Jakarta, CNN Indonesia -- Industri busana muslim atau kini lebih dikenal dengan busana modest tengah bergeliat di Indonesia. Tak tanggung-tanggung pemerintah bahkan menargetkan Indonesia bisa menjadi pusat industri busana modest pada 2020.
Ditopang dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia, bukan tak mungkin ambisi itu dapat tercapai. Namun, desainer busana modest Itang Yunasz menilai mimpi itu baru dapat tercapai jika ditunjang dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni.
"Saya rasa bisa (menjadi pusat industri busana modest), tapi harus dibantu oleh pemerintah dengan sdm yang benar-benar kuat. Kita kalahnya di saat seperti ini di SDM," kata Itang saat berbincang dengan
CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Itang, SDM Itu harus mampu memasarkan busana modest dalam jumlah besar ke berbagai daerah di Indonesia dan menjaukau pasar mancanegara.
Selama ini, Itang yang sudah berkecimpung lebih dari 35 tahun dalam dunia mode beranggapan desainer kurang pandai memasarkan produk mereka. Itang mengkritik para desainer muda yang membuat pakaian sebatas hingga peragaan busana saja.
"Banyak sekali desainer muda yang punya potensi yang sangat hebat membuat baju di luar batas naluri yang saya punya. Tapi tidak ditunjang dengan pemasaran atau partner yang baik. Supaya barang yang tadinya ditepuk-tepuk saat show bisa dipasarkan. Sekarang setelah fashion show, enggak ada bisnisnya," tutur Itang.
Itang juga melontarkan kritik untuk industri mode Indonesia yang fokus pada couture atau adibusana dan alta moda. Pada desainer cenderung mengabaikan pasar kelas menengah yang menghidupkan industri mode di Indonesia.
 Peragaan busana Itang Yunasz di Jakarta Fashion Week 2015. (Foto: CNNIndonesia/Safir Makki) |
"Industri kita itu sudah nyemplung lebih ke couture, alta moda, sesuatu yang buat pesta. Tapi mereka nggak mikirin ratusan juta orang yang ada di bawah itu," ucap Itang.
Di sisi lain, Itang juga memberikan saran pada desainer muda menimba ilmu dari para perancang yang sudah matang agar dapat mengetahui seluk beluk industri mode dengan baik.
Bagi desainer yang memutuskan untuk mulai memasarkan produknya, Itang menyarankan untuk tidak mudah terlena jika produk yang dihasilkan mulai memperlihatkan hasil. Bagi Itang, bekerja sebagai perancang merupakan pekerjaan sepanjang hiduo.
"Karena bikin label itu bukan satu atau dua tahun. Kita harus mikirin sepanjang hidup," ujar Itang.
Itang merupakan pelopor industri busana Muslim di Indonesia. Di awal tahun 2000-an, Itang mengubah haluan dengan fokus pada busana Muslim yang saat itu belum diminati.
Itang membuka label khusus baju koko di Pasar Tanah Abang pada 2005 dan merambah busana Muslim untuk perempuan di Tanah Abang pada 2010.
 Peragaan busana Itang Yunasz di Indonesia Fashion Week 2016. (Dok/Foto: CNNIndonesia/Adhi Wicaksono) |
Itang merupakan salah satu desainer yang memiliki rentang label yang menjangkau seluruh masyarakat mulai dari kelas menengah atas hingga menengah ke bawah dengan kelompok usia yang beragam.
"Saya ingin suatu hari ada penerus saya, entah siapa, untuk ikut membenahi atau membuat koleksi baju yang bisa untuk orang banyak," kata Itang.
(rah)