Jakarta, CNN Indonesia -- Untuk pertama kalinya, Arab Saudi akan menggelar pekan mode kelas dunia.
Tiket pesawat kelas bisnis dan kamar di hotel bintang lima sudah dipersiapkan untuk para tamu. Ruangan ramah lingkungan yang mengagumkan di Apex Center di Riyadh, Saudi Arabia yang didesain oleh arsitek Zaha Hadid pun sudah dipersiapkan sebagai lokasi pekan mode.
Tak cuma itu, jadwal fesyen show dari desainer lokal dan brand Eropa termasuk Roberto Cavalli dan Jean Paul Gaultier pun sudah dipastikan ikut serta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejak pengumuman resmi (diadakannya pekan mode)pada Februari lalu, Arab Fashion Week Riyadh sudah mendapat perhatian dari dunia internasional. Ada banyak tamu internasional yang ingin datang," kata Layla Issa Abuzaid,
country director Arab Saudi di Arab Fashion Council, penyelenggara Arab Fashion Week, dikutip dari
NY Times.
Semua persiapan untuk gelaran mode pertama Arab ini sudah rampung. Hanya saja, Jumat (23/3) -tiga hari sebelum pesta pembukaan- pekan mode ini terpaksa ditunda.
Beberapa pengamat mengatakan bahwa ada banyak isu yang beredar tentang faktor penundaan acara. Beberapa di antaranya adalah isu tentang model barat atau para jurnalis yang gagal mendapatkan visa perjalanan.
Sedangkan beberapa pengamat fesyen lain juga mengasumsikan bahwa adanya pertentangan pemerintah konservatif terhadap beberapa keluarga kerajaan yang mendukung diadakannya pekan mode ini di negara paling konservatif di dunia.
Beberapa waktu lalu dalam wawancaranya dengan CBS, Putra Mahkota Pangeran Mohammed mengungkapkan bahwa perempuan bisa memilih busana yang ingin mereka pakai.
"Hukum Syariah sangat jelas, bahwa perempuan boleh menggunakan pakaian yang layak dan sopan seperti pria," katanya.
"Namun ini tidak menunjuk secara spesifik pada abaya hitam atau penutup kepala (hijab) hitam. Keputusannya sepenuhnya ada di tangan perempuan tentang tipe busana sopan dan layak seperti apa yang ingin dipakainya."
Namun, pernyataan resmi yang dikeluarkan menjelaskan bahwa acara ini ditunda untuk menyambut seluruh tamu dari berbagai dunia.
"Mengingat hal ini merupakan momen bersejarah bagi kerajaan Arab dan kesepakatan menunda tanggal ini dilakukan agar kami dapat menyambut semua tamu dari seluruh negara. Ini hanya bisa dilakukan dengan waktu persiapan yang lebih panjang," ungkap Layla.
Tak cuma Layla, Jacob Adrian, ketua pelaksana Arab Fashion Council juga mengungkapkan hal yang sama.
"Keputusan untuk menunda acara tersebut adalah supaya kami dapat mengakomodasi semua tamu internasional yang sudah pasti hadir," kata Jacob Adrian, ketua pelaksana Arab Fashion Council.
Dalam pernyataan tersebut, Layla mengungkapkan bahwa gelaran pekan mode akan dilakukan pada 10-15 April 2018 mendatang di Ritz Carlton, Riyadh. Sedangkan daftar desainer internasional dan lokal akan tetap sama.
Arab Fashion Week Riyadh nantinya akan digelar di sore hari dan hanya diperuntukkan bagi penonton perempuan saja.
(joy/chs)