Jakarta, CNN Indonesia -- Tiga tahun pertama pernikahannya, Malcolm Applegate (62), pria asal Birmingham, Inggris baik-baik saja. Namun, di tahun keempat ia mulai tak tahan dengan omelan sang istri.
Mengepak barangnya diam-diam, Applegate lalu meninggalkan rumah tanpa pesan. Selama lima tahun, ia tinggal di hutan, dan kemudian menetap di tempat penampungan tunawisma untuk lima tahun berikutnya.
Kisah itu disampaikan Applegate, seperti dilansir dari The Sun, baru-baru ini. Sebelumnya ia adalah seorang tukang kebun yang bahagia di Farnborough, Hampshire. Namun, semuanya berubah sepuluh tahun lalu, ketika ia memutuskan untuk meninggalkan istri dan kediamannya.
Dari ceritanya, Applegate mengatakan pada awal pernikahan hubungan dengan istrinya berjalan lancar. Namun, seiring berjalannya waktu, ia semakin sibuk dengan pekerjaan dan istrinya kian mengekang, sehingga ia 'terpaksa' memotong jam kerja hanya untuk membuatnya senang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lambat laun, Applegate merasa jemu dan tak tahan dengan argumen dan omelan istrinya. Alih-alih pindah ke rumah teman atau meminta cerai, ia memilih untuk menghilang.
"Aku menikah dengannya selama tiga tahun, tapi sayangnya pernikahan kami menjadi memuakkan. Selama tiga tahun baik-baik saja, kami memiliki hubungan yang baik lalu berkebun menjadi menjenuhkan untuknya. Aku langsung pergi, aku muak dengannya karena kami memiliki banyak argumen," jelas Applegate di tempat penampungan Emmaus Greenwich, di selatan London, seperti dikutip dari
The Sun. Mulanya ia berencana untuk bersepeda sampai ke London. Namun, ketika berada di Oxford, ia lupa untuk mengunci sepedanya yang kemudian dicuri orang. Ia lalu melanjutkan perjalannya dengan berjalan kaki selama tiga minggu.
Applegate sempat menetap di sebuah hutan lebat dekat Kingston, Barat Daya London. Ia berkemah di sana saat malam hari dan bekerja mengurus taman sebuah pusat komunitas di siang hari.
"Saya bertiga dengan dua orang lainnya berkemah. Sebelumnya, kami sering ke sana untuk mandi. Tak ada yang tahu kami di sana (hutan). Itu bukan tempat yang diketahui banyak orang, jadi tak ada yang ingin pergi ke sana," jelsanya.
Ia berkemah di hutan selama lima tahun sebelum pindah ke Emmaus Greenwich. Keinginan menghindar dari istrinya tersebut membuat Applegate tidak pernah menghubungi keluarganya untuk memberitahu mereka bahwa ia masih hidup.
Belum lama ini, ia menghubungi saudaranya yang telah mencarinya selama bertahun-tahun sebelum akhirnya menerima dugaan bahwa ia telah meninggal.
"Sudah sepuluh tahun berlalu sejak terakhir kali aku melihatnya, dan ketika itu dia mengunjungi semua hostel Salvation Army di daerah Selatan, berusaha untuk menemukanku," ujarnya.
"Saya rasa ia menduga saya telah meninggal. Saya menulis surat kepadanya setelah menetap di Greenwich, dan ia meneleponku dengan penuh air mata. Sekarang kami memiliki hubungan yang baik lagi," tutur Malcom.
Ia mengungkapkan bahwa tinggal di rumah tunawisma tidak seburuk yang disangka banyak orang. Di sana Malcom memiliki kamar bersih, kehidupan sosial yang aktif dan pekerjaan untuk mengurus taman.
"Aku suka di sini, secara resmi hidupku kembali pada jalur yang tepat," ujar Malcom.
(tab/bac)