Jakarta, CNN Indonesia --
Kawasan Kota Tua menjadi salah satu destinasi favorit para turis atau wisatawan mancanegara (wisman) di Jakarta. Sebab, kawasan ini menghadirkan keindahan arsitektur bangunan sisa colonial Belanda.
Melihat antusiasme turis yang tinggi terhadap Kota Tua Jakarta, dibuatlah program walking tour Indonesia Heritage Walk. Program ini diluncurkan Minggu (27/8/2017) dan dihadiri oleh ASITA, perwakilan ASEAN, akademisi, dan wisatawan mancanegara dari berbagai negara.
"Indonesia Heritage Walk ini merupakan
walking tour yang akan jadikan kawasan Kota Tua Jakarta ini sebagai salah satu destinasi unggulan wisata sejarah di Jakarta. Khusus wisman, ini bisa dinikmati secara gratis," ujar Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti, Selasa (29/8/2017).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peserta walking tour asal Malaysia, Hongkong dan Finlandia mengaku terkesan dengan paket walking tour di kawasan Kota Tua Jakarta. Semua terkesima oleh kekayaan
heritage Kota Tua Jakarta yang masuk dalam destinasi 10 Bali Baru.
Indonesia Heritage Walk merupakan program yang digarap oleh Kementerian Pariwisata, komunitas lokal Kota Tua, SEATGA (South East Asia Tourist Guide Association), dan PT Bituris Wisata Indonesia.
"Banyak pujian yang datang. Itu dikarenakan kawasan Kota Tua Jakarta tidak hanya memiliki keindahan arsitektur bangunan sisa kolonial Belanda saja, tapi juga menyuguhkan kekayaan sejarah berdirinya Kota Batavia sebagai cikal bakal Kota Jakarta. Dulunya bahkan menjadi kota perdagangan dunia," paparnya.
Program
walking tour ini merupakan paket wisata tematik dan menghadirkan wisata sepenuhnya dalam bahasa Inggris.
Kepala Bidang Penguatan Jejaring Asdep Bisnis dan Pemerintah Kemenpar Hidayat menambahkan, kegiatan
walking tour ini dimulai dengan menonton pertunjukan film di Museum Mandiri. Film yang ditayangkan berisi perjalanan bangsa Portugis dan Belanda menuju nusantara dalam mencari rempah-rempah.
Selanjutnya, peserta diajak mengelilingi gedung museum yang dahulunya merupakan gedung Nederlandsche Handel Maatschappaij (NHM), sebuah serikat dagang Belanda setelah runtuhnya VOC.
"Dari situ kita lanjut menyusuri Kali Besar yang saat ini tengah direvitalisasi. Kita tunjukkan peran penting sungai dan kanal ini di zaman Belanda sebagai jalur distribusi pengangkutan barang-barang yang baru diturunkan dari kapal yang bersandar di Pelabuhan Sunda Kelapa. Kebetulan saat ini di sepanjang sungai Kali Besar masih banyak gedung-gedung tua yang masih berfungsi sebagai kantor," jelasnya.
Kemudian, peserta diajak untuk menikmati kopi yang merupakan salah satu satu kekayaan komoditi asli Indonesia.
"Kita ajak menyeduh kopi di kedai Kopi Aroma Nusantara. Ini upaya mengenalkan sejarah kopi dari tanah Jawa yang sempat menguasai pasar dunia berabad silam. Dulu sempat dikenal dengan istilah
a cup of Java. Di sini para peserta bisa menikmati berbagai jenis kopi mulai dari Aceh Gayo hingga kopi Papua," tambahnya.
Tur dilanjutkan dengan menyaksikan pertunjukan seni beladiri pencak silat Cakrabuana dan gendang rampak di Taman Fatahillah. Seni pencak silat merupakan tradisi turun temurun yang masih eksis di kawasan Kota Tua. Menariknya, peserta bisa mencoba beberapa jurus dasar silat syahbandar, ciri khas silat Sunda Cakrabuana, dan belajar pukulan gendang rampak.
Rangkaian tur diakhiri dengan demo masak kuliner khas Betawi, sayur babanci yang menggunakan 21 jenis rempah-rempah khas nusantara.
"Ini makanan khas Betawi yang sudah sangat jarang ditemui belakangan ini. Peserta kita ajak untuk terlibat langsung dalam proses memasak Sayur Babanci mulai dari pengenalan bumbu hingga proses memasaknya. Sambil menikmati santap malam peserta dihibur dengan pertunjukan musik khas tempo dulu lewat alunan nada akordeon dan biola. Nuansa tempo dulu akan sangat terasa," ujarnya.
PIC Kepulauan Seribu dan Kota Tua Dodi Riadi mengungkapkan, beragam kenangan tadi bisa diviralkan seluruh peserta
walking tour. Program wisata ini bisa dinikmati secara gratis hingga tiga bulan ke depan khusus untuk turis asing.
"Selama tiga bulan, kita beri kesempatan
free atau gratis untuk para turis asing untuk menjelajahi
heritage kota tua Jakarta. Setelah tiga bulan, baru kita jual paket tur wisata ini kepada wisatawan mancanegara," ucapnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya selalu melihat apa yang dilakukan di negara lain dan menjadi sukses. Mulai dari mencontohkan
benchmark hingga membandingkan dengan cerita sukses dari negara lain dengan tema yang sama, Kota Tua atau Kota Lama.
"Singapura, Malaysia, yang dekat dengan kita sudah melakukan revitalisasi," katanya.
Ia juga mencontohkan Eropa yang merupakan gudangnya
heritage building. Hampir semua kota selalu punya kota kuno yang umurnya sudah lebih dari 100 tahun dan dilindung oleh pemerintah.
"Kota Tua Jakarta itu punya sejarah panjang. Karena itu, dengan sedikit sentuhan saja, Kota Tua bisa lebih keren," tegasnya.
Menurutnya, program
walking tour Indonesia Heritage Walk sudah cukup maju. Sebab, bisa mempromosikan kawasan
heritage Kota Tua Jakarta, destinasi yang cukup dekat dengan market. Faktanya 30% wisman masuk ke Jakarta melalui Bandara Soekarno Hatta.
"Singapura dan Kuala Lumpur sudah sering meng-
create program wisata gratis seperti ini. Hasilnya destinasi mereka makin hits. Kalau ini diterapkan di Kota Tua Jakarta dengan gaya khas Wonderful Indonesia, saya yakin
walking tour ini bisa menjadi atraksi menarik yang banyak dikunjungi turis asing layaknya Jakarta Tempoe Doeloe," ujarnya.