
5 Kedai Kopi dengan 'Single Origin' Andalan di Jakarta
Minggu, 01 Okt 2017 13:56 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Bicara soal kopi, tak ada salahnya mencoba single origin alias kopi asli, pertama tanpa rekayasa dan biasanya mengacu pada nama daerah atau tempat. Kebalikannya adalah kopi blend yakni kopi yang dibuat dengan memadukan beberapa jenis biji kopi hingga menemukan citarasa yang diinginkan.
Sebagian kedai kopi hanya menyediakan blend yang biasanya jadi andalan mereka. Namun, ada pula mereka yang menyediakan single origin baik lokal maupun impor. CNNIndonesia.com merangkum lima kedai kopi dengan single origin yang patut dicicipi.
1. Pigeonhole Coffee Chapter 2
Coffee shop ini sebenarnya berpusat di Bintaro, sehingga Pigeonhole Menteng diberi embel-embel 'Chapter 2'. Memasuki coffee shop ini, mungkin agak bingung karena kafe ini tak berdiri sendiri. Ia bergabung dengan kafe, bakery dan juga barbershop. Tak perlu khawatir, Pigeon Hole berada tepat sebelah area parkir.
Kafe ini menyediakan berbagai macam kopi single origin, baik lokal maupun impor. Menariknya, mereka punya Mother Pigeon alias tempat untuk roasting biji kopi yang terletak di kawasan Pondok Indah.
Saat berkunjung pada Rabu (27/9), kedai kopi ini punya Finca Yudistira, Ciwangi Natural dan Asta Kemuning untuk single origin lokal, sedangkan impor, mereka punya antara lain, Ninety Plus Panama Geisha Juliette H2, Colombia Las Nubes Sudan Rume Washed, Rwanda Buliza Washed serta Rwanda Cybumba Washed.
Pilihan jatuh pada Finca Yudhistira, biji kopi lokal asli dari Gunung Arjuna, Malang. Untuk menghasilkan kopi dengan body medium, manual brewing V60 lebih disarankan. Ditemani Kit Kat Croissant, kopi jadi makin nikmat. Rp40.000 tak sia-sia untuk kopi single origin ini ditambah suasana kedai yang nyaman walau harus berdampingan dengan tenant-tenant lain.
2. Kopikina
Meski kedai kopi ini tak seberapa besar, tapi jangan salah, koleksi single origin mereka sangat banyak. Salah satu staf kedai, Gregorius Rezero Agung Kumoro, jenis biji kopi bisa lebih banyak dari biasanya pada hari tertentu. Jika dihitung, ada sekitar 23 toples biji kopi lokal yang berjajar di rak pada Kamis (28/9).
"Kalau lagi gila, bisa 30 sampai 35 jenis," ujar pria yang akrab disapa Ero ini.
Dari sekian jenis varian biji kopi, rasa penasaran jatuh pada Abyssinia Pantan Musara Madu Hitam. Istilah 'madu hitam' tak berarti kopi dicampur dengan madu. Istilah ini mengacu pada proses pasca panen yang disebut dengan honey process. Madu hitam berarti lendir pada biji kopi turut dijemur sehingga biji kopi berwarna gelap. Mengutip dari laman resmi kopikina, pada proses madu, semakin gelap maka semakin kopi mendekati citarasa natural.
Pesanan tiba. Saat dicium, aroma tak seberapa 'keluar'. Setelah dicoba, rasa kopi diawali dengan rasa asam yang agak mengejutkan tapi tak lama kemudian disusul rasa pahit tapi nikmat. Rasa pahit agak mereda saat pesanan Lava Cake dengan es krim vanila datang. Pahit memang cocok disandingkan dengan manis.
Cukup merogoh kocek sebesar Rp62.000, rasa pahit dan manis terbungkus dalam suasana kedai yang nyaman walau tepat berada di pinggir jalan. Masih ada belasan atau bahkan puluhan jenis biji kopi menanti untuk dicicipi, sehingga mungkin ada alasan untuk kembali.
3. Ruang Seduh
Di kawasan Kemang, terdapat sebuah kedai kopi dengan lokasi agak 'tersembunyi'. Berada di balik toko buku Aksara, kedai kopi Ruang Seduh menawarkan suasana homey yang tenang. Barista Ruang Seduh, Fonny, berkata konsep coffee shop lebih pada open bar.
"Kalau pengunjung ingin seduh sendiri bisa kok, kami ada resepnya,jadi tinggal diikuti. Ini bisa dibilang laboratorium sih," ujarnya pada CNNIndonesia.com, Jumat (29/9).
Di 'laboratorium' serba putih ini, ia menyiapkan kopi Panen Raya dari Jawa Barat. Kopi ini cenderung fruity dengan citarasa asam khas buah jeruk. Berbeda dengan kedai-kedai kopi lain, untuk manual brewing, Ruang Seduh hanya menyediakan satu proses yakni walkure.
Prosesnya mirip dengan V60, tapi tanpa kertas penyaring. Saringan sudah tertanam pada wadah. Pada V60, kopi yang dihasilkan lebih clean, karena minyak pada kopi tertahan pada kertas. Namun, untuk proses walkure, minyak masih ikut tercampur pada ekstrak kopi dan mampu memberi citarasa lebih seimbang atau balance.
Sebenarnya, masih ada tiga jenis kopi yang ditawarkan yakni Toraja Yale, Old Kingdom Simalungun, dan Black Forest Fine Robusta Trapist dari Temanggung, Jawa Tengah. Namun, pilihan jatuh pada Panen Raya karena kandungan asam atau acid yang lebih rendah, cocok untuk mengawali hari. Ditemani raisin croissant yang manis gurih, mampu mengimbangi rasa kopi yang agak asam.
4. Tanamera Coffee
Kedai kopi ini tersebar di beberapa sudut Jakarta, seperti One Pacific Place, Kebayoran Baru, Mampang Prapatan, Thamrin City, dan Pantai Indah Utara, tapi ia juga membuka kedai di Summarecon Digital Center, Gading Serpong.
Tanamera menyediakan 10 menu single origin seperti Toraja Sapan, Malabar Natular, Aceh Gayo, dan Rasuna Natural. Salah satu yang banyak dipesan adalah Toraja Natural. Karakteristik rasa dan aromanya yang kuat membuat kopi toraja menjadi salah satu unggulan di Tanamera Coffee.
“Banyak juga yang memesan kopi toraja dari hampir semua kalangan. Penjualannya sekitar keempat tertinggi di sini,” ujar Iqbal, barista Tanamera Coffee.
Selain Kopi Toraja, single origin yang menjadibest seller dan unggulan adalah Rasuna Natural. Rasuna adalah kopi yang berasal dari Sumatera dan cocok untuk kalangan anak muda karena rasanya lebih manis dan rasa buahnya pun lebih terasa. Unggulan menu ini juga pernah memenangkan kompetisi internasional bertajuk Australian International Coffee Awards di Melbourne.
5. Coffee Smith
Meski ukuran kafenya tak besar, namun Coffee Smith tetap jadi incaran banyak pecinta kopi lokal. Dengan konsep menyerupai gudang dengan tembok 'kerikil' tak halus yang bercat putih, kedai ini hanya hanya didekor dengan satu botol bunga potong yang minimalis namun manis.
Setiap meja dirapatkan ke tembok dan hanya muat untuk 2-3 orang saja. Dengan lampu kuning yang dipasang, suasana tiap meja akan terasa makin intim. Di bagian depannya, Anda bisa melihat beberapa orang roaster sedang memanggang biji kopi. Kopi-kopi ini juga digiling sendiri sebelum disajikan kepada pelanggannnya.
Coffee Smith menghadirkan berbagai varian biji kopi single origin dari Indonesia, sebut saja Pasundan Honey, kerinci kayu aro, sampai saribu dolok. Kopi yang digunakan Coffee Smith sangat beragam tidak hanya dari Indonesia, tetapi dari berbagai negara, seperti Afrika dan Karibia.
Bukan cuma single origin yang favorit, tapi juga kreasi kopi modern lain termasuk Ice White. Mendengar nama ini pasti Anda langsung membayangkan warna dari kopi tersebut tidak sehitam kopi biasanya. Kopi tersebut diracik dengan campuran susu, warnanya hampir serupa dengan Vanilla Latte. Rasa Ice White ini juga berbeda dari Vanilla Latte, dimana biasanya Vanilla Latte sedikit mengandung rasa manis, sedangkan Ice White lebih dominan rasa pahitnya. (rah/rah)
Sebagian kedai kopi hanya menyediakan blend yang biasanya jadi andalan mereka. Namun, ada pula mereka yang menyediakan single origin baik lokal maupun impor. CNNIndonesia.com merangkum lima kedai kopi dengan single origin yang patut dicicipi.
1. Pigeonhole Coffee Chapter 2
Coffee shop ini sebenarnya berpusat di Bintaro, sehingga Pigeonhole Menteng diberi embel-embel 'Chapter 2'. Memasuki coffee shop ini, mungkin agak bingung karena kafe ini tak berdiri sendiri. Ia bergabung dengan kafe, bakery dan juga barbershop. Tak perlu khawatir, Pigeon Hole berada tepat sebelah area parkir.
Kafe ini menyediakan berbagai macam kopi single origin, baik lokal maupun impor. Menariknya, mereka punya Mother Pigeon alias tempat untuk roasting biji kopi yang terletak di kawasan Pondok Indah.
Saat berkunjung pada Rabu (27/9), kedai kopi ini punya Finca Yudistira, Ciwangi Natural dan Asta Kemuning untuk single origin lokal, sedangkan impor, mereka punya antara lain, Ninety Plus Panama Geisha Juliette H2, Colombia Las Nubes Sudan Rume Washed, Rwanda Buliza Washed serta Rwanda Cybumba Washed.
Pilihan jatuh pada Finca Yudhistira, biji kopi lokal asli dari Gunung Arjuna, Malang. Untuk menghasilkan kopi dengan body medium, manual brewing V60 lebih disarankan. Ditemani Kit Kat Croissant, kopi jadi makin nikmat. Rp40.000 tak sia-sia untuk kopi single origin ini ditambah suasana kedai yang nyaman walau harus berdampingan dengan tenant-tenant lain.
![]() |
Meski kedai kopi ini tak seberapa besar, tapi jangan salah, koleksi single origin mereka sangat banyak. Salah satu staf kedai, Gregorius Rezero Agung Kumoro, jenis biji kopi bisa lebih banyak dari biasanya pada hari tertentu. Jika dihitung, ada sekitar 23 toples biji kopi lokal yang berjajar di rak pada Kamis (28/9).
"Kalau lagi gila, bisa 30 sampai 35 jenis," ujar pria yang akrab disapa Ero ini.
Dari sekian jenis varian biji kopi, rasa penasaran jatuh pada Abyssinia Pantan Musara Madu Hitam. Istilah 'madu hitam' tak berarti kopi dicampur dengan madu. Istilah ini mengacu pada proses pasca panen yang disebut dengan honey process. Madu hitam berarti lendir pada biji kopi turut dijemur sehingga biji kopi berwarna gelap. Mengutip dari laman resmi kopikina, pada proses madu, semakin gelap maka semakin kopi mendekati citarasa natural.
Pesanan tiba. Saat dicium, aroma tak seberapa 'keluar'. Setelah dicoba, rasa kopi diawali dengan rasa asam yang agak mengejutkan tapi tak lama kemudian disusul rasa pahit tapi nikmat. Rasa pahit agak mereda saat pesanan Lava Cake dengan es krim vanila datang. Pahit memang cocok disandingkan dengan manis.
Cukup merogoh kocek sebesar Rp62.000, rasa pahit dan manis terbungkus dalam suasana kedai yang nyaman walau tepat berada di pinggir jalan. Masih ada belasan atau bahkan puluhan jenis biji kopi menanti untuk dicicipi, sehingga mungkin ada alasan untuk kembali.
![]() |
Di kawasan Kemang, terdapat sebuah kedai kopi dengan lokasi agak 'tersembunyi'. Berada di balik toko buku Aksara, kedai kopi Ruang Seduh menawarkan suasana homey yang tenang. Barista Ruang Seduh, Fonny, berkata konsep coffee shop lebih pada open bar.
"Kalau pengunjung ingin seduh sendiri bisa kok, kami ada resepnya,jadi tinggal diikuti. Ini bisa dibilang laboratorium sih," ujarnya pada CNNIndonesia.com, Jumat (29/9).
Di 'laboratorium' serba putih ini, ia menyiapkan kopi Panen Raya dari Jawa Barat. Kopi ini cenderung fruity dengan citarasa asam khas buah jeruk. Berbeda dengan kedai-kedai kopi lain, untuk manual brewing, Ruang Seduh hanya menyediakan satu proses yakni walkure.
Prosesnya mirip dengan V60, tapi tanpa kertas penyaring. Saringan sudah tertanam pada wadah. Pada V60, kopi yang dihasilkan lebih clean, karena minyak pada kopi tertahan pada kertas. Namun, untuk proses walkure, minyak masih ikut tercampur pada ekstrak kopi dan mampu memberi citarasa lebih seimbang atau balance.
Sebenarnya, masih ada tiga jenis kopi yang ditawarkan yakni Toraja Yale, Old Kingdom Simalungun, dan Black Forest Fine Robusta Trapist dari Temanggung, Jawa Tengah. Namun, pilihan jatuh pada Panen Raya karena kandungan asam atau acid yang lebih rendah, cocok untuk mengawali hari. Ditemani raisin croissant yang manis gurih, mampu mengimbangi rasa kopi yang agak asam.
![]() |
4. Tanamera Coffee
Kedai kopi ini tersebar di beberapa sudut Jakarta, seperti One Pacific Place, Kebayoran Baru, Mampang Prapatan, Thamrin City, dan Pantai Indah Utara, tapi ia juga membuka kedai di Summarecon Digital Center, Gading Serpong.
Tanamera menyediakan 10 menu single origin seperti Toraja Sapan, Malabar Natular, Aceh Gayo, dan Rasuna Natural. Salah satu yang banyak dipesan adalah Toraja Natural. Karakteristik rasa dan aromanya yang kuat membuat kopi toraja menjadi salah satu unggulan di Tanamera Coffee.
“Banyak juga yang memesan kopi toraja dari hampir semua kalangan. Penjualannya sekitar keempat tertinggi di sini,” ujar Iqbal, barista Tanamera Coffee.
Selain Kopi Toraja, single origin yang menjadibest seller dan unggulan adalah Rasuna Natural. Rasuna adalah kopi yang berasal dari Sumatera dan cocok untuk kalangan anak muda karena rasanya lebih manis dan rasa buahnya pun lebih terasa. Unggulan menu ini juga pernah memenangkan kompetisi internasional bertajuk Australian International Coffee Awards di Melbourne.
![]() |
Meski ukuran kafenya tak besar, namun Coffee Smith tetap jadi incaran banyak pecinta kopi lokal. Dengan konsep menyerupai gudang dengan tembok 'kerikil' tak halus yang bercat putih, kedai ini hanya hanya didekor dengan satu botol bunga potong yang minimalis namun manis.
Setiap meja dirapatkan ke tembok dan hanya muat untuk 2-3 orang saja. Dengan lampu kuning yang dipasang, suasana tiap meja akan terasa makin intim. Di bagian depannya, Anda bisa melihat beberapa orang roaster sedang memanggang biji kopi. Kopi-kopi ini juga digiling sendiri sebelum disajikan kepada pelanggannnya.
Coffee Smith menghadirkan berbagai varian biji kopi single origin dari Indonesia, sebut saja Pasundan Honey, kerinci kayu aro, sampai saribu dolok. Kopi yang digunakan Coffee Smith sangat beragam tidak hanya dari Indonesia, tetapi dari berbagai negara, seperti Afrika dan Karibia.
![]() |
Bukan cuma single origin yang favorit, tapi juga kreasi kopi modern lain termasuk Ice White. Mendengar nama ini pasti Anda langsung membayangkan warna dari kopi tersebut tidak sehitam kopi biasanya. Kopi tersebut diracik dengan campuran susu, warnanya hampir serupa dengan Vanilla Latte. Rasa Ice White ini juga berbeda dari Vanilla Latte, dimana biasanya Vanilla Latte sedikit mengandung rasa manis, sedangkan Ice White lebih dominan rasa pahitnya. (rah/rah)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Lihat Semua
BERITA UTAMA
TERBARU
LAINNYA DI DETIKNETWORK