7 Hal Terlarang dan Berbahaya Dilakukan Saat Terjadi Gempa

Elise Dwi Ratnasari | CNN Indonesia
Senin, 06 Agu 2018 16:29 WIB
Karena panik seringkali banyak orang tak sadar melakukan hal-hal yang berbahaya saat menyelamatkan diri dari gempa, berikut hal terlarang untuk dilakukan.
ilustrasi lari (ANTARA FOTO/Yusran Uccang)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gempa bumi melanda Lombok pada Minggu (5/8) dengan kekuatan 7 SR.

Gempa pun memunculkan peringatan dini tsunami. Meski peringatan tsunami telah dicabut, namun gempa susulan masih dirasakan warga.

Gempa bisa terjadi di mana pun dan kapan pun. Oleh karenanya, masyarakat diminta waspada dan tidak melakukan hal-hal yang justru membahayakan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dilansir dari berbagai sumber, ada tujuh hal terlarang dilakukan saat gempa. 

1. Berlari keluar secepat mungkin

Saat berada di dalam rumah atau gedung, orang cenderung berlari sekencang mungkin saat merasakan gempa. Anggapannya, gempa akan merobohkan bangunan sehingga yang terbaik dilakukan adalah berlari menghindar. Rupanya ini merupakan anggapan yang tidak benar. 

Riset banyak membuktikan bahwa korban luka banyak berjatuhan justru saat orang melarikan diri dari dalam gedung. Jendela atau pernik interior ruang dapat jatuh akibat goncangan dan orang dapat terkena pecahannya saat berlari. Sebaiknya tetap berada di posisi semula, yang berada di dalam ruangan tetap di tempat begitu pula yang berada di luar. 

2. Keluar kamar

Bagaimana jika berada di dalam kamar? Ahli menyarankan untuk tetap berada di tempat tidur. Lindungi kepala dengan bantal. 

Orang disarankan untuk keluar kamar jika kasur berada di bawah lampu yang cukup besar dan berat. Saat gempa, aksesori interior seperti ini rawan jatuh dan melukai orang. 

3. Memakai lift

Gedung kerap memiliki fasilitas lift untuk berpindah ke lantai lain dengan cepat daripada dengan tangga. Namun saat gempa, tidak disarankan menggunakan lift meski terkesan lebih cepat. 

Saat terjadi gempa, dikhawatirkan terjadi gangguan listrik. Tak hanya komunikasi terganggu, kinerja lift pun demikian. Sebaiknya gunakan tangga darurat untuk menghindari kejadian terperangkap dalam lift.  


4. Berteriak meminta pertolongan

Ketika terjebak di dalam suatu ruangan atau gedung, orang kerap secara otomatis berteriak untuk meminta pertolongan. Padahal cara ini tidak dibenarkan. 

Berteriak dapat menyebabkan masuknya senyawa berbahaya ke dalam tubuh lewat debu. Amati benda sekitar dan gunakan yang sekiranya dapat menimbulkan bunyi misalnya pipa yang dipukulkan pada tembok. 

5. Berdiri di pintu

Gempa pernah melanda California, Amerika Serikat beberapa tahun lalu. Banyak bangunan runtuh termasuk rumah-rumah. Namun tampak rangka penyangga pintu masih utuh berdiri. Hal ini memunculkan anggapan bahwa berdiri di pintu jadi solusi teraman saat gempa. 

Padahal ini tak selalu benar. Mulut pintu yang kuat hanya berada pada rumah atau bangunan tua dan menggunakan kayu besar. Di rumah modern sekarang ini, mulut pintu tidak sekuat itu. 

6. Berkendara lewat jembatan

Gempa juga dapat terjadi saat berkendara. Jika terjadi, maka disarankan untuk menghindari jalur yang melewati jembatan atau terowongan. Kedua lokasi ini rawan runtuh saat terjadi gempa. 

Solusi lain yang bisa dilakukan ialah menghentikan mobil dan tetap berada di dalam mobil. Pastikan tidak memarkir mobil di bawah pohon, di bawah jalan layang, tiang listrik atau dekat gedung. 


7. Memanjat furnitur

Gempa memungkinkan interior bangunan runtuh sehingga orang perlu berlindung dari serpihannya. Jika berada di dekat meja besar atau furnitur lain, maka sebaiknya jangan berada di atasnya. Lindungi diri dengan berada di bawah meja atau furnitur tersebut agar tak terluka akibat serpihan interior. (chs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER