Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) memboyong Sanggar Tari Srijayanasa dari Sumatera Selatan ke Jepang. Hal ini dilakukan Kemenpar guna mempromosikan Wonderful Indonesia ke dunia internasional, termasuk di pasar negara-negara Asia Pasifik.
Sanggar tari yang akan menjadi wakil Indonesia itu akan menampilkan tarian di ajang Kagoshima Asian Youth Arts Festival (KAYAF) 2017 pada 19-24 Oktober 2017.
Direktur Srijayanasa Dance School Surtia Ningsih mengatakan perhelatan ini merupakan festival seni dan budaya internasional tahunan yang diselenggarakan Pemerintah Kota Kagoshima. Tahun ini merupakan penyelenggaraan KAYAF yang ke-12 dan dihadiri ratusan peserta dari negara-negara di Asia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Surtia menungkapkan pihaknya akan menampilkan dua jenis tarian. Antara lain Tari Sidhayatra dan Tari Srijayana yang keduanya berasal dari Sumatera Selatan.
"Kami akan hipnotis pengunjung yang hadir dengan gerak tari yang menggambarkan keindahan nusantara untuk dapat memperkuat
nation branding Wonderful Indonesia dan menjadi daya tarik wisatawan Jepang untuk berkunjung ke Indonesia," ujarnya.
Ia menjelaskan Tari Sidhayatra menggambarkan keagungan dan kemegahan Kerajaan Sriiwjaya yang pernah menguasai nusantara masa lampau. Sedangkan Tari Srijayanasa mewakili kebijaksanaan dari raja pertama Adirha, Dapunta Hyang yang tertera dalam Prasasti Telaga Batu, kutukan dan serangan dari Raja Dapuntha Hyang kepada daerah yang semena-mena terhadap rakyatnya.
"Jadi isinya adalah tentang peringatan atau ancaman bagi siapa saja, baik pembesar kerajaan maupun rakyat jelata yang tidak patuh terhadap perintah sang raja akan diserang," paparnya.
Srijayanasa Dance School dalam KAYAF 2017 akan tampil di lima lokasi, seperti Houzan Hall, City Hall, Sun Royal Hotel, Chuo Park dan Tenmokon Arcade. Selain itu, Srijayanasa Dance School juga berkesempatan untuk tampil di acara
farewell party di Hotel Palece Inn.
"Seni dan budaya Indonesia sangatlah menarik. Kami akan tampil maksimal sehingga dapat menjadi promosi wisata Indonesia ke dunia internasional," katanya.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar I Gde Pitana mengatakan KAYAF 2017 ini bukan hanya tempat memperkenalkan budaya Indonesia, tetapi berkontribusi pula dalam meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia.
“Kegiatan ini diharapkan dapat mendukung program Kemenpar dalam menambah jumlah wisatawan sekaligus memperkenalkan destinasi wisata di Sumatera Selatan. Karena dengan mengenal tarian, itu juga sama dengan memperkenalkan Indonesia", ujar Pitana yang didampingi Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik, Vinsensius Jemadu.
Seni tari dan pariwisata merupakan dua kegiatan yang saling memiliki keterkaitan yang sangat kuat.
"Seni pertunjukan dalam konteks industri pariwisata telah menjadi atraksi atau daya tarik wisata yang sangat penting dan menarik, khususnya apabila dikaitkan dengan kegiatan wisata budaya," tambah Vinsensius.
Menteri Pariwisata Arief Yahya turut mengapresiasi keikutsertaan Srijayanasa Dance School di ajang KAYAF 2017.
"Anak-anak muda ini juara, mau belajar, dan melestarikan seni tradisional. Mudah-mudahan irama dan harmoni tarian tradisional asal Sumatera yang dibawakannya nanti dapat menggelitik rasa ingin tahu masyarakat Jepang untuk datang ke Indonesia," katanya.