Jakarta, CNN Indonesia -- Populernya
baby spa atau pijat untuk bayi banyak membuat orang tua sadar akan pentingnya pijat untuk tumbuh kembang anak.
Baby spa dulu mungkin dipraktekkan oleh dukun bayi atau dukun pijat tradisional. Mereka dipercaya mengerti tubuh bayi dan bagian-bagian tubuh yang perlu dipijat.
Kini, fasilitas pijat bayi banyak ditemui, bahkan memang disediakan oleh tenaga medis atau bidan. Namun, menurut Ina Rosalina Dadan, Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisional, Kementerian Kesehatan RI, justru pijat sebaiknya dilakukan oleh orang tua bayi.
"Manfaatnya lebih pada (bonding) ikatan antara orangtua dan anak, ASI ibunya juga pasti akan banyak," ungkap Ina saat ditemui usai acara pijat bayi massal di Auditorium Siwabessy, Gedung Kemenkes, Jakarta Selatan, Selasa (7/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, kata Ina, pijat bagi bayi juga memperbaiki nafsu makan anak, buat anak tidak sulit tidur, juga menjadi lebih ceria. Ina mengingatkan, bukan berarti pijat jadi satu-satunya sarana, tapi juga mesti didukung dengan makanan yang baik dan imunisasi.
Pijat bayi memang menjadi salah satu cara untuk membantu tumbuh kembang anak. Menurutnya, orang tua perlu menyisihkan waktu setidaknya 10-15 menit untuk memijat bayinya. Sembari memijat, orang tua dapat mengajak bicara, menyanyi atau bercerita walau anak tidak mendengarkan.
"Walaupun anak belum dengar, tetapi tetap dicari oleh anak, itu
bonding yang sangat baik untuk tumbuh kembang anak," tambahnya.
Kemenkes hari ini mengadakan pijat bayi massal dengan peserta sekitar 300 bayi dan anak di bawah dua tahun (baduta). Acara ini diselenggarakan dalam rangka Hari Kesehatan Nasional yang nanti jatuh pada 12 November.
"Sentuhan itu baik bagi tumbuh kembang anak, bahkan saat hamil pun, mengelus itu penting sekali," kata Nila F. Moeloek, Menteri Kesehatan, pada sambutannya.
Para ibu yang turut hadir mempraktekkan pijat dengan instruksi dari Ina, termasuk Loise Prihartini. Sebelumnya ia hanya memijatkan sang bayi, Beryl, tiap sebulan sekali di tempat pijat khusus bayi. Ia pun berniat untuk memijat Beryl sendiri di rumah.
"Saya jadi tahu kalau memang lebih baik ibunya sendiri yang memijat, habis ini bakal praktek sendiri," katanya pada
CNNIndonesia.com.Berbeda dengan Loise, Fauziah Sholehah justru mendapat pengetahuan baru tentang pijat bayi. Setelah melahirkan Nabila, ia sempat diajari oleh tenaga medis untuk memijat bayi. Namun, saat pijat massal, ia baru tahu bahwa ada pijat bagian wajah yang bisa meringankan sakit pada anak.
"Bedanya, tadi ada pijat di kelopak mata, terus hidung buat ngeluarin ingus waktu anak pilek," ujarnya.
Ia bergantian dengan sang suami memang rutin memijat Nabila. Banyak manfaat ia rasakan termasuk kemampuan motorik yang bagus. Bahkan di usia 5 bulan, Nabila dapat menapak dengan lebih stabil dari anak seusianya.
"Megang benda, meraba itu lebih cepat, dan dia memang suka dipijat," tambahnya.
(rah)