Risiko Diabetes yang Meningkat di Tengah Pro-Kontra Diet Keto

CNN Indonesia | CNN Indonesia
Senin, 20 Agu 2018 06:58 WIB
Pro kontra diet keto masih jadi perdebatan. Teranyar, diet jenis ini disebut bisa memicu peningkatan risiko diabetes tipe-2.
Ilustrasi. Foto: CNN
Jakarta, CNN Indonesia -- Pro kontra soal sehat atau tidaknya diet keto hingga kini masih menjadi bahan perdebatan. Beberapa orang mengklaim bahwa diet ini ampuh menurunkan berat mereka, sementara lainnya menyebut ada sederet penyakit berbahaya yang mengintai di belakangnya.

Sebagaimana diketahui, diet keto menerapkan pola makan rendah karbohidrat dan tinggi lemak. Diet ini menganjurkan pengikutnya untuk mengonsumsi lemak sebanyak 60-70 persen dari total kebutuhan nutrisi dalam sehari.

Penelitian teranyar yang diterbitkan dalam Journal of Physiology menyebut bahwa diet keto bisa memicu peningkatan risiko diabetes tipe 2. Pasalnya, diet ini menghambat tubuh dalam mengontrol gula darah, serta memicu resistensi insulin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Salah satu penulis studi, Christian Wolfrum, mengatakan bahwa ketika hati tak mampu merespons kadar normal insulin untuk mengontrol gula darah, risiko diabetes akan semakin terdorong untuk meningkat. Diabetes, kata dia, adalah salah satu masalah terbesar yang dihadapi masyarakat dunia saat ini.

"Meski diet ketogenik diketahui sehat, tapi temuan kami menunjukkan bahwa mungkin ada peningkatan risiko resistensi insulin dan menyebabkan diabetes tipe 2," kata Wolfrum, mengutip News.sky.

Setidaknya, studi ini menjadi pengingat bahwa setiap diet yang memberlakukan pembatasan-pembatasan ekstrem menyebabkan masalah-masalah kesehatan yang tak terduga, sebagaimana yang diungkapkan profesor epidemiologi genetik di Kings College, London, Inggris, Tim Spector.

"Banyak orang yang membatasi asupan karbohidratnya dengan mengurangi konsumsi tanaman dan asupan serat. Namun itu memiliki efek buruk pada kesehatan," kata Spector.


Di Indonesia, pola diet keto juga telah mendapatkan penolakan. Beberapa waktu lalu, Kementerian Kesehatan RI menyatakan tidak merekomendasikan masyarakat untuk menerapkan diet ini. Alasannya, diet keto tidak menerapkan gizi seimbang.

"Secara gizi, kami sudah bicara dengan beberapa pakar gizi bahwa keto itu tidak boleh dibuat gaya hidup. Jadi, paling hanya dalam kurun waktu tertentu saka, karena kami tidak merekomendasikan itu," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes yang diwakili oleh Kepala Seksi Gangguan Metabolik, Sylviana Andinisari di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Diet keto pada awalnya diterapkan untuk penderita epilepsi atau ayan. Mengurangi asupan karbohidrat bagi penderita epilepsi dipercaya dapat mengurangi hantaran listrik di otak yang sering menyebabkan kejang. (bel/asr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER