Yang Terjadi pada Tubuh Ketika Berhenti ke Gym

Rahman Indra | CNN Indonesia
Selasa, 02 Jan 2018 16:47 WIB
Ada baiknya berpikir dua kali sebelum berhenti dari latihan rutin, atas alasan sibuk, liburan atau malas.
Ada baiknya berpikir dua kali sebelum berhenti dari latihan rutin, atas alasan sibuk, liburan atau malas. (Foto: janeb13/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tak peduli seberapa dedikasi seseorang pada latihan fisik di pusat kebugaran atau gym, pasti ada sesekali ada alasan untuk skip, lalu lagi dan lagi. Alasannya bisa jadi karena liburan, tingginya beban pekerjaan di kantor atau malas saja. Apapun alasanya, tanpa disadari, tubuh kembali 'menyusut', atau tak terbentuk.

Menghindari gym sesekali tak masalah karena tubuh butuh rehat dan recover. Namun, ketika berhenti lebih dari seminggu, lalu ke minggu berikutnya, maka akan sangat tidak baik.

James Ting, M.D, dokter Hoag Orthopedic Institute di AS, seperti dilansir NBC News beberapa waktu lalu, mengungkapkan ketika seseorang berhenti latihan, tubuhnya akan tak lagi atletis, tergantung berapa lama waktu ia tak lagi latihan. Selain itu, keseluruhan latihan yang pernah dilakukan dan jenis latihan juga berdampak pada menurunnya massa otot tubuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sederhananya, semakin atletis tubuh, makin lama waktu yang dibutuhkan otot kembali melar. Fisik tak menyukai perubahan, maka semakin lama waktu latihan (dan seberapa fit), makin banyak waktu dibutuhkan tubuh untuk bisa mengatakan "tak butuh bangun otot lagi."

Jika baru seminggu tak latihan kebugaran lagi, tak perlu stres. Apapun rekam jejak latihan yang dilakukan, butuh waktu lebih dari tujuh hari untuk tubuh terpengaruh. Namun jika dua minggu, bisa jadi akan kelihatan dampaknya.

Salah satu jurnal kesehatan, Journal of Applied Psysiologi mengungkapkan jika berhenti dua pekan atau 14 hari akan berpengaruh sangat signifikan pada latihan  kardiovaskular, massa otot, dan sensitivitas insulin. Sementara itu, butuh waktu dua bulan atau lebih untuk melihat raihan dari apa yang selama ini dilakukan.

Yang berdampak 

Tubuh bereaksi berbeda terhadap apa yang dilewatkan, apakah latihan daya tahan (endurance) atau latihan kekuatan (strength). Ungkapan itu disampaikan trainer Marta Montenegro. Perbedaan ini karena tubuh dipenagruhi oleh jaringan otot, apakah tipe 1 (yang lambat) atau tipe 2 (cepat). Tipe satu berkontribusi pada daya tahan. Sementara tipe dua berkaitan dengan kemampuan 'fat-twitch', dalam hal ini latihan dengan intensitas tinggi atau latihan kekuatan.


Ketika break dari latihan, jaringan otot tipe 1 masih membantu ketahanan. Namun tipe dua akan sangat berdampak karena jarang digunakan.

Brad Schoenfeld, salah seorang editor di Strength and Conditioning Journal mengatakan sebenarnya tak ada salahnya break atau ambil jeda dari latihan kebugaran. Hanya saja, ada waktu yang diterapkan, tidak berkepanjangan.

"Tak ada aturan pasti berapa lama 'break' dari latihan, tapi baiknya dalam jangka pendek beberapa hari saja, yang penting menyadari bahwa ini ada efeknya jika terlalu lama tidak berolahraga. "

Memulai kembali 

Tergantung berapa lama atau kapan terakhir latihan? Jika sudah terlalu lama biasanya akan sulit memulai kembali. Namun, bukan berarti tidak bisa. Setelah berhenti sebulan lebih akan mendapati efeknya pada tubuh.

Ting mengatakan jika ingin kembali lagi setelah sempat berhenti cukup lama, mulailah dengan latihan tidak begitu berat. Hal penting adalah kembali lagi berolahraga dan menyentuh alat untuk minggu pertama.


Selain itu, dianjurkan memilih beban yang kira-kira bisa diangkat untuk menghindari cedera. Di minggu berikutnya baru diikuti dengan tambahan lainnya, dan peningkatan. Jika latihan lari mulai dari jarak atau metode yang nyaman dilakukan terlebih dahulu. Jangan terlalu memaksakan diri untuk ambil yang berlebihan. 

Latihan kembali akan mengungkit memori yang sudah direkam otot saat latihan sebelumnya. Meski sudah sempat vakum dalam waktu lama, seseorang akan dapat kembali regain otot yang pernah hilang, lebih cepat dari sebelumnya. Patut diketahui juga, berapa lama waktu yang dibutuhkan akan bervariasi dan berbeda setiap orang. (rah)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER