Waspada Tuberkulosis pada Anak

Elise Dwi Ratnasari | CNN Indonesia
Jumat, 02 Mar 2018 10:42 WIB
Infeksi Tuberkulosis bisa didapat dari paparan bakteri TBC dari orang dewasa. Anak-anak rawan terinfeksi bakteri akibat sistem imun yang belum begitu kuat.
Infeksi TBC bisa didapat dari paparan bakteri TBC dari orang dewasa. Anak-anak rawan terinfeksi bakteri akibat sistem imun yang belum begitu kuat. (Ilustrasi/Foto: Thinkstock/SIphotography)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tuberkulosis alias TBC selama ini diketahui hanya menjangkiti orang dewasa. Faktanya, penyakit ini juga tak segan 'mampir' di tubuh anak-anak. Meski masih asing di telinga, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan selama 2016 sebanyak 1 juta anak usia di bawah 15 tahun meninggal akibat TBC.

Mengapa anak-anak dapat terkena TBC?

Dikutip dari laman resmi WHO, infeksi TBC bisa didapat dari paparan bakteri TBC dari orang dewasa. Anak-anak rawan terinfeksi bakteri akibat sistem imun yang belum begitu kuat. Penyakit dengan cepat timbul setelah infeksi bakteri. Orang dewasa patut waspada bila ada anggota keluarga yang menderita TBC. Pengecekan harus segera dilakukan untuk menghindari infeksi yang lebih parah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Tuberkulosis dan malnutrisi kadang berjalan beriringan. Anak yang menderita TBC bisa diakibatkan kegagalan kenaikan berat badan dan hilangnya energi serta batuk yang tak kunjung berhenti hingga tiga minggu.

TB Facts menyebut ada faktor-faktor risiko yang menyebabkan anak terkena TBC. Faktor risiko tersebut antara lain anak yang tinggal bersama dengan orang yang pernah positif TBC, berusia kurang dari 5 tahun, anak yang terinfeksi HIV dan anak yang menderita malnutrisi.

Selanjutnya, gejala TBC pada anak dapat dilihat dari jenis TBC-nya. Tipe TBC yang paling umum ialah TBC yang menyerang paru-paru. Di samping itu juga terdapat TBC meningitis yang umumnya menyerang anak yang berusia di bawah tiga tahun. Anak yang menderita TBC paru-paru mengalami batuk kronis lebih dari 21 hari, demam, dan turunnya berat badan secara drastis.


Diagnosis dini memang diperlukan, tapi WHO menyebut diagnosis TBC pada anak bisa lebih suliit. Pada anak usia di bawah 10 tahun mereka biasanya tak bisa mengeluarkan dahak saat batuk. Padahal dahak diperlukan sebagai bahan uji laboratorium untuk membuktikan adanya infeksi TBC.

Mencegah TBC pada anak dilakukan dengan memperkecil faktor risiko. Diagnosis awal segera dilakukan saat ada anggota keluarga yang positif TBC. Selain itu, pemberian vaksin BCG pada bayi segera setelah lahir hingga usia dua tahun akan melindungi bayi dari perkembangan TBC meningitis. (rah)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER