ARTIKEL SPONSOR

Kekeringan, Bendungan Jatigede Tetap Suplai Air Irigasi

adv | CNN Indonesia
Kamis, 06 Sep 2018 00:00 WIB
Bendungan Jatigede yang terletak di Sumedang merupakan bendungan kedua terbesar di Jawa Barat.
Kondisi tampungan air di Bendungan Jatigede per tanggal 4 September 2018 (Foto: dok. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bendungan Jatigede yang terletak di Sumedang merupakan bendungan kedua terbesar di Jawa Barat. Pembangunan bendungan ini dilakukan untuk mendukung kebutuhan air irigasi sebesar 90.000 hektar di Daerah Irigasi Rentang.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Happy Mulya, mengatakan saat ini Bendungan Jatigede memang mengalami penurunan muka air waduk.

"Hal ini dikarenakan curah hujan sampai bulan Oktober diperkirakan mengalami kekeringan ekstrim. Karena tidak ada hujan maka (air) di tampungan berkurang. Meskipun kurangnya air yang masuk, namun kebutuhan irigasi kurang lebih 90.000 hektar airnya sampai saat ini masih terpenuhi," jelas Happy dalam keterangan tertulisnya, Rabu (5/9/2018).

Berdasarkan hasil pemantauan impounding (pengisian air waduk) dan operasi Waduk Jatigede per tanggal 4 September 2018, kondisi Bendungan Jatigede dengan muka air waduk berada pada elevasi 237,81 meter mampu menampung volume air sebesar 315 juta meter kubik. Dengan tampungan tersebut, waduk Jatigede masih memberikan suplai air irigasi sebesar 10 meter kubik per detik.
Kondisi tampungan air di Bendungan Jatigede per tanggal 4 September 2018 (Foto: dok. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air)Kondisi tampungan air di Bendungan Jatigede per tanggal 4 September 2018 (Foto: dok. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air) Foto: adv

Happy melihat kekeringan yang melanda bendungan disebabkan oleh faktor meteorologi.

"Sedangkan pada daerah hilir ada kekeringan antropogenik, air ada namun hilang di tengah jalan akibat pompa-pompa liar. Banyaknya pompa-pompa liar ini sudah ditertibkan, bekerja sama dengan TNI dan pihak-pihak terkait," imbuhnya.

Happy mengatakan pada awal tahun sampai dengan Mei 2018, fluktuasi muka air Waduk Jatigede berada pada pola normal.

"Namun sejak Juni 2018, kita menggunakan pola kering karena in flow relatif lebih rendah dari debit rata-rata prediksi," ujarnya. Dengan demikian, debit out flow ke waduk diperkecil mulai akhir Agustus 2018, supaya dapat digunakan untuk musim tanam ke-1 yang diperkirakan dimulai pada 1 November 2018.

"Jadi sudah ada rencana untuk tahun 2018, musim tanam pertamanya dimulai di bulan November. Pada waktu tersebut, hujan sudah mulai banyak sehingga tampungan akan bertambah dan waduk akan terisi kembali. Kekeringan yang melanda desa-desa yang terdapat di sekitar bendungan pasti akan tergenang kembali," imbuh Happy.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung, Happy Mulya (Foto: dok. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air)Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung, Happy Mulya (Foto: dok. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air) Foto: adv
Menanggapi keluhan masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan di sekitar bendungan, Happy mengatakan jaring keramba apung yang jumlahnya sangat banyak di badan waduk akan ditertibkan.

"Jaring keramba apung memang akan menurunkan mata pencaharian nelayan di sana. Sesuai aturan, itu harus ditertibkan karena jumlahnya yang sangat banyak akan menurunkan kualitas air untuk air baku. Kami akan (berkoordinasi) dengan Pemda Sumedang, seperti di (Waduk) Jatiluhur," jelasnya.

Hal lain yang terkait dengan kegiatan masyarakat di sekitar bendungan, Happy mengatakan kegiatan di hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) sudah banyak terganggu sehingga meningkatkan sedimentasi di hulu DAS yang kemudian akan mempengaruhi tampungan waduk Jatigede. BBWS Cimanuk Cisanggarung akan mengupayakan pembuatan bangunan-bangunan penahan sedimen supaya sedimen tidak bisa masuk ke genangan waduk.

Selain pemenuhan kebutuhan air irigasi, Bendungan Jatigede bermanfaat bagi pemenuhan air baku sebanyak 3.500 liter per detik bagi Kabupaten Sumedang, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu, serta Kabupaten dan Kota Cirebon. Bendungan ini juga dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebesar 110 megawatt serta pengendalian banjir seluas 14.000 hektar.
Peta monitoring hari tanpa hujan berturut-turut di Provinsi Jawa Barat per 31 Agustus 2018 (Foto: dok. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air)Peta monitoring hari tanpa hujan berturut-turut di Provinsi Jawa Barat per 31 Agustus 2018 (Foto: dok. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air) Foto: adv
Peta pemanfaatan Bendungan Jatigede untuk irigasi (Foto: dok. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air)Peta pemanfaatan Bendungan Jatigede untuk irigasi (Foto: dok. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air) Foto: adv
(syahb/syahb)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER