Jakarta, CNN Indonesia -- Hari Raya Idul Adha, umat Islam dianjurkan menunaikan dua rakaat shalat sunnah dan dianjurkan pula menyembelih hewan kurban bagi yang mampu.
Kegiatan penyembelihan hewan kurban ini menjadi pemandangan biasa di mana-mana. Setelah disembelih, daging-daging kurban pun dikemas dalam kantong plastik dan didistribusikan kepada orang yang membutuhkan.
Namun demi 'diet plastik,' warga lingkungan Rukun Warga (RW) 07, Kelurahan Kebon Pisang, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, membagikan daging kurban dengan yang lebih cara ramah lingkungan yakni mengganti penggunaan kantong plastik dengan besek dan bongsang bambu alami.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menyiapkan besek dan bongsang ini sejak tadi malam. Ada 700 besek dan bongsang yang kita dapatkan dari daerah Cileunyi dan Dulatip," ujar Ketua RW 07 Herman Sukmana, Rabu (22/8).
Herman menjelaskan, penggunaan wadah ini memang bertujuan untuk mengurangi sampah plastik yang tak bisa didaur oleh alam. Tak cuma itu, penggunaan wadah dari bambu ini dianggap juga lebih aman untuk kesehatan.
"Dengan memakai besek dan bongsang, daging juga lebih aman dari kontaminasi bahan kimia plastik. Lebih sehat, apalagi ini juga sekalian membantu para perajin besek untuk lebih sejahtera karena sekarang kurang diminati," ungkapnya.
Sebenarnya, wadah bambu atau bongsang ini sudah cukup akrab di kalangan warga. Pasalnya, besek atau bongsang ini biasanya digunakan untuk mengemas tahu sumedang dan juga peyeum khas Bandung.
Hanya saja baru tahun ini bongsang dan besek dipakai untuk membungkus daging.
"Sudah budaya kita dari turun temurun, hanya saja sekarang kalau kita lihat orang sering pakai kresek dan styrofoam. Dengan menggunakan besek ini kita juga ikut melestarikan budaya kita sendiri," ucapnya.
Hanya saja tak dimungkiri, Herman mengaku bahwa penggunaan besek dan bongsang dalam mendistribusikan daging kurban jauh lebih repot dan mahal dibanding memakai kantong plastik.
Soal harga, satu buah bongsang berukuran 20 sentimeter Rp500. Sedangkan bongsang dengan ukuran 15 x 15 centimeter dibanderol dengan harga Rp 1.000.
Tahun Depan Gunakan MistingHerman berharap, tahun depan warganya bisa menggunakan misting makanan untuk mendistribusikan daging kurban.
"Alhamdulillah, rencana tahun ini semua warga mau menyumbang beli besek dan bongsang untuk mengganti kresek. Tahun depan kita harapkan bisa pakai misting," ujar Herman.
Misting atau tempat makanan yang biasa dipakai di berbagai kegiatan luar ruangan akan lebih baik digunakan karena tidak lagi menghadirkan sampah, selaras dengan gaya hidup
zero waste. Penggunaan misting makanan juga diharapkan bisa bertahan lama karena bisa digunakan secara berulang-ulang.
(chs)