Parade Kain Tradisional jadi Sorotan di Peringatan HIMAS

Elise Dwi Ratnasari | CNN Indonesia
Kamis, 24 Agu 2017 18:42 WIB
Peringatan Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia tahun ini memberi fokus pada kain tradisional. Parade kain akan berlangsung Minggu (27/8) mendatang.
Peringatan Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia tahun ini memberi fokus pada kain tradisonal. Parade kain akan berlangsung Minggu (27/8) mendatang. (Foto: ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)
Jakarta, CNN Indonesia -- Setiap tahun sejak 1995, Indonesia turut memeringati Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia. Tahun ini, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) bersama Kemendikbud dan Komnas HAM menggelar peringatan khusus dengan Parade Kain Nusantara. Agenda ini diikuti juga dengan perbincangan mengenai 'Pengelolaan Kain Tradisional'. 

"Kenapa kain? Karena kain juga jadi identitas. Saat ketemu, orang pakai kain, bisa langsung ketahuan dari mana, ini masyarakat mana," ungkap Mina Susana Setra dari Divisi IV Bidang Sosial Kebudayaan AMAN, saat ditemui di gedung Kemendikbud, Jakarta Pusat, Kamis (24/8).

Di samping itu, ia menuturkan kain juga dianggap mampu mempertemukan isu-isu yang selama ini dianggap 'berat' oleh masyarakat seperti konflik lahan atau tanah, serta konflik soal HAM.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia sendiri prihatin kain Nusantara kerap hanya sebagai simbol. Masyarakat menyukai kain tradisional hanya sebatas karena harganya yang mahal dan tampak prestisius, tanpa tahu cerita di balik kain yang dimilikinya. Mina memberikan contoh kain Sumba yang perlu waktu penenunan hingga berbulan-bulan, mulai dari bahan masih berupa kapas.


Tak hanya cerita soal pembuatan, tapi juga kain punya makna spiritual. Dalam tradisi suku Dayak Iban di Kalimantan, lanjut Mina, orang yang bisa menenun hanyalah orang yang mendapat suatu berkat, misal lewat mimpi.

"Penenun akan bercerita tentang apa yang terjadi di masyarakat adat lewat kain. Jadi kain itu bisa bicara soal alam, lingkungan juga spiritual, apalagi kain tua, ia punya makna tertentu," jelasnya. 

Senada dengan Mina, Kasubdit Warisan Budaya Tak Benda, Kemendikbud, Lien Dwi Ari mengatakan, dalam lima domain perlindungan warisan budaya, kain termasuk dalam domain keterampilan dan kemahiran kerajinan tradisional serta domain adat istiadat masyarakat, ritus dan perayaan-perayaan.

"Kain itu berhubungan dengan banyak sekali elemen di masyarakat, termasuk juga ekonomi," katanya. 


Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia atau International Day of the World's Indigenous Peoples diperingati setiap tanggal 9 Agustus. Dimulai sejak 1995, peringatan ini diresmikan Majelis Umum PBB melalui resolusi 49/214 bertanggal 23 Desember 1994. Tanggal ini dipilih karena merupakan hari pertemuan pertama kelompok kerja PBB untuk Masyarakat Adat Sub-Komisi untuk Promosi dan Perlindungan Hak Asasi Manusia pada 1982.

Peringatan HIMAS mendatang akan dilakukan di Bundaran HI tepat saat momen Car Free Day, Minggu (27/8). Peserta Parade Kain Nusantara akan berarak menuju Museum Nasional, kemudian acara akan berlanjut dengan bincang santai. Peserta parade diharapkan mengenakan kain tradisional yang dimiliki.

"Akhir-akhir ini isu intoleransi merebak di masyarakat, lewat acara ini kami ingin menyampaikan pesan bahwa kita ini beragam, ditunjukkan lewat beragamnya kain-kain tradisional Indonesia, tapi kita ini satu," tuturnya. (rah)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER