Jakarta, CNN Indonesia -- Memasuki pekan-pekan terakhir di bulan Ramadan, semarak Hari Raya Idul Fitri kian terasa. Salah satu persiapan yang dilakukan menyambut hari yang fitri ini adalah baju lebaran terutama bagi kaum milenial.
Baju lebaran tak mesti baju baru. Padu padan busana lama juga dapat menciptakan baju lebaran yang kekinian dan trendi. Beberapa desainer papan atas Indonesia seperti Mel Ahyar, Didiet Maulana dan Itang Yunasz membagikan beberapa tips dan trik padu padan busana di Hari Raya.
Bagi Mel yang utama dari padu padan busana adalah kenyamanan. "Tips dan trik padu padan yang paling utama adalah kenyamanan, pakai apapun asal nyaman," kata Mel di Jakarta, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain kenyamanan, Mel juga menyarankan agar memiliki banyak outer atau luaran sehingga mudah dipadu-padankan. Menurut Mel, tuntutan sosial media membuat generasi milenial senang berganti-ganti pakaian untuk kebutuhan fotografi. Untuk menyiasati hal itu, outer menjadi solusi.
"Kalau
ngomongin milenial berarti harus praktis dan bisa gonta ganti karena cepat bosan. Jadi harus memilih busana yang bisa divariasi, atasan, kain, celana kerundung, jubah, outer. Karena tiap hari posting baju baru atau setidaknya look-nya yang baru," tutur Mel.
 Koleksi Mel Ahyar. (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino) |
Sementara itu, Didiet juga sepakat dengan Mel soal busana yang nyaman. Menurut Didiet, iklim yang tropis di Indonesia membuat orang lebih banyak berkeringat sehingga harus memilih bahan yang nyaman.
Perkara warna, Didiet memprediksi tren warna cerah akan diminati di Hari Raya nanti. Potongan kain yang modern juga semakin banyak dicari.
 Koleksi Didiet Maulana. (Foto: Dok. Plaza Indonesia) |
"Bisa kaftan dengan potongan muda dan berbau milenial akan kuat sekali. Bisa juga padu padan jaket
crop tee, celana
high way, atasan yang
oversize dan corak yang bertabrakan juga bisa jadi inspirasi," ucap Didiet.
 Koleksi Itang Yunasz. (Foto: Dok. Plaza Indonesia) |
Sementara itu, Itang menyarankan untuk memilih baju yang sederhana dan tetap menjadi diri sendiri.
"Jangan sampai menjadi korban mode, ikut-ikutan saja. Buat saya, ramadan adalah kesederhanaan," ujar Itang.
(rah)