Belasan Ribu Pecinta Sepeda Tua Kongres di Bali April Ini

CNN Indonesia | CNN Indonesia
Sabtu, 24 Mar 2018 15:14 WIB
Sekitar 10 orang pecinta sepeda tua akan menggowes dari Anyer sampai Bali. Mereka akan bergabung dengan 15 ribu pecinta sepeda tua lainnya dalam Kongres IVCA.
10 orang pecinta sepeda tua akan menggowes dari Anyer sampai Bali untuk mengikuti Kongres IVCA. Ada ratusan pesepeda lain yang menemani mereka sampai perbatasan Tangerang-Jakarta. (CNN Indonesia/Yandhi).
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 10 pesepeda tua dari Banten akan mengayuh sepedanya dari Mercusuar Anyer yang merupakan titik nol kilometer Jalan Raya Pos atau lebih dikenal sebagai Jalan Anyer-Panarukan. Mereka akan menggowes sepeda sampai Bali dengan menempuh jarak 1.500 kilometer.

Di Pulau Dewata, mereka akan bergabung dengan sekitar 15 ribu anggota komunitas sepeda tua dari 50 negara yang akan berkumpul di Bali pada 12-16 April 2018 dalam rangka mengikuti kongres tahunan Internasional Veteran Cycle Association (IVCA).

"Ada sekitar 24 klub di Banten. Ada 10 tim inti (yang gowes sampai Bali), pendampingnya 200 (pesepeda)," kata Joko Rinto Pihartono, Ketua Umum (Ketum) Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti), usai pelepasan peserta gowes IVCA di Anyer, Kabupaten Serang, Banten, Sabtu (24/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para pecinta sepeda tua yang menggowes dari Anyer ini akan mampir terlebih dahulu di Jakarta, tepatnya di Museum Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan. Sebab, pada Minggu (25/3), mereka akan disambut dan kemudian dilepas kembali oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

"Paling banyak penyambutan dari Kapolri di Museum Trunojoyo, yang akan dilepas oleh Kapolri dan Panglima TNI," ucap Joko.

Setelah dari Jakarta, mereka akan menjemput sesama pecinta sepeda tua lainnya di 20 kabupaten dan kota di sepanjang Pulau Jawa. Mereka kemudian melanjutkan perjalanan dengan menggowes sepeda tuanya sampai Bali.

Penggowes sepeda tua ini ditargetkan sampai di Pulau Dewata pada tanggal 10 April 2018. Mereka akan bergabung bersama para pecinta sepeda tua dari 50 negara sahabat lainnya yang tergabung dalam IVCA, seperti Belanda, Australia, Canada, Denmark, inggirs, Italia, Jepang, Swiss, Argentina, Malaysia, Thailand, dan China.

"Indonesia mengirimkan 14.653 peserta. (Negara sahabat mengirim) 293 peserta," jelasnya.

IVCA merupakan organisasi sepeda tua terbesar di dunia. Berdiri pada 26 Mei 1986 di Kota Lincoln, Inggris oleh Veteran Cycling Club (V-CC), IVCA beranggotakan para pecinta sepeda tua dari 50 negara di seluruh dunia.

Setiap tahun secara bergantian IVCA melaksanakan kejuaraan rally dunia. Sejauh ini kongres IVCA festival sudah 35 kali digelar.

Dalam beberapa tahun terakhir, Kongres IVCA di helat di enam negara berbeda. Pada 2011 di La Ferte (Perancis), 2012 di Gent (Belgia), 2013 Veseli nad Moravou (Ceko), 2014 Tzizake (Hungaria), 2015 Swedia, 2016 Moskow (Rusia), 2017 di KarIsruhe (Jerman),

Untuk tahun ini, Indonesia menjadi tuan rumah sekaligus menjadi penyelenggara pertama di Asia.
Ikut IVCA, Para Pecinta Sepeda Tua Gowes dari Anyer ke Bali10 orang pecinta sepeda tua akan menggowes dari Anyer sampai Bali untuk mengikuti Kongres IVCA. Ada ratusan pesepeda lain yang menemani mereka sampai perbatasan Tangerang-Jakarta. (CNN Indonesia/Yandhi).

Sejarah Anyer-Panarukan

Alasan dipilih start awal di titik nol kilometer Jalan Anyer-Panarukan, karena jalan yang dibangun oleh Herman Willem Daendels, Gubernur Jenderal Hindia-Belanda tahun 1808-1811 itu memiliki catatan sejarah panjang bagi bangsa Indonesia.

Ketika baru saja menginjakkan kakinya di Pulau Jawa, Daendels berangan untuk membangun jalur transportasi sepanjang pulau Jawa guna mempertahankan Jawa dari serangan Britania.

Angan-angan Daendels untuk membangun jalan yang membentang antara Pantai Anyer hingga Panarukan, direalisasikannya dengan mewajibkan setiap penguasa pribumi lokal untuk memobilisasi rakyat membuat jalan.

Dengan tangan besi Daendles, jalan itu diselesaikan hanya dalam waktu setahun saja. Suatu prestasi yang luar biasa pada zamannya. Karena itulah nama Daendels dan Jalan Anyer-Panarukan atau Jalan Raya Pos dikenal dan mendunia hingga kini.

Di jalan sepanjang 1000 km itu dibangun pos setiap 4,5 km, sebagai tempat perhentian dan penghubung pengiriman surat-surat.

Adapun tujuan pembangunan Jalan Raya Pos adalah memperlancar komunikasi antar daerah yang dikuasai Daendels di sepanjang Pulau Jawa dan sebagai benteng pertahanan di Pantai Utara Pulau Jawa. Untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris, Daendels membutuhkan armada militer yang kuat dan tangguh.

Daendels membentuk pasukan yang berasal dari masyarakat pribumi. Daendels kemudian mendirikan sekolah pendidikan militer di Batavia, dan tempat pembuatan atau pabrik senjata di Semarang, Jawa Tengah.

Kendati menyebut proyek Jalan Anyer-Panarukan sebagai genosida atau pembunuhan besar-besaran karena menelan ribuan korban jiw, sastrawan Pramoedya Ananta Toer pernah mengakui jalan itu sama dengan jalan Amsterdam-Paris. (yan/osc)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER