti dikunjungi orang.
"Karena itu yang bagus-bagus di berbagai negara dikumpulkan dalam satu paket wisata," lanjutnya.