LANCONG SEMALAM

Taman Mini Indonesia Indah, Wahana Rekreasi Rasa Orde Baru

agr | CNN Indonesia
Minggu, 22 Apr 2018 10:00 WIB
Jika rindu kampung halaman, tak ada salahnya mengunjungi anjungan-anjungan di Taman Mini Indonesia Indah.
Teater IMAX Keong Mas yang menjadi ikon TMII. (CNN Indonesia/Agung Rahmadsyah)
Jakarta, CNN Indonesia -- Berwisata di Jakarta tak melulu harus ke mal, Monas atau Ancol. Di bilangan Jakarta Timur juga ada tempat rekreasi Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang seru untuk dikunjungi, terutama jika membawa anak kecil.

TMII resmi dibuka untuk umum pada 20 April 1975. Tahun ini TMII tepat berusia ke-43 tahun. Berdasarkan info yang didapat dari situs resminya, TMII dibangun di atas lahan seluas 150 hektare.

Yayasan Harapan Kita, yang saat itu diketuai mendiang Tien Soeharto, menjadi pengelola awal TMII. Ibu Tien juga menjadi sosok yang menggagas terbentuknya TMII.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut sumber lain, dulunya TMII sempat ingin dibangun di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Namun Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin, menyarankan untuk memindahkannya ke Jakarta Timur tepatnya di kawasan Pondok Gede.

Pembangunan TMII tak lepas dari tentangan yang dilancarkan oleh para mahasiswa saat itu. Mereka merasa anggaran sebesar Rp10,5 miliar sangatlah mubazir untuk pembangunan proyek bernama Miniatur Indonesia Indah. Dengan alasan sebagai wahana rekreasi pendidikan, pembangunan tetap berjalan.

Jika ingin mengunjungi TMII, ada empat pintu yang bisa diakses sebagai jalan masuk. Namun saat saya kunjungi pada Rabu (18/4), saya memilih masuk lewat pintu masuk utama yang terletak di dekat Museum Purna Bakti Pertiwi.

Taman Mini Indonesia Indah, Wahana Rekreasi Rasa Orde BaruBerkeliling kawasan juga bisa naik kereta mini. (CNN Indonesia/Agung Rahmadsyah)

Selain taman dan replika rumah daerah dari berbagai provinsi Indonesia, TMII juga memiliki banyak museum. Menurut situs resminya, TMII memiliki 18 museum namun berdasarkan buklet yang saya dapat ada 19 museum. Nampaknya info di situs resmi TMII belum diperbarui.

Tak hanya situs, sistem pembayaran di TMII pun masih menggunakan uang tunai. Ini cukup merepotkan bagi mereka yang tidak gemar membawa uang tunai dalam jumlah banyak.

Museum menjadi hal menarik bagi saya dan TMII bisa dikatakan sebagai gudangnya museum di Jakarta. Dari sekitar 60 museum di Jakarta, lebih dari 30 persennya ada di TMII. Sayangnya tidak banyak orang yang tahu hal ini. TMII lebih dikenal sebagai lokasi untuk resepsi pernikahan atau tempat berkumpul komunitas.

Terkait resepsi dan komunitas, bukan hal yang mengerankan jika mereka memilih TMII karena banyak lahan yang bisa disewa. Bahkan untuk komunitas daerah, menyewa salah satu anjungan di TMII untuk berkumpul seakan menjadi obat rindu akan kampung halaman.

Taman Mini Indonesia Indah, Wahana Rekreasi Rasa Orde BaruAnjungan Sumatera Barat. (CNN Indonesia/Agung Rahmadsyah)

TMII beroperasi mulai dari hari Senin sampai Minggu, mulai pukul 7 pagi sampai pukul 10 malam. Harga tiket masuknya Rp15 ribu per orang, dan kendaraan bermotor mulai dari Rp10 ribu per unit. 

Untuk masuk museum harus membayar tiket lagi yang berkisar Rp2.000 sampai Rp15 ribu per orang. Hanya Museum Penerangan dan Bayt Al-Quran yang menggratiskan tiket masuknya.

11.00 - Museum Listrik dan Energi Baru

Hari itu, seluruh sudut di TMII sedang sibuk bersiap menggelar perayaan ulang tahun TMII. Saat saya mengarahkan kendaraan menuju Museum Listrik dan Energi Baru, saya melihat anjungan Sumatera Barat dan Kalimantan Selatan sedang sibuk menata lokasi.

Sebagai penggemar Nikola Tesla, saya merasa penasaran dengan isi museum ini. "Memangnya apa saja sejarah listrik di Indonesia?" saya berpikir saat itu. Karena penasaran, akhirnya saya membeli tiket untuk masuk ke Museum Listrik dan Energi Baru seharga Rp10 ribu.

Taman Mini Indonesia Indah, Wahana Rekreasi Rasa Orde BaruPenjelasan di Museum Listrik dan Energi Baru. (CNN Indonesia/Agung Rahmadsyah)

Setelah saya masuk pertanyaan saya pun terjawab, ternyata sejarah listrik di Indonesia telah dimulai sejak era pembangunan pembangkit listrik tenaga air dan waduk. Seperti yang kita ketahui, banyak sekali pembangkit listrik tenaga air yang sudah dibangun sejak era kolonial Belanda.

Namun layaknya museum pada umumnya, Museum Listrik dan Energi Baru juga jauh dari kata menyenangkan bahkan cenderung membosankan. Hal-hal yang atraktif tidak diperhatikan. Museum ini hanya memajang benda-benda yang sudah tidak ada fungsinya lagi.

Saat saya melihat Tesla Coil dan hendak mencobanya, tombol hijau yang bertuliskan "Silakan tekan, maksimal tiga kali" sama sekali tidak berfungsi. Harapan saya melihat petir yang keluar dari kumparan logam pun pupus.

14.00 - Bawal Laut Goreng

Usai menunggu hujan reda di Museum Listrik dan Energi Baru, saya merasa lapar tak bisa ditunda lagi. Segera saya arahkan kendaraan menuju tempat makan di tepi danau dekat Taman Legenda Keong Emas.

Tidak ada yang istimewa dari tempat makan itu, hanya sekadar warung yang menjual beragam makanan. Namun Anda tak usah khawatir tertipu, karena harga sesuai dengan yang tertera di daftar.

Taman Mini Indonesia Indah, Wahana Rekreasi Rasa Orde BaruMenu makan siang Bawal Laut Goreng. (CNN Indonesia/Agung Rahmadsyah)

Untuk satu porsi bawal goreng beserta nasi bisa ditebus dengan harga tak sampai Rp40 ribu. Cukup bersahbat untuk ukuran kawasan wisata di Jakarta.

Tapi jika datang sekeluarga, jangan malu untuk membawa rantang makanan dari rumah. Di musim libur Lebaran, ratusan ribu pengunjung yang datang biasa piknik di taman-tamannya yang luas.

14.30 - Museum Pusaka

Usai menyantap Bawal Laut Goreng, saya hendak melangkahkan kaki menuju Dunia Air Tawar. Namun ternyata ada sebuah museum di sebelah kiri yang di atasnya ada benda menyerupai keris. Karena masih satu area, saya rasa sayang untuk diabaikan.

Setelah saya dekati ternyata itu adalah Museum Pusaka, tempat yang berisikan senjata-senjata tradisional dari beragam usia.

Museum ini terdiri dari dua lantai, semuanya berisi senjata tradisional yang ada di Indonesia. Sayangnya tempat ini didominasi oleh keris. Saya tidak melihat karambit atau badik di tempat ini. Barangkali saya yang kurang teliti menjelajahinya.

Taman Mini Indonesia Indah, Wahana Rekreasi Rasa Orde BaruKeris-keris berharga yang dipajang. (CNN Indonesia/Agung Rahmadsyah)

Belum lagi hal yang membuat tempat ini tidak nyaman adalah udara yang sagat pengap karena minimnya sirkulasi udara. Jangankan pendingin ruangan, kipas angin pun sulit ditemukan. Udara sejuk dari pendingin udara hanya terasa di ruang cendera mata.

Karena banyaknya benda peninggalan dari zaman kerajaan-kerajaan di Indonesia, saya mencoba bertanya perihal hal-hal di luar nalar yang pernah dialami oleh para petugas.

Salah seorang penjaga yang enggan ditulis namanya mengatakan, jika dirinya belum pernah mengalami kejadian gaib secara langsung terkait benda-benda tersebut.

"Kalau security yang jaga malam, ada yang pernah liat beberapa keris gerak-sendiri. Kalau saya sih jangan sampe," ujarnya.

15.00 - Dunia Air Tawar

Saya ingat akhir tahun 1990-an, saya diajak ke tempat ini oleh ayah dan melihat ikan Arapaima yang besarnya melebihi ukuran tubuh saya. Tentu saja saat itu saya terpukau melihatnya. Barangkali hal itu yang membuat saya memiliki ketertarikan terhadap ekosistem bawah air.

Kali ini saya mengunjungi Dunia Air Tawar dengan sedikit bekal ilmu aquascape, sehingga sedikit harapan melihat flora air khas Indoensia. Tidak sekadar faunanya semata. Karena pemandangan itu bisa dilihat di Jalan Pamekasan, Jakart Pusat.

Taman Mini Indonesia Indah, Wahana Rekreasi Rasa Orde BaruInstalasi di Dunia Air Tawar. (CNN Indonesia/Agung Rahmadsyah)

Namun sayangnya, hal itu tidak saya dapatkan. Hanya ada beberapa lumut dan tanaman kecil yang ditaruh untuk sekadar memenuhi ruangan semata, tanpa memerhatikan komposisi dan tata letak.

Tempat ini disebut sebagai kedua yang terbesar di Asia untuk kategori akuarium dan taman biota. Namun sekali lagi tempat ini masih kurang atraktif, khususnya jika ingin menarik pelajar zaman sekarang.

Bukankah salah satu tujuan utama TMII adalah edukasi? Sayangnya ini bukan era orde baru, di mana setiap murid bisa dipaksa tunduk dengan satu jenis ancaman saja: "Besok saya panggil orang tua kamu ke sekolah!"

16.00 - Dunia Serangga

Tempat ini sangat jauh dari kata menarik, hanya ada sosok serangga yang telah diawetkan kemudian ditusuk jarum agar bisa menimbulkan kesan merayap atau terbang. Untuk masuk ke tempat ini, Anda harus mengunjungi Dunia Air Tawar juga. Karena harga Rp25 ribu bisa digunakan untuk masuk ke dua lokasi ini.

Taman Mini Indonesia Indah, Wahana Rekreasi Rasa Orde BaruPengunjung di Dunia Serangga. (CNN Indonesia/Agung Rahmadsyah)

Ada sebuah ruang audio visual di tempat ini, tapi ruangan tersebut tidak difungsikan. Entah apa alasannya, saya terlampau malas menanyakan hal ini kepada pengelola. Padahal saat itu, sedang ada rombongan mahasiswa biologi dari salah satu perguruan tinggi di Bandung yang sedang berkunjung.

Taman kupu-kupu di tempat ini juga tidak nampak seperti rumah bagi serangga yang memiliki corak indah itu. Saya hanya melihat empat ekor kupu-kupu yang terbang, sisanya hanya tumbuhan dan sedikit bunga.

17.30 - Anjungan Jawa Timur

Hampir seluruh wahana di TMII selesai beroperasi pukul 17.00, sehingga saya harus berputar-putar untuk melihat aktifitas apa saja yang tersisa dari TMII di sore hari.

Sejauh saya mengelilingi TMII, saya berpapasan dengan beberapa orang yang sedang lari sore ataupun bersepeda. Anjungan daerah pun sudah tidak ada kegiatan, kecuali orang duduk-duduk.

Namun tidak dengan Anjungan Jawa Timur, karena di tempat itu terlihat sekitar 12 orang sedang berlatih kesenian Reog dari daerah Ponorogo. Satu hal yang menarik dari Reog Ponorogo bagi saya adalah sebuah alat musik tiup bernama Sompret.

Bagi saya suara yang dihasilkan Sompret bernuansa psikedelik. Sembari menunggu mereka usai berlatih, saya pun menikmati bunyi yang dihasilkan oleh Sompret sembari menyantap mie ayam di sebuah warung pinggir danau seberang Anjungan Jawa Timur.

Rupanya mereka berlatih untuk tampil di akhir pekan.

"Yo digawe nyenengke cah Ponorogo sing sesuk mrene, mas (Ya buat menyenangkan hati orang-orang Ponorogo yang besok ke sini, mas)," ujar sang pemimpin sanggar tari, saat saya tanya usai mereka berlatih.

Setelah matahari benar-benar tenggelam, saya akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah. 

(ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER