Kabupaten Malang Usung Konsep Pariwisata Smart Village

advertorial | CNN Indonesia
Selasa, 24 Okt 2017 14:10 WIB
Kini makin banyak wisatawan yang mengunjungi Malang untuk berlibur. Sebab, Malang selalu berinovasi dalam hal pariwisata.
Malang, CNN Indonesia -- Kini makin banyak wisatawan yang mengunjungi Malang untuk berlibur. Sebab, Malang selalu berinovasi dalam hal pariwisata. Seluruh potensi wisata di daerahnya terus digali. Terbarunya ada konsep desa wisata pintar atau smart village yang dikembangkan di Kabupaten Malang, Jawa Timur.

"Saat ini sudah ada 16 desa wisata yang menggunakan sistem smart village. Di antaranya adalah Ekowisata Boon Pring Andeman di Desa Sanankerto, Kecamatan Turen," ungkap Kepala Disbudpar Kabupaten Malang Made Arya Wedhantara di Malang dalam keterangan tertulisnya, Selasa (24/10/2017).

Itu artinya seluruh wisatawan akan dijamu dengan kemudahan teknologi. Wisatawan cukup melihat informasi potensi desa wisata yang ada di Kabupaten Malang melalui smartphone berbasis Andorid yang terkoneksi dengan internet.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah terkoneksi, semua data, informasi, dan segala hal yang terkait dengan daerah berjuluk The Heart of East Java itu bisa langsung diakses wisatawan.

"Ini sudah mendapat apresiasi dan dukungan penuh dari Asisten Deputi Tata Kelola Destinasi Pariwisata dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenpar dan Bupati Malang Rendra Kresna," tambahnya.

Cara mengaksesnya pun tidak sulit. Selama terkoneksi dengan internet, semua informasi fasilitas, sarana, dan prasarana wisata yang ada tergambar dengan jelas, lengkap, serta detail. Profil wisata juga ikut terakses dengan cepat dan sangat detail. Semua tempat wisata, daftar harga tiket masuk, penjualan dan pemesanan tiket, semuanya terpapar di aplikasi.

"Semuanya lengkap dan yang paling penting adalah desa wisata itu rutin meng-update informasi terbaru dari aplikasi tersebut," paparnya.

Melihat hal tersebut, Kementerian Pariwisata langsung menetapkan Ekowisata Boon Pring Andeman sebagai salah satu dari 30 pilot project atau percontohan desa wisata di Indonesia.

"Ini bentuk komitmen kami dalam membangun desa wisata di Kabupaten Malang yang berdaya saing. Caranya dengan dan memanfaatkan kemajuan teknologi yang sudah mengarah pada digitalisasi. Kami juga terus menggencarkan sosialisasi kepada pelaku wisata terkait program smart village ini," timpal Asisten Deputi Tata Kelola Destinasi Pariwisata dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenpar Oneng Setya Harini.

Inovasi smart village tadi ikut direspons Menteri Pariwisata Arief Yahya. Baginya, ini adalah keniscayaan dan ia tidak menemukan jawaban lain kecuali Go Digital untuk menerobos proyeksi spektakuler 20 juta wisman pada 2019.

"Semakin digital maka kita bisa menggunakan beragam apps dan digital tools untuk menyentuh satu-persatu konsumen secara personal. Kita bisa tahu demografi, psikografi, dan perilaku konsumen kita satu-satu. Semakin digital maka cara kerja kita dalam menggaet wisatawan akan semakin profesional, misalnya dengan memanfaatkan convergence media yang mengintegrasikan paid, owned, dan social media," paparnya.

Selain itu, perilaku wisatawan juga sudah berubah jauh. Kini  semua menjadi semakin digital.

"Sekarang ada istilah 'always-connected travellers,' di manapun dan kapanpun mereka saling terkoneksi dengan adanya mobile apps/devices. Ingat, jika kita tak berubah mengikuti perubahan konsumen, kita pasti akan mati. Jadi inovasi smart village ini adalah solusi. Sangat bagus dikembangkan untuk kebutuhan wisata," paparnya.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER