Mencicip Rasa 'Manis' Sashimi Ikan Tai Khas Jepang

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Minggu, 04 Mar 2018 20:00 WIB
Dibanding sashimi ikan salmon dan tuna, sashimi ikan tai cocok bagi pencinta makanan yang takut merasa enek karena bau ikan dan amisnya.
Dibanding sashimi ikan salmon dan tuna, sashimi ikan tai cocok bagi pencinta makanan yang takut merasa enek karena bau ikan dan amisnya. (Foto: CNN Indonesia/Riva Dessthania Suastha)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pencinta kuliner Jepang pasti tak asing lagi dengan sashimi atau hidangan ikan mentah yang disajikan bersama washabi dan saus soyunya.

Pada umumnya, restoran khas Jepang di Indonesia menyajikan dua jenis varian ikan untuk sashimi yakni ikan salmon dan tuna. Kali ini, CNNIndonesia.com berkesempatan mencicipi sashimi dari ikan tai atau read sea bream, salah satu ikan musiman yang hanya ditemukan di beberapa wilayah perairan di Negeri Matahari Terbit itu.

Dalam acara pengenalan kuliner tradisional di kediaman duta besar Jepang untuk Indonesia, akhir Februari lalu, juru masak khusus kedubes Jepang, Hori Ikuo merepresentasikan cara membuat sugara-zukuri atau olahan sashimi dari seluruh bagian ikan tai.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Seperti sashimi pada umumnya, Hori mengiris ikan tai yang baru dikeluarkan dari pendingin dengan pisau khususnya. Kali ini Hori membuat dua jenis irisan sashimi yakni hirazukuri dan sogizukuri.

Hirazukuri yakni potongan sashimi pada umumnya yang berbentuk persegi panjang membuat tekstur daging terasa kenyal. Sedangkan sogizukuri merupakan teknik mengiris daging ikan mengikuti bentuk tulang daging sehingga membuat daging terasa lebih lembut di lidah.

Sepintas, bentuk ikan tai mirip seperti ikan kakap merah, namun ikan yang biasa ditemui pada musim semi dan gugur ini memiliki gradasi warna yang cukup jelas. Bagian atas ikan berwarna merah dan semakin ke bawah warnanya memudar menjadi putih pada bagian perutnya. Kedua mata ikan tai juga sebagian tampak memiliki garis layaknya alis pada manusia namun berwarna biru.

Hori mengatakan warga Jepang biasa membudidayakan ikan tai atau menangkapnya di perairan lepas. Chef yang telah berkarir selama lebih dari 20 tahun itu mengatakan ikan tai biasanya dibudidayakan di prefektur Ehime, Mie, dan Saga yang terletak di barat laut Jepang.

Mencicip Rasa 'Manis' Sashimi Ikan Tai Khas JepangFoto: CNN Indonesia/Riva Dessthania Suastha


Sementara itu, ikan tai lepas biasanya ditemukan di perairan dekat prefektur Nagasaki, Fukuok, Kumamoto, dan Yamaguchi. Panjang ikan bervariatif berkisar 40 sentimeter hingga tiga kali lipatnya.

"Harga ikan tai budi daya dan liar juga berbeda. Harga ikan tai budi daya bisa seperempat dari harga ikan tai liar," kata Hori.

"Di Jepang, ikan tai di laut lepas harganya bisa mencapai Rp500 ribu per ekor. Jika telah diekspor ke Indonesia harganya bisa melonjak hingga Rp2 juta per kilogram," lanjutnya.

Ada perbedaan rasa di antara sashimi ikan tai dari perairan lepas dan budi daya. Sashimi ikan tai perairan lepas terasa lebih lembut dan manis. Sementara itu, sashimi ikan tai budi daya cenderung lebih berlemak.

Namun, secara keseluruhan, sashimi ikan tai sama sekali tidak terasa amis yang kadang masih ditemukan pada sashimi ikan salmon dan tuna. Sashimi ikan tai cocok bagi pencinta makanan yang takut merasa enek karena bau ikan dan amisnya.

Mencicip Rasa 'Manis' Sashimi Ikan Tai Khas JepangFoto: CNN Indonesia/Riva Dessthania Suastha


Harganya yang terbilang tinggi menyebabkan ikan ini kerap dihidangkan untuk perayaan besar atau pernikahan. Hori mengatakan ikan bersisik merah dan berdaging putih ini dianggap merepresentasikan warna bendera negara asalnya.

Warna merah dan putih di Jepang juga kerap diidentikan dengan simbol perayaan dan kebahagiaan. Karena itu ikan tai, tutur Hori, memiliki arti omedetai yang berarti perayaan atau ebisu yang berarti dewa kemakmuran. Tak heran ikan ini dahulu kerap disajikan untuk para dewa, kaisar, dan bangsawan Jepang.

Nasi Ikan Tai

Selain disajikan secara mentah, Hori mengatakan ikan tai juga bisa diolah secara matang. Salah satu yang dibuat eks pengajar di Tsuji School of Cooking itu kali ini adalah Taimeshi atau Nasi Ikan Tai yang disajikan dalam pot keramik.

Taimeshi berbahan dasar beras Jepang dan ikan Tai. Beras dan ikan yang sudah dipotong dan dipisahkan dari tulangnya dikukus secara dengan kaldu ikan tai yang disertai bumbu kongbu, soyu, garam, dan mirin.

Setelah nasi matang, irisan-irisan ikan tai dimasukkan di atas nasi dengan keadaan api mati dan pot tertutup. Diamkan selama 20 menit agar irisan ikan matang dengan sisa panas pot, lalu sajikan.

Tanpa rasa amis, sensasi gurih kaldu dan irisan ikan sangat mendominasi masakan. Nasi Ikan Tai biasanya ditemani sup miso berisi tahu dan rumput laut. Taimeshi cocok bagi pecinta kuliner Jepang yang tak suka olahan ikan mentah. (lit/rah)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER