Banyuwangi Hadirkan Hotel Bintang 4 Baru

Advertorial | CNN Indonesia
Minggu, 10 Sep 2017 14:44 WIB
Amenitas bintang empat bertambah satu di Banyuwangi.
Jakarta, CNN Indonesia -- Amenitas bintang empat bertambah satu di Banyuwangi. Kehadiran hotel bintang 4 baru ini makin memantapkan Kabupaten yang berada di ujung timur Pulau Jawa ini dalam bisnis Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE).

Menteri Pariwisata Arief Yahya didampingi Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas meresmikan Harvest Resort & Village di Banyuwangi pada Sabtu (9/9/2017). "Selamat dan Sukses buat Harvest Resort and Village," kata Menpar.

Lokasi hotelnya terbilang sangat strategis. Letaknya ada di Kecamatan Licin yang notabene merupakan salah satu basecamp untuk menuju kawasan wisata Ijen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banyuwangi letaknya strategis karena dekat dengan Bali. Banyuwangi itu indah dan jika ingin menjadi destinasi wisata unggulan, Banyuwangi harus punya bandara internasional," jelas sambungnya.

Hal ini tidak terlepas dari upaya Bupatinya yang terus mendorong Banyuwangi sebagai destinasi wisata unggulan dengan promosi besar-besaran. Mendorong lewat festival-festival, pembangunan destinasi baru dan pembangunan infrastruktur . Semuanya dilakukan untuk mendukung mobilitas wisatawan dari dan ke Banyuwangi.

Tiga poin penting langsung disampaikan Arief dalam sambutannya. Pertama dalam pengembangan destinasi Menpar ingin memperkenalkan Atraksi, Akses dan Amenitas 3A. Hadirnya Harvest Resort & Village itu adalah bentuk pengembangan amenitas yang menjadi critical bagi pengembangan destinasi.

Kedua, poin penting yang disampaikan Menpar Arief Yahya adalah pembangunan ballroom/conference venue yang besar di Banyuwangi dengan kapasitas 1.000 orang.

“Itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk gelaran event MICE sebanyak banyaknya. Karena MICE ini makin menjanjikan,” jelasnya.

Arief menjelaskan, keuntungan dari berkembangnya MICE tourism adalah wisman MICE melakukan spending dua kali lebih banyak daripada wisman biasa. ARPU atau Average Revenue per user-nya jauh lebih tinggi, dan lokasi atau daerah penyelenggaraan MICE akan memperoleh keuntungan berupa perbaikan berbagai sektor yang ada.

Ketiga, poin yang penting menurut Arief adalah maju memenangkan persaingan, khususnya ketika bidding untuk event MICE nasional maupun internasional, maka Banyuwangi harus Incorporated. Bersatu membawa nama baik Banyuwangi dan Indonesia di pentas dunia.

“Ketika bersatu, maka kita akan kuat dan memenangkan persaingan. Banyuwangi punya prospek bagus di pariwisata, masyarakatnya juga semakin ramah dan punya semangat hospitality yang bagus,” kata Menpar Arief Yahya.

Di samping itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan dirinya hanya memberikan perizinan untuk pembangunan hotel bintang 3 dan bintang 4, serta homestay. Izin tidak akan diberikan untuk pembangunan hotel kelas Melati.

"Kita sengaja hanya beri izin hotel berbintang dan homestay sebagai bagian dari kontrol tata kota. Saya tidak akan izinkan dibangun hotel Melati. Karena terbukti hotel Melati hanya menjual jam-jaman untuk sesuati yang tidak benar," kata Anas.

Pengendalian pendirian hotel ini sengaja dilakukan guna menjaga iklim investasi di Banyuwangi. Saat tak ada kontrol, dikhawatirkan akan memunculkan persaingan yang tidak sehat.

Seperti diketahui, sejumlah hotel berbintang berjejaring kini dibangun di Banyuwangi, seperti jaringan Hotel Aston dan Hotel Agastya. Pembangunan Hotel Aston yang berlokasi di Jalan Brawijaya telah dimulai sejak Oktober 2016 lalu.

Hotel delapan lantai tersebut diproyeksi mulai beroperasi Oktober mendatang. Sementara itu, pembangunan Hotel Agastya yang berlokasi di Jalan Yos Sudarso, juga terus berlangsung.

Anas mengatakan, pengusaha hotel menanamkan investasi di Bumi Blambangan murni pertimbangan bisnis. Artinya, pihak investor telah menghitung return of investment (ROI) alias rasio provitabilitas. Untuk itu, pihak Pemerintah Daerah menargetkan Banyuwangi menjadi Kota MICE.

“Selama ini orang lebih memilih Kota Batu, Surabaya, Bali untuk lokasi rapat. Kalau mereka memilih Banyuwangi, bisa jadi jumlah kamar hotel yang ada saat ini akan kurang. Nah, saat itu terjadi, izin pendirian hotel baru akan dibuka kembali, sehingga investor bisa mendapatkan kepastian,” pungkasnya.

Sementara, owner Harvest Resort & Village, Aminoto mengatakan, sejak lama yakin Banyuwangi bakal tumbuh pesat. Sebab itu dirinya tidak ragu berinvestasi membangun hotel di negeri Sunrise of Java ini.

"Ini sebagai dukungan kita atas tumbuh pesatnya pariwisata di Banyuwangi. Kami melihat dari tahun ke tahun kunjungan wisatawan di Banyuwangi terus meningkat dan kebutuhan amenitasnya masih kurang," kata Aminoto.

Dengan nilai investasi lebih dari Rp 50 miliar, Harvest Resort & Village ini menyasar kelas menengah ke atas. Dengan jumlah kamar sebanyak 40 kamar, tingkat okupansinya ditarget mencapai 80 persen.

"Kita baru buka dua bulan saja okupansinya sudah 20-50 persen. Sebagian besar tamunya adalah wisatawan asing. Nantinya jumlah kamar akan terus kita tambah dan kami optimis okupansinya bisa mencapai 80 persen. Karena makin lama makin banyak orang yang datang ke Banyuwangi," ungkap Aminoto.

Aminoto melanjutkan, pihaknya akan terus berekspansi bila pertumbuhan wisatawan di Banyuwangi makin besar dengan membangun hotel lainnya. Menurutnya langkah ini tidak kontra produktif dengan program pemerintah yang menggalakkan homestay karena beda segmen.

"Saya sangat mendukung program homestay yang dicanangkan Kemenpar karena memang itu sangat dibutuhkan dengan meningkatnya kunjungan. Tapi bagian kami menangani yang kelas menengah ke atas karena itu juga masih dibutuhkan. Banyak kantor-kantor perusahaan atau instansi juga membutuhkan fasilitas ballroom," tambah Aminoto.

Pada 2016 tercatat lebih dari 4,6 Juta wisnus yang berkunjung ke Banyuwangi, melonjak 85% dari tahun 2015 dengan 2,5 juta Wisnus. Jumlah tersebut hampir 3 kali lipat jumlah penduduk Banyuwangi sebanyak 1,6 juta warga.

Sedangkan kunjungan wisman tahun lalu juga tumbuh 33% dan mencapai 141 ribu wisman. Sebelumnya sebesar 105 ribu wisman di 2015 relatif sangat besar bagi destinasi yang baru.

Dari data hotel di Kabupaten Banyuwangi, diketahui jumlah hotel pada 2016 sebanyak 76 hotel dengan total jumlah 2.385 kamar dan 3.571 tempat tidur. Saat ini ada tambahan hotel baru yakni Hotel eL Royale Hotel & Resort Banyuwangi (Bintang 4), progres pembangunan Hotel Aston (Bintang 3), dan Singgasana (Hotel Bintang 4).
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER