
Studi: Minuman Energi Berbahaya Bagi Remaja
Elise Dwi Ratnasari, CNN Indonesia | Selasa, 16/01/2018 16:58 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Sebagian orang mengonsumsi minuman energi demi menambah stamina terutama saat bekerja. Namun, mereka yang masih remaja atau berusia di bawah 16 tahun sebaiknya tak mengkonsumsi minuman ini. Pasalnya, menurut sebuah studi, minuman energi punya efek negatif bahkan berbahaya bagi tubuh.
Dilansir dari The Independent, ilmuwan dari Universitas Waterloo, Ontario, Kanada mengatakan seharusnya penjualan minuman berenergi lebih diperketat, apalagi bagi remaja di bawah 16 tahun. Hal ini disampaikan menyusul hasil studi yang menemukan sebanyak 55 persen orang berusia 12-24 tahun dilaporkan mengalami gangguan kesehatan termasuk pada jantung dan kejang.
Studi melibatkan 2.055 remaja. Mereka ditanya terkait kebiasaan konsumsi minuman seperti Red Bull atau Monster. Studi menemukan hampir seperempat partisipan mengalami detak jantung yang begitu cepat, sebanyak 24,1 persen mengalami sulit tidur sementara 0,2 persen dilaporkan mengalami kejang.
Selanjutnya, sebanyak 18,3 persen merasakan sakit kelapa, 5,1 persen dilaporkan mengalami mual, muntah atau diare, serta 3,6 persen mengalami sakit di bagian dada. Perlu menjadi catatan bahwa sebagian besar yang mengalami efek buruk minuman, mengonsumsi lebih dari jumlah yang disarankan.
"Saat ini, tak ada larangan bagi remaja untuk membeli minuman berenergi, dan mereka dijual di swalayan-swalayan, selayaknya promosi yang menargetkan remaja," kata Profesor David Hammond, pemimpin studi dikutip dari The Independent, (15/1).
Melihat hasil studi ini, ia menyimpulkan, minuman energi lebih banyak punya dampak buruk daripada dampak baik bagi kesehatan.
Di sisi lain, sebuah kampanye digalakkan di Inggris demi pelarangan penjualan minuman energi bagi remaja. Salah satu supermarket pun menindaklanjuti kampanye dengan melarang penjualan minuman berenergi bagi remaja di bawah 16 tahun.
Supermarket Waitrose membuat peraturan, pelanggan yang ingin membeli minuman energi yang mengandung kafein 150 miligram atau lebih, harus menunjukkan identitas. Hal ini dilakukan untuk membuktikan bahwa mereka berada pada usia yang disarankan.
"Minuman ini tidak disarankan untuk remaja, sehingga kami memilih untuk secara proaktif bertindak sesuai dengan arahan, khususnya menyebarkan kesadaran yang sudah dibangun mengenai minuman," kata Simon Moore, direktur teknis dan CSR Waitrose. (rah/rah)
Dilansir dari The Independent, ilmuwan dari Universitas Waterloo, Ontario, Kanada mengatakan seharusnya penjualan minuman berenergi lebih diperketat, apalagi bagi remaja di bawah 16 tahun. Hal ini disampaikan menyusul hasil studi yang menemukan sebanyak 55 persen orang berusia 12-24 tahun dilaporkan mengalami gangguan kesehatan termasuk pada jantung dan kejang.
Studi melibatkan 2.055 remaja. Mereka ditanya terkait kebiasaan konsumsi minuman seperti Red Bull atau Monster. Studi menemukan hampir seperempat partisipan mengalami detak jantung yang begitu cepat, sebanyak 24,1 persen mengalami sulit tidur sementara 0,2 persen dilaporkan mengalami kejang.
Lihat juga:5 Diet ala Seleb yang Baiknya Tak Ditiru |
Selanjutnya, sebanyak 18,3 persen merasakan sakit kelapa, 5,1 persen dilaporkan mengalami mual, muntah atau diare, serta 3,6 persen mengalami sakit di bagian dada. Perlu menjadi catatan bahwa sebagian besar yang mengalami efek buruk minuman, mengonsumsi lebih dari jumlah yang disarankan.
"Saat ini, tak ada larangan bagi remaja untuk membeli minuman berenergi, dan mereka dijual di swalayan-swalayan, selayaknya promosi yang menargetkan remaja," kata Profesor David Hammond, pemimpin studi dikutip dari The Independent, (15/1).
Melihat hasil studi ini, ia menyimpulkan, minuman energi lebih banyak punya dampak buruk daripada dampak baik bagi kesehatan.
Di sisi lain, sebuah kampanye digalakkan di Inggris demi pelarangan penjualan minuman energi bagi remaja. Salah satu supermarket pun menindaklanjuti kampanye dengan melarang penjualan minuman berenergi bagi remaja di bawah 16 tahun.
Lihat juga:6 Manfaat Minum Air Kelapa di Pagi Hari |
Supermarket Waitrose membuat peraturan, pelanggan yang ingin membeli minuman energi yang mengandung kafein 150 miligram atau lebih, harus menunjukkan identitas. Hal ini dilakukan untuk membuktikan bahwa mereka berada pada usia yang disarankan.
"Minuman ini tidak disarankan untuk remaja, sehingga kami memilih untuk secara proaktif bertindak sesuai dengan arahan, khususnya menyebarkan kesadaran yang sudah dibangun mengenai minuman," kata Simon Moore, direktur teknis dan CSR Waitrose. (rah/rah)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
LIHAT SEMUA
InFashion
LAINNYA DI DETIKNETWORK
TERPOPULER

Angka Covid Kepri Tinggi, Travel Bubble Singapura Ditunda
Gaya Hidup • 1 jam yang lalu
8 Manfaat Ajaib Daun Kelor untuk Kecantikan Wajah
Gaya Hidup 1 jam yang lalu
INTIP: Quote Inspiratif Kartini untuk Penyemangat Hidup
Gaya Hidup 2 jam yang lalu