Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Jepang berencana untuk mengubah sistem kloset jongkok menjadi kloset duduk di toilet umum sebagai persiapan menyambut ajang olahraga Olimpiade di Tokyo pada tahun 2020.
Badan Pariwisata Jepang (JNTO) memperkirakan sebanyak 40 persen kloset jongkok masih digunakan 4.000 kawasan populer di negaranya.
Hingga saat ini, kloset jongkok memang masih banyak digunakan di negara-negara Asia dan Afrika.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di kota-kota besar di Jepang, sistem kloset duduk sudah banyak dibangun, terutama di pusat keramaian turis.
Tak hanya super bersih, kloset duduk di sana juga banyak yang dilengkapi dengan teknologi canggih, bahkan ada yang mengeluarkan nyanyian.
"Kami ingin memodernisasi toilet di Jepang agar turis jadi lebih nyaman menggunakannya," kata juru bicara Kementerian Infrastruktur Jepang, Shugo Harada, seperti yang dilansir dari
Lonely Planet.
"Dengan penerapan sistem yang lebih canggih, diharapkan semakin banyak turis yang tak ragu lagi datang ke Jepang," lanjutnya.
Selain mengeluarkan dana untuk mengubah toilet umum, pemerintah Jepang juga menyarankan agar pemilik usaha di sektor pariwisata mau melakukan hal yang sama agar kenyamanan buang air bisa dilakukan di banyak tempat.
Selain memudahkan turis yang bukan berasal dari Asia atau Afrika, sistem toilet duduk juga bakal memudahkan lansia di Jepang yang selama ini kesulitan berjongkok.
Tak hanya di Jepang, dilema toilet juga dialami oleh Indonesia.
Toilet jadi fokus Menteri Pariwisata Arief Yahya guna meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia, seperti yang dikatakannya dalam Rakornas Kementerian Pariwisata pada tahun lalu.
Menurut Arief, toilet merupakan bagian dari kenyamanan, yang tentu jadi alasan wisatawan kembali datang berkunjung.
"Bisa dibilang, toilet merupakan wajah pariwisata suatu negara. Kalau dari toilet di objek wisatanya saja kotor, tak terurus, bagaimana dengan objek wisata lainnya? Kita tentu saja ingin wisatawan kembali datang dengan rasa nyaman," ujar Arief.
Arief menyebut, guna meningkatkan kenyamanan akomodasi, termasuk soal toilet, Kemenpar membuka kerjasama dengan pihak swasta.
"Kalau bisa, urusan kenyamanan akomodasi, seperti toilet, kita bekerja sama dengan pihak swasta, agar bisa lebih baik," lanjutnya.
(ard)