Mencium Bayi Berisiko Tularkan Bakteri Jahat

Elise Dwi Ratnasari | CNN Indonesia
Kamis, 01 Mar 2018 12:27 WIB
Mencium bayi pada bibir kerap dilakukan orangtua. Hal ini tidak dianjurkan karena berisiko menularkan bakteri jahat yang buruk terhadap kesehatan.
Mencium bayi pada bibir kerap dilakukan orangtua. Hal ini tidak dianjurkan karena berisiko menularkan bakteri jahat yang buruk terhadap kesehatan. (Ilustrasi/Foto: Thinkstock/staticnak1983)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tak ada yang salah dengan menunjukkan afeksi pada anak termasuk dengan mencium mereka. Para orang tua kadang tak segan membagikan foto kebersamaan dengan anak di media sosial. Salah satu pesohor, David Beckham pun melakukan hal serupa pada putri semata wayangnya, Harper.

Akan tetapi, meski ini bagian dari ungkapan afeksi pada anak, para orang tua harus waspada terhadap bahaya di balik mencium bayi. Dokter gigi mengingatkan agar orang tua tidak mencium bayinya berulang-ulang pada bibir, apalagi saat masa pertumbuhan gigi. Dilansir dari The Independent, mencium bayi bisa menularkan bakteri.

"Gigi bayi punya jenis enamel (lapisan luar gigi) dan dentin (tulang gigi) yang berbeda dengan gigi dewasa. Enamel gigi bayi itu lebih tipis. Ia tak sekuat enamel gigi dewasa sehingga lebih rentan mengalami pembusukan," jelas Richard Marques, dokter gigi yangberbasis di London, Inggris dikutip dari The Independent, (28/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Bagaimanapun, orang tua patut khawatir terlebih kesehatan gigi mempengaruhi kesehatan tubuh anak secara keseluruhan. Richard menjelaskan, bakteri ini masuk ke mulut bayi lewat air liur. Bakteri termasuk mutasi streptococcus bisa mengakibatkan pembusukan pada gigi bayi. Bakteri akan mempengaruhi jaringan halus dan gusi sebelum gigi bayi tumbuh.

Selain risiko pembusukan gigi, ada beragam infeksi yang mengancam bayi di balik afeksi orang tua antara lain, demam, flu serta virus HSV-1 yang jadi penyebab penyakit luka infeksi atau herpes simplex.

Richard menyarankan para orang tua agar tidak berbagi alat makan dengan anak, meniup makanan saat menyuapi atau mencium bibir mereka. Menurutnya, para orang tua harus menahan hal-hal demikian demi perkembangan gigi anak mereka.


Selain itu, ia juga menyarankan agar sikat gigi keluarga tidak disatukan dalam satu wadah, memastikan anak tidak menelan pasta gigi, mengurangi asupan gula dan membawa anak ke dokter gigi untuk cek rutin.

Richard berkata, anak dapat dibawa ke dokter gigi saat gigi pertama mereka tumbuh.

"Hingga usia dua sampai tiga tahun mereka sebaiknya mengunjungi dokter gigi tiap enam bulan sekali untuk mengecek karies gigi serta mengecek pertumbuhan gigi mereka," ujarnya. (rah)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER