Cherephobia, Saat Manusia Merasa Takut Bahagia

Puput Tripeni Juniman | CNN Indonesia
Rabu, 11 Apr 2018 13:31 WIB
Cherephobia merupakan rasa takut yang berlebihan terhadap rasa bahagia mereka bakal menghindari sumber-sumber kebahagian atau hal-hal yang menyenangkan baginya.
ilustrasi ketakutan (Wokandapix / Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perasaan bahagia umumnya merupakan rasa yang paling dicari-cari oleh setiap orang. Namun tidak bagi pemilik cherephobia.

Cherephobia merupakan rasa takut yang berlebihan terhadap rasa bahagia. Orang yang mengidap cherephobia bakal menghindari sumber-sumber kebahagian atau hal-hal yang menyenangkan baginya.

Cherephobia berasal dari bahasa Yunani chairo yang bermakna suka cita. Kata ini biasa digunakan orang-orang Yunani untuk menunjukkan bahwa mereka enggan ikut serta dalam kegiatan yang menyenangkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan laporan Business Insider, istilah cherephobia sejauh ini tidak terdefinisi dengan baik. Istilah ini bahkan tak masuk dalam edisi terbaru buku panduan kesehatan mental Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5). Akan tetapi, menurut Healthline, beberapa ahli medis memasukkan cherophobia sebagai salah satu bentuk fobia.


Orang dengan cherephobia memang tak selalu dirundung kesedihan. Mereka hanya menjauhi berbagai kegiatan yang membuat bahagia lantaran berpikir rasa itu justru berdampak buruk terhadap mereka.

Gejala yang timbul biasanya meliputi ketakutan ketika diundang di berbagai ajang pertemuan, menolak ajakan kegiatan menyenangkan, berpikiran rasa bahagia dapat mengakibat sesuatu yang buruk, dan menolak kesempatan karena takut perubahan sesuatu yang buruk usai bahagia terjadi.

Orang dengan Cherephobia meyakini bahwa dengan bahagia justru mereka jadi orang yang buruk. Mereka percaya bahwa menunjukkan kebahagiaan bakal berdampak buruk untuk keluarga dan teman, serta berpikir bahwa bahagia hanya membuang waktu dan usaha.

"Memang seolah tak biasa melihat orang takut akan rasa yang baik. Tapi jika dilihat dari penyebab misalnya berupa hukuman di masa kecil, itu bisa jadi normal," kata psikiater Carrie Barron di Psychology Today.

Barron mencontohkan hal itu bisa saja terjadi setelah seseorang mengalami situasi buruk setelah merasa bahagia di masa lalu.

Mengutip Business Insider, Barron menyebut cherephobia bisa ditangani dengan mengulik masa lalu penderita. Orang dengan cherephobia mesti bisa menoleransi kebahagian tanpa harus berpikiran negatif. Beberapa terapi psikologi bisa mengobati hal ini.


Sementara itu, seorang cherephobia Stephanie Yeboah menjelaskan rasa takut yang dimilikinya.

"Itu adalah perasaan putus asa total yang mengarah pada kecemasan untuk aktif dalam sesuatu yang membuat bahagia. Tidak selalu hidup dalam rasa sedih. Dalam kasus saya, cherephobia dipicu peristiwa traumatis," kata Yeboah kepada The Metro.

Yeboah mencontohkan dia merasa takut saat merayakan keberhasilan, menyelesaikan tugas sulit, dan bahkan saat mencapai target. Yeboah mengaku sulit untuk mengobati rasa takutnya karena kurangnya sumber informasi.

Kini, Yeboah hanya berusaha berdamai dan tak terlalu memikirkan fobia yang dimilikinya. (chs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER