Lombok, CNN Indonesia -- Kementerian Pariwisata memiliki tiga langkah yang akan dilakukan dalam program pemulihan Lombok Bangkit.
Untuk memastikan semua hal berjalan sesuai rencana dan pariwisata Lombok tetap aman setelah bencana gempa, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengunjungi Lombok, Nusa Tenggara Barat pada Kamis (30/8).
Dalam kunjungan ini, Menpar mengunjungi sejumlah lokasi. Pertama adalah Pusat Oleh-Oleh Sentra Kerajinan Lombok Utara di Pelabuhan Teluk Nara, yang ikut terkena dampak gempa dengan beberapa bangunan rusak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemenpar telah menyusun program Lombok Bangkit yang merupakan strategi pemulihan destinasi wisata terdampak dan promosi pariwisata tidak terdampak pasca-gempa Lombok," ujar Arief Yahya.
Dari Pelabuhan Teluk Nara, Arief bersama Kadispar Provinsi NTB Muhammad L Faosal dan rombongan menyeberang ke Pulau Gili Trawangan. Tiba di Gili, Arief langsung menjalankan ibadah Sholat Taubat bersama para pengungsi dan aparat keamanan TNI/Polri.
Pada kesempatan ini, Arief mengutip Alquran surat Al Insyira yang salah satu ayatnya menekankan bahwa setiap ada kesulitan, pasti ada kemudahan. Dia berharap masyarakat Lombok mampu untuk bersama-sama bangkit.
"Jika kita mengalami sakit, itu adalah cara Allah mengampuni dosa-dosa kita. Tergantung pada bagaimana cara kita menilai musibah.
Trauma healing terbaik adalah dengan berprasangka baik kepada Allah," tutur Menpar Arief Yahya.
Arief menyampaikan, sesuai instruksi Presiden, pemulihan Lombok dilakukan mulai tanggal 1 September besok, berdasarkan Inpres No. 5 Tahun 2018. Isinya tentang Percepatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempa Bumi di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Kota Mataram, dan Wilayah Terdampak di Provinsi NTB lainnya.
Untuk itu, Kemenpar akan mendukung pemulihan pariwisata di Lombok melalui 3 hal.
"Pertama, manusianya. Terima kasih kepada TNI/Polri yang telah melakukan
trauma healing kepada masyarakat dan industri, salah satunya dengan cara spiritual. Untuk pemulihan bagi industri, saya sudah bicara dengan Ketua OJK untuk relaksasi aturan, misal pengurangan bunga pinjaman," ungkap Menpar Arief Yahya.
Kedua, pemulihan destinasi. Arief mencontohkan di Pelabuhan Teluk Nara, agar segera diusulkan untuk perbaikan, pihak terkait dipersilakan kirim surat ke Menhub, dengan tembusan ke Menpar.
"Ketiga, pemasaran. Promosi tetap dilakukan, NTB tetap dijual, anggaran sudah disiapkan Kemenpar, jumlahnya Rp20 miliar," tambahnya.
Arief sendiri telah menerbitkan Surat Keputusan Menteri Pariwisata tentang Tim Kerja Pemulihan Destinasi dan Promosi Pariwisata Pasca Gempa Lombok. Juga termasuk dukungan program dan anggaran Kemenpar untuk mengakomodir dan mendukung usulan program Lombok Bangkit dari Pemda NTB dan industri Pariwisata Lombok.
"Diharapkan dapat memacu semangat Pemda NTB dan industri pariwisata Lombok. Serta mempercepat program
recovery destinasi pariwisata terdampak dan promosi pariwisata tidak terdampak di Lombok," ujarnya.
Selain itu, Kemenpar juga melakukan Standar Mitigasi Bencana. Mulai dari Tahapan Tanggap Darurat, Tahapan Rehabilitasi dan Tahapan Normalisasi. Untuk tahapan tanggap bencana, Kemenpar telah melakukan aktivasi Tim Crisis Center.
Tim ini dipimpin Kepala Biro Komunikasi Publik, Guntur Sakti. Kemenpar juga melakukan koordinasi dengan tim tanggap darurat, memberikan layanan informasi dan layanan wisatawan, menunda promosi, destinasi terdampak. Mengembalikan kepercayaan industri pariwisata dan melakukan upaya pemulihan.
Di tahapan rehabilitasi, Kemenpar melakukan identifikasi dampak pariwisata, mendorong penyelenggaraan gelaran pariwisata dan aktivitas seni budaya. Melakukan publikasi/promosi pariwisata destinasi yang tidak terdampak. Di tahapan
recovery, nantinya akan dilakukan penghitungan dampak krisis. Menyelenggarakan kegiatan internasional dan nasional serta publikasi dan promosi pariwisata.
"Potensial kehilangan wisatawan asing sekitar 100 ribu orang. Dihitung melalui perbandingan antara jumlah wisman Bali dan Lombok 5:1, serta perbandingan masa bencana di Bali lebih lama dari Lombok 2:1. Jika di Bali pada 2017 berdampak 1 juta kunjungan wisman, maka gempa bumi Lombok berdampak 10% sebesar 100 ribu orang. Dampak ekonomi yang terjadi sebesar US$100 juta dengan asumsi 1 wisatawan asing mengeluarkan US$1000 per kunjungan," ujar Arief.
Pemulihan Lombok akan dilakukan selama enam bulan. Arief berharap semoga pemulihan di Lombok selesai dilakukan selama 3 bulan.
(stu)