Somadril, Obat Selain PCC yang Disalahgunakan di Kendari

Christina Andhika Setyanti | CNN Indonesia
Kamis, 14 Sep 2017 20:05 WIB
Somadril adalah salah satu obat yang dicampur dan disalahgunakan oleh 30 orang di Kendari, padahal aslinya obat ini adalah pereda nyeri dan rematik.
Somadril adalah salah satu jenis obat yang disalahgunakan dan dikonsumsi di Kendari (Pixabay/PublicDomainPictures)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penyalahgunaan obat-obatan yang diduga narkoba dilakukan oleh 30 orang dari pelajar tingkat SD, SMP, SMA, dan pegawai di Kendari, Sulawesi Tenggara. Salah seorang korban mengaku mengonsumsi tiga jenis obat yang berbeda, yaitu Tramadol, Somadril, dan PCC, di mana mereka mencampur ketiga obat tersebut dan meneguknya dengan air putih.

Mengutip berbagai sumber, somadril, salah satu obat yang konsumsi sebenarnya termasuk obat pereda sakit. Somadril sendiri merupakan obat untuk meredakan nyeri otot, kejang, radang sendi, artritis, serta sakit pinggang.

Komposisi yang dikandung obat ini ialah 200 mg carisoprodol, 160 mg parasetamol, dan 32 mg kafein.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sebagai obat nyeri pinggang, obat ini ternyata juga rawan disalahgunakan. Jika disalahgunakan, obat ini berpotensi merusak kesehatan.

Banyak efek samping yang disebabkan oleh somadril, beberapa di antaranya ialah pingsan, hidung beringus atau tersumbat, detak jantung terlalu cepat atau terlalu lambat.

Selain itu, efek samping lainnya adalah demam, ruam kulit dengan gatal atau kemerahan, pembengkakan pada wajah, kelopak mata, mulut, atau lidah. Kesulitan bernapas dan sesak di dada menjadi faktor. Efek samping yang paling umum ialah penglihatan kabur, mengantuk, serta pusing.

Oleh karena efek samping yang menyebabkan rasa kantuk dan pusing dianjurkan untuk tidak mengemudikan kendaraan bermotor, mengoperasikan mesin, atau berbagai kegiatan yang membutuhkan kewaspadaan mental dan fisik.


Obat ini bekerja pada sistem saraf pusat, maka dari itu harus berhati-hati jika mengonsumsi alkohol atau zat lain yang juga menekan sistem saraf pusat.

Sebuah penelitian yang berjudul Chemical Youth, Comparative Case-Studies Indonesia oleh Guru Besar Antropologi Universitas Hasanuddin Nurul Ilmi Idrus memaparkan bahwa Somadril banyak digunakan oleh pekerja seks komersil di Sulawesi Selatan.

Somadril tergolong sebagai obat keras yang juga digunakan untuk orang tua penderita rematik dengan resep dokter. Lebih lanjut penelitian tersebut menjelaskan bahwa Somadril berbahaya karena memiliki sifat adiktif.

Namun, jika dikonsumsi berlebih akan menimbulkan halusinasi, pelemahan otot, gangguan fungsi saraf, tidak terkendalinya diri hingga kematian. (tab/chs)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER