
Menimbang Baik Buruk Makanan Pedas untuk Kesehatan
Elise Dwi Ratnasari, CNN Indonesia | Minggu, 08/04/2018 10:09 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Makanan pedas kini makin digemari. Bahkan sebagian orang merasa tertantang untuk mengonsumsi makanan dengan tingkat kepedasan berbeda. Akan tetapi, apakah makanan pedas seperti sambal baik dikonsumsi terus menerus?
Konsumsi makanan pedas khususnya sambal secara berlebihan dapat menimbulkan masalah pencernaan. Hal itu disampaikan Ari Fachrial Syam, dokter spesialis penyakit dalam. Ia menuturkan, dirinya kerap mendapati pasiennya mengeluhkan diare atau sakit perut akibat konsumsi cabai berlebihan.
"Terkadang pasien saya juga merasakan rasa perih di ulu hatinya atau lambung. Waktu lagi rame-ramenya makanan pedas dengan berbagai level banyak pasien saya mengalami luka-luka pada lambungnya," kata Ari saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (6/4).
Ia berkata orang-orang yang memiliki masalah pencernaan sebaiknya tidak mengonsumsi cabai terus-menerus terutama cabai bubuk. Cabai bubuk mengandung bahan kimia atau pengawet.
Kendati demikian, bukan berarti cabai hanya punya sisi buruk. Ada keuntungan yang didapat dari konsumsi cabai. Menurutnya, sambal bisa meningkatkan metabolisme tubuh. Cabai membuat pembakaran kalori lebih baik sehingga hal ini ampuh untuk mengontrol berat badan.
"Bisa disebutkan cabai juga bisa digunakan sebagai zat antiobesitas," tambahnya.
Sebagai bahan dasar sambal, cabai mengandung serat dan juga mengandung banyak vitamin C. Dalam cabai terdapat zat capcaisin yang dapat meningkatkan nafsu makan dan merangsang buang air besar. Selain itu capcaisin juga memiliki sifat analgetik yang dapat membantu mengurangi sakit kepala.
Senada dengan Ari, Ariani Dewi Widodo, dokter spesialis anak dan konsultan gastrohepatologi mengungkapkan bahwa capcaisin, zat pedas pada cabai memiliki dampak baik dan buruk.
"Pada saluran cerna sendiri, capsaicin seperti memiliki dua wajah. Beberapa studi mengatakan bahwa konsumsi capsaicin dapat memperlambat waktu pengosongan lambung, menyebabkan rasa kenyang sehingga mengurangi nafsu makan serta meningkatkan metabolisme energi. Hal ini tentunya berdampak positif terutama pada orang-orang gemuk yang berlebih berat badannya," kata dia kepada CNNIndonesia.com.
"Namun, konsumsi cabai juga dapat memicu mual, rasa perih dan panas pada perut serta kembung. Hal ini terutama berdampak pada orang yang pada dasarnya memiliki penyakit lambung yaitu gastritis atau dyspepsia. Pada kasus lain, konsumsi cabai atau capsaicin juga dapat menyebabkan kambuhnya perdarahan saluran cerna pada orang dengan hemoroid (wasir)."
Hanya saja melirik tren makanan pedas bersambal kekinian, banyak rumah makan atau pedagang makanan yang menawarkan makanan dengan level pedas yang tak tanggung-tanggung. Semakin pedas semakin tertantang. Sakit perut bukan lagi jadi pikiran utama.
Melihat hal tersebut, baik Ari maupun Arini mengungkapkan bahwa sebenarnya tingkat toleransi tiap orang berbeda-beda terhadap cabai. Ari berkata ada orang yang mengonsumsi satu atau dua cabai orang langsung sakit perut. Namun ada pula yang kuat mengonsumsi beberapa sekaligus.
"Prinsipnya kalau itu dikonsumsi makin banyak lama-kelamaan akan menimbulkan masalah," tambahnya.
Namun terkait batasan jumlah konsumsi cabai dan makanan pedas per harinya, Arini mengungkapkan bahwa belum ada anjuran medis terkait batasan tersebut.
(cel/rah)
Konsumsi makanan pedas khususnya sambal secara berlebihan dapat menimbulkan masalah pencernaan. Hal itu disampaikan Ari Fachrial Syam, dokter spesialis penyakit dalam. Ia menuturkan, dirinya kerap mendapati pasiennya mengeluhkan diare atau sakit perut akibat konsumsi cabai berlebihan.
"Terkadang pasien saya juga merasakan rasa perih di ulu hatinya atau lambung. Waktu lagi rame-ramenya makanan pedas dengan berbagai level banyak pasien saya mengalami luka-luka pada lambungnya," kata Ari saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (6/4).
Ia berkata orang-orang yang memiliki masalah pencernaan sebaiknya tidak mengonsumsi cabai terus-menerus terutama cabai bubuk. Cabai bubuk mengandung bahan kimia atau pengawet.
Kendati demikian, bukan berarti cabai hanya punya sisi buruk. Ada keuntungan yang didapat dari konsumsi cabai. Menurutnya, sambal bisa meningkatkan metabolisme tubuh. Cabai membuat pembakaran kalori lebih baik sehingga hal ini ampuh untuk mengontrol berat badan.
"Bisa disebutkan cabai juga bisa digunakan sebagai zat antiobesitas," tambahnya.
Sebagai bahan dasar sambal, cabai mengandung serat dan juga mengandung banyak vitamin C. Dalam cabai terdapat zat capcaisin yang dapat meningkatkan nafsu makan dan merangsang buang air besar. Selain itu capcaisin juga memiliki sifat analgetik yang dapat membantu mengurangi sakit kepala.
Senada dengan Ari, Ariani Dewi Widodo, dokter spesialis anak dan konsultan gastrohepatologi mengungkapkan bahwa capcaisin, zat pedas pada cabai memiliki dampak baik dan buruk.
"Pada saluran cerna sendiri, capsaicin seperti memiliki dua wajah. Beberapa studi mengatakan bahwa konsumsi capsaicin dapat memperlambat waktu pengosongan lambung, menyebabkan rasa kenyang sehingga mengurangi nafsu makan serta meningkatkan metabolisme energi. Hal ini tentunya berdampak positif terutama pada orang-orang gemuk yang berlebih berat badannya," kata dia kepada CNNIndonesia.com.
"Namun, konsumsi cabai juga dapat memicu mual, rasa perih dan panas pada perut serta kembung. Hal ini terutama berdampak pada orang yang pada dasarnya memiliki penyakit lambung yaitu gastritis atau dyspepsia. Pada kasus lain, konsumsi cabai atau capsaicin juga dapat menyebabkan kambuhnya perdarahan saluran cerna pada orang dengan hemoroid (wasir)."
Hanya saja melirik tren makanan pedas bersambal kekinian, banyak rumah makan atau pedagang makanan yang menawarkan makanan dengan level pedas yang tak tanggung-tanggung. Semakin pedas semakin tertantang. Sakit perut bukan lagi jadi pikiran utama.
Melihat hal tersebut, baik Ari maupun Arini mengungkapkan bahwa sebenarnya tingkat toleransi tiap orang berbeda-beda terhadap cabai. Ari berkata ada orang yang mengonsumsi satu atau dua cabai orang langsung sakit perut. Namun ada pula yang kuat mengonsumsi beberapa sekaligus.
"Prinsipnya kalau itu dikonsumsi makin banyak lama-kelamaan akan menimbulkan masalah," tambahnya.
Namun terkait batasan jumlah konsumsi cabai dan makanan pedas per harinya, Arini mengungkapkan bahwa belum ada anjuran medis terkait batasan tersebut.
(cel/rah)
ARTIKEL TERKAIT
BACA JUGA

Gojek-RedDoorz Bikin Pelesiran Nyaman dan Tanpa Ribet
Teknologi • 15 November 2019 20:59
Harga Bahan Pangan Kompak Naik
Ekonomi • 04 November 2019 10:49
Atasi Gejolak Harga Cabai, Kadin Usul Bikin Klaster Komoditas
Ekonomi • 04 October 2019 11:18
September Deflasi 0,27 Persen Karena Harga Cabai Murah
Ekonomi • 01 October 2019 11:27
TERPOPULER

FOTO: Bergantung pada Dukun Beranak di Zimbabwe
Gaya Hidup • 1 jam yang lalu
Tanda Gangguan Belanja Kompulsif dan Cara Mengatasinya
Gaya Hidup 2 jam yang lalu
3 Strategi Sederhana Pangkas Asupan Kalori
Gaya Hidup 3 jam yang lalu